Ucapanku terhenti saat melihat seseorang yang berdiri tepat di depan pintu. Orang itu kembali, dan lebih nyata dari sebelumnya.
Seseorang yang menggunakan jaket hitam besar dengan besi panjang di genggaman tangannya.Aku menengguk ludahku beberapa kali, membuatku terpaku diam dan detak jantungku terhenti sesaat.
"Si..siapa kamu?!" Tanyaku dengan sedikit bergetar.
Orang ini semakin mendekat dan mendekat membuatku terpojok tanpa celah sedikitpun, ia pun semakin mendekatkan dirinya terus dan dengan cepatnya tiba-tiba ia mengayunan besi yang ada di genggamannya menghantam tepat ke samping kiri kepalaku.
Aku merasakan suara nyaring keras di telinga, bahkan sangat keras hingga mataku rabun. Ini tidak sakit, hanya saja aku sedikit merasakan sesuatu yang membuat kepalaku berdenging.
Semua nya tampak berputar, lagi aku menatap sosok yang ada tepat di hadapanku, sesaat ia membuka hoddie yang menutupi kepalanya, entah siapa dia, pandanganku kabur dan lagi tidak bisa menangkap sosoknya dengan jelas.Dengung di telingaku semakin kencang, ya yang bisa aku lihat saat ini hanya bayangan mas Fajar.
Aku tersungkur, ya aku sadar dan dapat merasakan ini. Aku sadar dengan apa yang terjadi padaku saat ini, bukan kah ini aneh?
Apakah akan berakhir seperti ini?
Apakah aku akan mati?
Tuhan bantu aku untuk membuka mata ini sekejap saja, biarkan aku lari dan menemui mas Fajar untuk yang terakhir kalinya dan memberitahu nya bagaimana perasaan ini tersimpan cukup lama."Kita akan terus bersama kan?"
*****
-Fajar POV-
Duarrrrr
Suara petir terdengar nyaring hingga membuat dinding ikut bergetar.
"Putra!!!!" Teriakku lantang.
Aku merasakan sekujur tubuhku panas, bahkan peluh pun tanpa sadar sudah benar-benar membasahi seluruh pakaianku.
Rasa pusing dan suara nyaring menggelegar di telinga dan kepalaku saat ini.
Tuhan sekarang aku merasakan perutku seperti terbakar."Hosh..hosh.." deru nafasku terasa lebih berat tidak seperti biasanya.
Aku belum memakan apapun sejak kemarin, bahkan untuk menekan dehidrasi aku harus menghisap peluh dari tubuhku sendiri.
Rasanya sudah hampir di ujung aku menyerah, entah mungkin memang aku harus berakhir seperti ini.'ckiiit'
Suara pintu besi terbuka perlahan-lahan bersama dengan bayangan seseorang yang semakin jelas mendatangiku.
Aku memejamkan mata dan menunduk lesu, apa sekarang? Ku harap itu adalah Lyla yang membawa kabar baik.
"Fajar?!" Ucapnya sedikit berteriak.
Aku menoleh cepat mendengar sumber suara tersebut, orang itu...
Tuhan terimakasih atas mukjizatmu."Da..mar?" Lirihku.
Rasanya aku bahagia sekali melihat Damar ada disini, tanpa sadar air mataku mengalir dengan derasnya dan kemudian pandanganku berangsur kabur, semakin kabur hingga ku rasa aku tidak dapat melihat apapun lagi.
.
.
.
."Apa yang kamu harapkan dari hal seperti itu?" Tanya mama dengan nada yang sedikit keras.
"Fajar, tolong di pertimbangkan dan di fikirkan kembali! Apa kamu sudah gila?!" Ucap ayah selanjutnya ikut serta memaki diriku.
Aku terdiam, menatap kedua kakiku yang tertutup rapat dengan gemetar.
"Maafin Fajar, aku tau kalian kecewa mendengar ini, tapi Fajar nggak bisa berbohong lagi! Fajar sudah dewasa sekarang. Dan Fajar hanya ingin mengutarakan apa yang Fajar alami sejak dulu." Ucapku membela.
KAMU SEDANG MEMBACA
[BL] Bitch, I Love U!
عاطفيةRate: 18+ Like dan coment abis baca, hargai tulisan admin ya! Masukan dan kesan sangat berarti untuk admin dlm membuat cerita ini! Menceritakan tentang seorang pelacur gay yang mencoba merubah dirinya, dengan bantuan Fajar (tetangga dan kakak kelas)...