Benar kata Donghyun. Makin dalam kita menyelusuri hutan itu, makin gelap juga.
Padahal baru jam 11 siang.
"Ada apa sih ini?"
"Jam berapa sih sekarang? Gelap amat."
"Jam dua belas siang padahal,"
Sejeong dan Rosé mulai merinding, Yeri mulai merapat ke mereka.
"Dan! Lo milih hutan macam apa sih ini serem banget," seru Sejeong.
Daniel hanya mengidikkan bahunya sebagai tanda jawaban.
Sejeong menghela nafas kesal.
"Duh, capek gua," celetuk Donghan sambil memegang pinggangnya.
"Yaudah, coba kita cari tempat istirahat, ada gak? Yang terdekat?" ujar Taeyong sambil melihat sana-sini.
"Belum ketemu, Yong. Coba jalan lagi lebih dalem,"
Taeyong menangguk, berjalan lebih dalam lagi, lalu diikuti sama mereka.
"L-lo yakin ini gak kedaleman, Yong? Gelap banget. Ada bawa senter?" Sejeong langsung melihat kearah teman-temannya.
"Ada!"
"Idupin."
Selang beberapa menit kemudian dengan bantuan senter milik Doyoung, Taeyong langsung berteriak.
"Eh itu itu!!! Kaya ada perumahan gitu, mau kesana gak?"
"Itu apaan sih? Sejak kapan dihutan, apalagi dipergunungan gini ada perumahan?" Seulgi langsung micing-micing melihatnya.
"Lah beneran ada."
"Eh sadar gak sih kita udah naik pergunungan?" ujar Mark.
"Sumpah ya, kita udah sejauh apa sih, mau pulang!!!" rengek Yeri makin menjadi-jadi.
"Gaada cara lain, kalau capek, kesana aja. Ayo." Taeyong langsung jalan duluan menuju perumahan tersebut. Mau gak mau mereka mengikutinya.
Selang beberapa menit, mereka sampai diperumahan itu dan mulai menyimpan barang-barang mereka.
Mereka lalu duduk dilantai yang dibuat dari aspal.
"Pegel kaki gua," kata Donghan sambil memukul-mukul kakinya.
"Gue juga," sahut Donghyun yang duduk disampingnya.
"Sumpah ya, belum setengah hari gue udah muak ada disini tau gak," celetuk Yeri sambil menatap kosong.
Sejeong dan Rosé yang berada disampingnya menangguk, menyetujui perkataannya.
Hening.
Hanya ada senter milik Doyoung yang menerangi ruangan ini.
Posisi mereka sekarang berada didalam perumahan ini, masing masing duduk bersandar ketembok.
Tiba-tiba saja ada angin kencang membuat seisi ruangan merinding seketika.
BRAK!!!!!
Dentuman keras itu membuat mereka ber-lima belas kaget setengah mati.
"APA APAAN INI??!?!" pekik Daehwi kaget sambil mengelus dadanya beberapa kali.
Yeri mulai menintikan air matanya panik.
"BUKA BUKA!!!!"
Daniel langsung berlari, berusaha untuk mencoba membuka pintunya, tapi hasilnya nihil. Pintu tidak terbuka.
"DOBRAK AYO" ajak Daniel kepada semua lelaki-lelaki disana. Membuat mereka menurut.
Mereka langsung berusaha mendobrak itu secara bersamaan, tapi nihil.
"Guys," tiba-tiba Daehwi bersuara.
"Gue rasa ini bukan perumahan."
"Ini . . . . . Asylum, kan?"
✨✨✨
KAMU SEDANG MEMBACA
Outlast [✔]
Mystery / ThrillerDon't trust anyone easily. I said what I said. © woobaragi, 2017.