.
.
.
.
.
.
.
.Aku memejamkan mataku, rasa kantuk mulai menguasai diriku selepas menangis tadi.
Entah, karena aku juga sangat lelah dan tidak mau mengambil pusing dengan sikap mas Fajar.*****
Derai embun menghiasi jendela, suara burung dipagi hari terdengar berkicau menyambut surya.
Aku terbangun, dan lagi kesunyian menyambutku di pagi hari.
"Aw.." Pekik ku merasakan ngilu pada lenganku.
"Kamu gapapa?" Tanya mas Fajar menghampiriku.
Aku menjauhkan diri darinya, matanya tampak merah dan kantung matanya juga menghitam. Sepertinya ia tidak tidur semalaman.
"Aku gapapa." Lirihku melempar pandanganku darinya.
Mas Fajar menarik nafasnya.
"Mas bener-bener minta maaf atas kejadian semalam." Ucapnya.Aku tidak menatapnya, hanya mengangguk beberapa kali dan bangkit untuk mandi.
"Kamu gak usah masuk kantor dulu ya." Pinta mas Fajar.
"Pekerjaan aku di kantor banyak mas, aku gak mau dianggap menyepelekan pekerjaan yang berujungnya nanti timbul fitnah." Ujarku.
Mas Fajar terdiam, aku pun masuk kedalam kamar mandi untuk membersihkan badan yang sudah sangat bau dan lengket ini.
"Ssshhh.." Lirih ku menahan sakit.
Lenganku masih terasa ngilu dan ternyata cengkraman tangan mas Fajar juga meninggalkan bekas.
Aku menatap bayanganku di kaca, orang yang selama ini aku fikir melindungiku justru malah menyakitiku.
*****
"Perasaan sepi banget." Ucap mba Lyla yang terlihat bingung.
Aku menatapnya dan kemudian tersenyum.
"Sepi kenapa mba?" Tanyaku."Ya biasanya lo sama Fajar ada aja yang diomongin, bikin gue pusing. Nah ini kenapa hening ya? Berasa kayak ada perang dingin." Jelasnya.
Aku menatap mas Fajar yang terlihat sedang memijat keningnya, pandangan kita bertemu.
"Ahh itu perasaan mba aja kali, aku sama mas Fajar ga kenapa-napa kok! Cuma kerjaan aku lagi banyak banget nih!" Kataku sembari menunjuk tumpukan berkas di meja.
Mba Lyla memanggut, kerutan di dahinya terlihat jelas menyimpan tanya.
"Terus kamu kenapa yank? Kok mukanya kusut gitu? Matanya juga bengep merah! Emang semalem gak tidur?" Tanya mba Lyla ke mas Fajar.
Mas Fajar berdehem, suaranya terdengar serak.
"Aku gapapa." Ucapnya.Mba Lyla meraba dahi mas Fajar.
"Gak panas kok badan kamu yank." Ucapnya."Kan aku bilang aku gapapa Lyla!" Bentak mas Fajar sedikit emosi.
Mba Lyla terlihat terkejut.
"Kamu kenapa sih malah ngebentak aku? Aku gapeduli ya apa yang menimpa kamu, tapi jangan pernah bentak aku! Udahlah aku mau pulang! Dan jangan kerumah kalo kamu masih marah-marah gajelas kaya gini!" Balas mba Lyla membentak mas Fajar dan pergi meninggalkan kantor.Aku menarik nafasku, tidak mengambil pusing mengenai masalah mereka dan kembali bekerja.
"Putra.." Lirih mas Fajar.
"Hhm?" Balasku.
Mas Fajar bangkit dari duduknya, menghampiriku dengan tertatih dan...
'Brukk'
KAMU SEDANG MEMBACA
[BL] Bitch, I Love U!
RomanceRate: 18+ Like dan coment abis baca, hargai tulisan admin ya! Masukan dan kesan sangat berarti untuk admin dlm membuat cerita ini! Menceritakan tentang seorang pelacur gay yang mencoba merubah dirinya, dengan bantuan Fajar (tetangga dan kakak kelas)...