Setelah Daehwi bilang bahwa ini adalah Asylum alias Rumah Sakit Jiwa, mereka langsung panik.
Iya. Ini emang beneran bukan perumahan, ini Asylum.
"A-aneh sih pintunya udah didobrak gabisa dibuka, kan pakai tenaga, sepuluh orang lagi. Mustahil." ujar Seulgi.
"Ya terus gimana dong?! Gimana kita bisa pulang???" ujar Yeri yang udah nangis sesegukan.
Sejeong yang berada disampingnya hanya bisa mengelus dadanya.
"Kita nginap sini?" Yiyang membuka suara.
Kemudian semua dari mereka langsung menatap Yiyang. Daritadi itu anak santai banget gak keliatan panik-paniknya.
"Nginap sini? YaTuhan horror gini gamau ah," rengek Daehwi.
"Ya mau gimana lagi? Emang ada jalan keluarnya? Pintunya ga bisa di dobrak." kata Taeyong yang udah keliatan pasrah.
"Yaudah, coba aja kita ngeliat-liat dulu tempatnya, ada jalan keluar gak?" usul Jaehyun tiba-tiba.
"Huhuhu gak mau, ini Asylum, gue yakin isinya itu barang-barang yang gak mau gue liat," tolak Yeri mentah-mentah.
"Kalau gak mau tinggal sini aja Yer, sama Mark," celetuk Doyoung sambil menatap Yeri dan Mark secara bergantian.
"Ya berduaan doang mana seru!!!" pekik Yeri disela-sela tangisannya.
"Udah ih Yer gausah cengeeeeeng, as long as kita berlima-belas gini gue yakin gaakan terjadi apa-apa," Rosé berusaha menenangkan Yeri sambil mengelus pundaknya.
Yeri akhirnya menangguk pasrah.
Akhirnya mereka mengemasi barang-barang mereka dan mulai menyelusuri Abandoned Asylum ini.
Iya, mereka udah bersyukur karena gak ke Abandoned School tapi mereka malah datang secara tidak sengaja ke Abandoned Asylum ini.
Ruangannya udah kumuh banget, gak diurus. Iyalah, Abandoned juga.
Sampah berserakan dimana-mana, beberapa peralatan rumah sakit yang berjatuhan, beberapa yang rusak, dan masih banyak lagi. Dan bau rumah sakit juga.
"Daniel anjir gue kesel ya gara-gara lo," Sejeong tiba-tiba bersuara, misuh-misuh kearah Daniel.
"Gak ke Abandoned School dapetnya Abandoned Asylum. Lebih parah anjir,"
"Ya terus ngapain nyalahin gue nyet? Kan Taeyong yang suruh buat masuk kesini dih gimana sih lo,"
"Ya tapi kan—"
"Shhh, diem dulu dah." Omongan Sejeong terhenti gara-gara Jihoon bersuara.
"Kok ada yang aneh gitu ya?" ujar Jihoon.
"Ya dari awal masuk juga udah aneh nih masuk sini, barangnya berserakan dimana-mana buat gue pusing. Bau lagi," celoteh Donghan.
"Ya bukan itu maksud gue,"
"Guys masuk sini aja lah ya? Ruangan ini paling bersih deh kayanya," tiba-tiba Taeyong bersuara membuat semua menoleh kearah ruang yang dimaksud Taeyong.
Bersih dari tempat yang lain, bener dia. Soalnya ruangan yang awal-awal itu berantakan banget. Kalau yang ini lumayan lah, dari yang lain. Tapi anehnya ruangan ini gak ada namanya, membuat mereka masa bodo yang penting bisa istirahat.
Lagi-lagi mereka duduk seperti posisi mereka diawal, yaitu menyandar dengan dinding.
Mereka istirahat cukup lama disana, tanpa bersuara.
Tiba-tiba Mark menyadari ada sesuatu barang yang diletakkan ditengah-tengah ruangan.
Tanpa sekata apapun, Mark langsung menuju kesana membuat teman-temannya kaget.
"Ngapain, Mark?" tanya Donghyun.
"Maaark, kenapa?" Sekarang giliran Euiwoong yang bertanya karena Ia tak kunjung menjawab Donghyun.
Mark menuju ke sebuah
Kaca.
Mark gatau itu kaca apa, yang penting dia udah duduk didepan kaca tersebut. Cukup lama Ia menatap kaca tersebut sampai tiba-tiba
Gak ada angin gak ada hujan, tiba-tiba ada petir kencang membuat mereka semua terlonjak kaget setengah mati.
Dan tiba-tiba kaca itu juga mengagetkan Mark yang duduk didepannya.
"MARK ITU APA!!!!!!"
Kaca yang tadi bening berubah seketika dengan tulisan yang mereka yakin ditulis dengan darah, membuat mereka bergidik ngeri seketika, panik, campur aduk.
“Welcome to the game, losers.”
"Oh, shit."
KAMU SEDANG MEMBACA
Outlast [✔]
Gizem / GerilimDon't trust anyone easily. I said what I said. © woobaragi, 2017.