jadi sebagian dari kalian yang tau itu, cerita ini terinspirasi dari game bernama ‘outlast’ gitu. cuma beberapa aja yang sama, selebihnya itu terinspirasi dari pikiran aku sendiri! 😜💓
❇❇❇
00:34 A.M.
"Gue gak percaya kita bisa lari tanpa bantuan cahaya apapun," kata Sejeong sambil ngos-ngosan.
Mereka udah lari dari lantai dua ke tiga, mereka sekarang masuk ke salah satu ruangan.
Mereka terduduk dengan lemah sambil menyandar ke tembok.
"Dan, masih bawa cam recordernya?"
"Habis baterai,"
"Isilah!"
"Kak,"
Tiba-tiba Jihoon bersuara membuat Daniel dan Sejeong menoleh.
"Ada liat Mark gak daritadi?"
Daniel sama Sejeong langsung melihat satu sama lain, lalu melihat kearah Jihoon lagi, lalu menggeleng.
Jihoon yang menatap mereka hanya menghela nafas.
"Kenapa?"
"Anu, kalau Doyoung kan matinya karena dia teriak, Taeyong mati karena break the rules, ini si Yeri matinya gak tau gara-gara apa. Sedangkan Mark kan partner dia Kak, jadi dia pasti tau," jelas Jihoon.
Daniel sama Sejeong langsung manggut-manggut mengerti.
Sejeong udah berhenti nangis setelah sampai di ruangan ini, sedangkan Jihoon masih terisak.
Daniel kemudian mendekat kearah Jihoon dan mengelus pundaknya, "Udah, jangan nangis."
Jihoon menggeleng, "Gak percaya aja beberapa dari kita udah mati," katanya sambil menghapus air matanya.
Sejeong langsung merasa iba.
"Namanya juga survival, kita harus bertahan kurang lebih tiga jam atau lebih, dan dari awal gue udah tau kalau beberapa dari kita gak bisa bertahan hidup karena makhluk itu ketat banget jaganya. Disini kita hanya perlu cari clue buat ngebunuhenemy kita, so we can finally escape." jelas Daniel panjang lebar.
"Dan gue janji gue bakal bantuin kita biar gak makan korban lagi, all we need is kerja sama, dan kita bakal nyari Mark." lanjutnya.Jihoon langsung memeluk Daniel, Daniel refleks memeluk balik.
Sejeong hanya tersenyum menatap mereka.
Seketika tatapannya langsung jatuh kearah kertas yang terletak tak jauh dilantai yang Ia duduki.
Ia lalu mengambil kertas itu, lalu membacanya.
"Woi anjir, baca ini coba!" pekik Sejeong kecil, membuat Daniel dan Jihoon mendekat.
‘The culprit is more than one.’
Lalu ada kertas kecil terselip juga disitu.
‘— There's one thing for you to kill them. Can you find it?’
"Hah? Maksudnya?" tanya Jihoon yang tak mengerti.
"Ya maksudnya culpritnya ada lebih dari satu," jawab Daniel, tetap fokus dengan kertas tersebut.
"Ya tau, maksudnya kertas yang kecil ini, one thingnya maksudnya apa?"
"Gak tau, dia bilang ada benda tapi gak ada clue sama sekali itu benda apa," celetuk Sejeong.
"Ih bodo amat dengan culprit and cara nembak enemy. Yang gue mau adalah nyari Mark." Jihoon langsung merampas surat dari pegangan Sejeong, meremasnya dan membuangnya ke asal arah.
❇❇❇
"Mark gak mungkin ngilang begitu aja, pasti dia masih ada disini,"
Kata Rosé mantap, dibalas oleh anggukan oleh Daehwi.
Jadi, mereka udah dapet benda AoN itu dari Yiyang dan Jaehyun yang sempat nemuin mereka. Mereka juga udah tau kehilangan ketiga temennya itu.
Mereka menyelusuri bagian Asylum di Lantai 1, dengan bantuan oleh cam recorder yang nuntut jalan mereka.
"Kak, capek," rengek Daehwi, kemudian Ia menyandar didepan pintu.
Rosé menghela nafas, kemudian duduk disebelah Daehwi.
Hening untuk beberapa menit, sampai tiba-tiba ada angin kencang membuat Daehwi sama Rosé mulai merapat.
"A-ada apa?"
Brak!
"Awwww!" Daehwi meringis.
Karena baru saja pintu yang Ia jadikan untuk sandaran terbuka dengan keras membuat Ia terjungkal kebelakang.
Rosé langsung panik dan refleks menolong Daehwi. "Gapapa?"
Daehwi menggeleng.
Tapi kemudian Rosé dibuat kaget oleh sebuah sesuatu yang tak Ia ingin lihat. Sama. Sekali.
Daehwi juga membelalak matanya kaget.
"MARK LEEEEE!!!!"
❇❇❇
(a/n);
ow ow, siapa tuh yang ngelanggar rulesnya? :(
is that daehwi or, rosé?btw ini part terpanjang yang pernah aku tulis di works ini. 550++ words!
and lastly, double update biar kalian tambah penasaran hohoho ^ w ^
KAMU SEDANG MEMBACA
Outlast [✔]
Mystère / ThrillerDon't trust anyone easily. I said what I said. © woobaragi, 2017.