END

978 37 4
                                    


Sejauh apapun dia pergi, cinta tau jalan pulang.

Niko kembali kekamar hotelnya. Rasanya sakit melihat kenyataan yang lebih sakit dari 10 bulan yang lalu.

Tapi dia harus terima. Mungkin besok adalah saat yang tepat untuk mengakhiri semuanya.

Lagipula saat semuanya bermula hanya berupa kesepakatan. Tapi Niko yang salah dan mengubah semua kesepakatan itu dengan perasaan.

..yang nyata.

Niko menatap kotak kecil itu. Tatapan sendu yang bisa dia berikan. Isi dalam kotak itu hanya bisa menjadi kenangan.

Yang menetap dalam hatinya.

Niko akan merelakan semua yang menjadi kebahagiaan Amanda.

Dibanding membuat hatinya bahagia karena memiliki Amanda. Niko akan melepaskan Amanda besok.

Membiarkan Amanda berlabuh mencari orang yang benar-benar dicintainya dalam kebahagiaan.

Bukan memulai semuanya dalam kesedihan. Amanda selalu telihat bahagia , tapi wajahnya selalu berkata lain dengan sang hati.

Selamat tinggal sayang. Semoga kau bahagia.

Niko menutup gorden kamarnya. Dia berhenti menatap gemerlap pulau dewata.

Hatinya gelap dan kalut, cahaya yang dia lihat seolah mengejek posisinya sekarang.

Pelampiasan,

...lagi.

Niko menutup matanya sejenak menikmati kegelapan. Saat ini, kegelapan adalah cara terbaik untuk membuatnya merasa tenang.

Mata Niko tertutup, tapi pikirannya terus menelusuri apa yang dilihatnya tadi, saat Amanda dan Julian berpelukan sambil menangis.

Seolah mereka ingin merajut semuanya kembali.
Niko memang tidak mendengar apa yang mereka katakan.

Tapi apa yang dia lihat sudah cukup meyakinkan hatinya untuk mundur. Walau terkadang tubuhnya menolak keras dan tetap mau berjuang.

Namun dia tidak ingin membuat Amanda terkekang. Amanda bahagia, itu cukup untuknya.

"Hhh.." Niko menghela nafas gusar. Besok akan menjadi akhir. Tapi Niko masih dapat tersenyum.

Setelah apa yang dia minta, tuhan mengabulkannya meski hanya sepuluh bulan, tapi lagi-lagi itu lebih dari kata cukup.

***

Sedari tadi Kana dan Cindy terus tertawa sambil bergandengan tangan dengan pasangan mereka.

Setelah mengikat hubungan dalam janji suci yang sakral, mereka kembali bergabung dan bercengkrama dengan para tamu yang hadir.

Para pasukan merah muda.

"Hay.. makasih sudah datang." Ini yang mereka ucapkan kepada setiap tamu yang menyapa mereka dengan senyuman.

Kali ini giliran Amanda dan Niko. Niko hanya melamun, tatapannya tidak menikmati apa yang terjadi hari ini.

Hilir mudik orang-orang hanya membuatnya jenuh.
Apalagi ditambah kehadiran orang yang membuatnya gundah.

Julian ternyata juga diundang, tepatnya semua teman SMA mereka diundang.

"Selamat yah, ciee yang udah Nikah." Amanda mengulurkan tangannya memberi selamat, dilanjutkan dengan bercipika-cipiki dengan kedua pasangan mempelai.

Amanda's StoryTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang