TIGAPULUHENAM - 36

644 30 2
                                    

You like a star. So beautiful but hard to catch

Amanda melirik arloji ditangannya, waktu sudah menunjukan pukul 9 pagi.

Kini dia berada didalam lamborghini-nya, dan juga sedang merindukan seseorang yang telah membuat sebuah kesepakatan dengannya.

"Apa lagi?" Tanya Niko diseberang sana. Suara khas orang yang baru terbangun dari tidur nyamannya.

"Apa tidak boleh aku merindukan pacarku?" Tanya Amanda, dan detik berikutnya ia meruntuki mulutnya yang  mengeluarkan kata pacar dalam ucapannya tadi.

Niko terkekeh. Sementara Amanda berusaha menahan malunya, fortunately Niko tidak sedang berada dihadapannya saat ini.

"Baiklah, apa yang pacarku inginkan?" Niko menekankan kata pacar dalam ucapannya dan berhasil membuat Amanda merona.

Pipinya memang tidak sejalan dengan egonya,sial.

Amanda membeo, dia bingung ingin menajwab apa.

Namun, dapat Amanda dengar lelaki yang sedang mengeratkan benda pipih ditelinganya ini tertawa mengejek.

"Tidak jadi." Jawab Amanda kesal. Ah, sial. Dia benar-benar salah tingkah sekarang.

"Aku tutup teleponnya yah." Ego yang Amanda miliki memang besar, tapi sungguh rasa rindunya dua kali lebih besar dari egonya.

"Tunggu dulu ak--"

TIN TIN TINN!!

"Mobil sial." Amanda menggerutu lalu menggerakkan mobilnya maju.

Ada puluhan mobil dibelakangnya yang sudah dipastikan ingin menabrak lambo-nya.

"Jangan ditutup dulu. Mau ngomong." Amanda mulai membanting setirnya mencari tempat pemberhentian yang cocok untuk lambo-nya.

"Niko?"

"Hm.."

"Jadi tadi mau ngomong apa?" Tanya Niko.

"Kamu mau aku jadi apa? I mean, pacar kek gimana?"

Lagi-lagi Niko tertawa, dan Amanda kesal. Bibirnya mengerucut.

"Dasar pacar laknat!!" Amanda mulai mengeluarkan sumpah serapahnya.

"Pertama, aku mau kamu  jadi diri sendiri ajah. B ajah, hehehe." Kekeh Niko.

"Nik. I'm serious." Amanda berucap datar.

"Yes of course. Gini yah pacar, jangan jadi bukan kamu. Kamu yang dekil, kami yang ngeselin, kamu yang nyebelin, kami yang sok narsis dan sok cantik.

Itu semua aku suka. Aku suka Amanda yang selalu tertawa lepas tanpa beban. Aku sayang Amanda yang nemu jati dirinya sendiri, bukan Amanda yang berusaha jadi apa yang orang mau.

Aku akan sangat merindukan Amanda yang gila dan yang enjoy.

Just be your self. Anything in yours, i love it."

Bukan malah tersenyum senang, Amanda malah menangis. Niko menaikkan satu alisnya.

"Kenapa? Do i hurt you?" Niko memastikan. Menurutnya kata-kata yang diucapkannya tidak ada satupun yang menyinggung atau bahkan menyakiti gadisnya.

"Stupid!!" Amanda menggeram.

"Aku terlalu berusaha menjadi apa yang Julian mau hingga aku mulai lupa how to be my self." Amanda kembali menangis.

"This is your self. The lady who childish." Amanda semakin mengeraskan tangisannya, isakan demi isakan terus keluar dari mulutnya.

"Hey. Are you okay?. Tenang yah.." Niko berusaha menenangkan Amanda. Namun nihil, gadis itu terus menangis.

Amanda's StoryTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang