Bitch, I Love U! (part 8)

2.6K 89 2
                                    


.
.
.
.
.
.

Aku menghanyutkan beberapa tangkai bunga yang baru aku petik di taman.

"Apa yang kau lakukan?" Tanya seseorang di belakangku.

"Ni.. Nicko?" Kata ku terkejut menyadari keberadaan Nicko yang tepat berada di belakangku.

Nicko menghampiriku dengan wajah datar, kantung mata terlihat jelas terukir di kelopak matanya.

"Maaf Nick, aku gak bermaksud untuk menghina kamu alay waktu itu." Ucapku.

"Ah aku udah dengar ceritanya dari ka Nadia! Dan maaf tentang Agnes." Sambungku kemudian.

"Ini semua bukan salahmu, memang aku saja yang terlalu berlebihan." Ucapnya memandang danau yang tenang.

"Agnes satu-satunya orang yang memberikanku warna hidup setelah keluargaku tidak ada lagi disisiku." Sambungnya.

Aku menatapnya dari belakang, pakaian yang ia kenakan tampak kusam dan lusuh.

"Aku baru saja menemuinya tadi, aku menceritakan apa yang sedang menimpaku akhir-akhir ini." Jelasnya.

Suaranya terdengar parau, nafasnya juga tersengal-sengal.
"Maafin aku Nick, tapi kamu harus bisa bertahan! Apa kamu fikir dengan kondisi kamu saat ini Agnes bakalan seneng?" Ucapku.

Nicko menoleh kearahku.
"Ada apa dengan kondisiku hah? Aku sehat! Aku baik-baik saja." Kata nya.

Aku menarik nafasku.
"Singkirkan rasa sedih itu dari matamu, kau tau aku dapat dengan jelas mengetahui keadaanmu saat kita pertama kali bertemu." Jelasku.

Nicko terlihat terdiam memikirkan sesuatu.
"Aku... Aku ngga pernah bisa lepas dari kejadian itu." Lirihnya.

"Saat itu, bagaimana aku gagal menjaga orang yang sangat aku cintai... Itu.. Itu membuatku sangat terpukul! Ada apa? Apa yang salah denganku hingga Tuhan tega merenggut semua kebahagiaan yang aku miliki dulu!" Sambungnya kemudian.

Matanya memerah dan bibir tipisnya ikut bergetar.
Ia menahan tangisnya, sungguh dia adalah orang yang sangat tegar.

"Semua ini bukan salah kamu Nick, kamu harus terima kenyataan ini dan keluar dari keresahan yang kamu alami!" Pintaku kepadanya.

Nicko menatapku sinis.
"Radju Saputra.. Tau apa kau tentang hidupku? Berhenti ikut campur atas apa yang telah menimpaku!" Gertaknya.

Aku merasakan sedikit rasa sakit mendengar ucapannya, kata-katanya hampir sama dengan yang aku lontarkan ke mas Fajar dulu.

"Sebenarnya.. Kau tau kenapa mas Fajar mengajak ku pindah ke kota? Memintaku untuk kuliah dan mengejar impianku?" Ucapku.

"Itu karena aku adalah seorang pelacur di desa." Sambungku.

Nicko menatapku lagi, matanya sedikit menampakan cahaya yang sulit aku mengerti.

"Aku.. aku pernah menceritakan kisah hidupku kepadamu bukan? Aku bukanlah pelayan petani atau orang yang membantu kerja serabutan di desa. Tapi aku adalah pelacur! menjajahkan diriku dan menjual diriku untuk di nikmati oleh para predator.. Dan sebagai gantinya aku mendapatkan uang dari mereka." Jelasku kemudian.

"Dan yang lebih jauhnya aku melayani orang-orang yang memiliki nafsu tidak wajar. Aku adalah gay." Sambungku dan berusaha tersenyum menatapnya.

"Sampai akhirnya mas Fajar mengetahui profesi hinaku, dia membantuku untuk meninggalkan pekerjaan itu. Dia menyelamatkan hidupku dan mengubah kehidupanku menjadi lebih baik." Kata ku lagi.

Nicko tetap terdiam, wajahnya terlihat sayu menatapku tanpa berkata apa-apa.

"Aku tidak bermaksud apa-apa. Hanya ingin menyampaikan bahwa aku bisa berubah, dan aku yakin kau juga bisa berubah. Aku tidak peduli apa yang akan menimpaku kemudian setelah aku menceritakan kehidupan kelamku padamu. Entah kau akan menjauh atau merasa jijik denganku itu sama sekali bukan masalah untukku." Ucapku lagi membelakanginya.

[BL] Bitch, I Love U! Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang