.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
."Sekali lagi mas tanya.. Apa yang kamu lakuin ke pak Farid?" Tanya nya dengan nada yang sangat pelan.
Raut wajah mas Fajar terlihat kesal.
"Pa..pak Farid?" Ucapku cemas.Aku menelan ludahku beberapa kali, ya Tuhan apa yang aku takutkan kini benar-benar terjadi.
"A..aku.." Lirihku.
Mas Fajar terllihat kalut, matanya memerah melempar pandangannya tanpa menatapku.
"Mas kira kamu bakalan berubah.." Lirihnya menghadap keluar jendela.
Aku menarik nafasku pelan.
"Maaf mas.." Ucapku."Bagaimana jika pak Farid mempersalahkan hal ini? Kamu bisa dalam bahaya tau ngga!" Jelasnya sedikit membentak.
Aku tetap terdiam, entah kenapa aku sama sekali tidak terkejut dengan hal ini.
Mas Fajar menarik nafasnya panjang dan kuat.
"Putra... Boleh mas minta sesuatu dari kamu?" Tanyanya dengan mata yg terpejam.
Aku menggumam.
"Tolong berhenti menjadi pel*cur." Pinta nya.Angin berhembus masuk melalui jendela.
Aku sedikit mengernyitkan dahiku dan meremas map yang saat ini aku genggam."Tapi mas.."
"Sebagai gantinya, kamu boleh minta apa aja dari mas Fajar." Ucapnya memotong perkataanku.
Mas Fajar kemudian keluar dari ruangan, bahkan dari tadi dia seperti tidak sudi menatapku.
*****
Suasana yang sejuk mengisi kamar di malam hari.
Aku menatap mas Fajar disampingku yang terus saja sibuk dengan laptopnya.
"Mas.." Panggilku.
Ia menghentikan jarinya yang sedang menari diatas keyboard.
"Mas masih marah sama aku?" Tanyaku.
Mas Fajar menahan nafasnya, kemudian menutup laptopnya dan meletakannya di atas meja samping kasur.
Ia kemudian menatapku sesaat sebelum akhirnya berbaring berbalik membelakangiku.
"Mas.." Ucapku mengguncangkan tubuhnya.
Mas Fajar sama sekali tidak meresponku, aku belum mendengar sepatah kata pun darinya sejak sore tadi.
Aku menggigit bibirku, mendekatkan diri dengannya dan kemudian memeluk mas Fajar dari belakang.
"Kalo mas ngga mau ngomong juga, Putra bakalan balik ke desa dan lanjutin hidup aku sebagai pel*cur!" Ucapku sedikit mengancam.
Mas Fajar tetap tidak meresponnya, membuatku sedih dan membenamkan wajahku dalam-dalam ke punggungnya.
"Maafin aku mas.." Lirihku dengan suara tertahan.
Mas Fajar meraih tanganku yang melingkari perutnya.
"Kamu harus berhenti jadi pel*cur! Selain itu perbuatan gak baik, itu juga akan membahayakan kamu!" Katanya yang akhirnya berbicara.Aku menganggukan kepalaku dengan wajah yang masih terbenam di punggungnya.
Mas Fajar membalikan badannya berhadapan denganku, tangannya yang besar menyigap poni yang sudah hampir menutupi kedua mataku.
Mata kami bertemu dan saling memandang cukup lama.
"Iya.. Aku akan coba untuk berhenti." Ucapku memutuskan."Ta..tapi janji ya mas bakal ngabulin permintaan aku." Sambungku kemudian.
KAMU SEDANG MEMBACA
[BL] Bitch, I Love U!
RomanceRate: 18+ Like dan coment abis baca, hargai tulisan admin ya! Masukan dan kesan sangat berarti untuk admin dlm membuat cerita ini! Menceritakan tentang seorang pelacur gay yang mencoba merubah dirinya, dengan bantuan Fajar (tetangga dan kakak kelas)...