EMPATPULUH - 40

667 24 17
                                    

There is will there is way

Setelah hari dimana Alisa mencapai puncak kemerdekaannya.

Amanda benar-benar jengkel dengan Niko-nya yang terus saja menolak untuk datang.

Ini adalah hari ke-5 misinya. Tapi tetap saja belum membawakan hasil.

Semenjak dia dan Alisa mendapat kiriman baju dari Kana dan Cindy. Alisa terus saja mengoceh tentang pacarnya yang semakin care padanya.

Jonathnya yang cemburuan ketika mengetahui Alisa sedang bersama teman cowok atau apalah itu.

Boro-boro cemburu. Bahkan saat Amanda membohongi Niko bahwa dia sedang dirumah sakit dan sekarat pun Niko langsung mengetahui kebohongannya.

Amanda berulang kali melakukan taktik agar Niko dapat hadir bersamanya ke acara pernikahan Kana dan Cindy.

Dan hasilnya selalu sama. Gagal.

Seperti saat ini, Amanda sedang duduk diruang tunggu sambil menyeruput cincaunya.

Alisa dan Jonath sudah berangkat ke Bali sejak kemarin sore.

Dan Amanda baru saja akan berangkat sore ini. Nasib memang nasib, Amanda sudah seperti Jomblo sesungguhnya ketika menatap sekeliling ruang tunggu yang penuh akan pasangan.

Mulai dari usia remaja sampai kakek nenek. Lah dia? Pacarnya masih bersenang-senang dengan dunia di New York.

Amanda melirik arloji dipergelangan tangannya. Pesawatnya baru akan berangkat pada pukul 7.

Dan sekarang masih pukul 6. Satu jam dia akan berada diantara pasangan-pasangan dalam ruang tunggu keberangkatan ini.

Sial.

Amanda memasang earphonenya. Selang beberapa menit Niko meneleponnya.

Amanda enggan mengangkat telepon itu, tapi dia juga merindukan pacarnya.

"Hmm. Kenapa? Nelpon pagi-pagi bener." Tanya Amanda datar.

Dia jengkel sekali dengan pacarnya.

"Cie ngambeknya legend banget. Udahan dong."

"Tau." Jawab Amanda kecut.

"Yaudah yah aku tutup. Hati-hati yah perjalanannya.." Hati Amanda sedikit resah ketika Niko ingin menutup teleponnya.

Tapi dia juga malu untuk menghentikan. Lagipula disana masih jam 6 pagi.

Niko butuh istirahat.

Namun, ketika Amanda ingin mengambil tasnya, dia tidak sengaja memegang tangan seorang cowok.

Amanda spontan menatap cowok itu ingin minta maaf, tapi detik berikutnya dia benar-benar kaget.

Ketika matanya bertemu dengan kedua mata biru yang sangat dirindukannya

Lelaki itu, adalah...

N i k o -nya.

Amanda terhenyak namun tidak lama. Pada detik berikutnya dia memukul lengan pacar yang dia rindukan itu.

"Dasar pembohong. Kamu bilang tidak akan datang. Sial... aku menangis lagi." Amanda mengapus airmatanya dengan punggung tangannya kasar.

"Aku ingin membuat kejutan, sayang." Niko mendekap tubuh Amanda. Dan membelai rambutnya.

"Bagaimana bisa kamu ada disini? Kapan  tiba dari NewYork?" Tanya Amanda penasaran.

Pasalnya selama hari dimana dia menyusun banyak rencana agar Niko datang ke Indonesia, dapat Amanda pastikan Niko berada di New York.

Amanda's StoryTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang