-Jangan menyesali apa yang terjadi, karna kemarin adalah yang lalu dan besok adalah yang akan datang-
*
**
Amanda PovGue berlari disepanjang Koridor sekolah mengamati setiap wajah yang lihat, gue mencari seseorang, julian. Ternyata ini adalah permainan yang Cindy rencanakan, sesuatu yang gak pernah mau gue bayangin dalam hidup, Gue tau gue egois karna ingin memiliki Julian yang gak gue cintai, tapi Sekuat kaki ini mencoba berlari tetapi hati ini menuntunya kembali.
"Eh pada lihat Julian, gak? " tanyaku kepada seseorang teman kelas julian.
" Ada tuh dikelas sama Cindy, PACARNYA" Jawaban orang ini seolah membolak-akikan hati gue yang sedang tersayat ini, cukup sudah harus gue akhiri permainan ini, Cindy gue benci sama lo.
Gue berlari menuju kelas Julian, latihan untuk menjelaskan sudah gue lakukan disepanjang perjalanan, mencoba menjelaskan yang terbaik diantara yang baik, saat tiba didepan kelas Julian kegugupan melanda hati gue, oh shit.
" Tarik nafas dalam-dalam, lo bisa, pasti bisa" Gue mencoba menyugesti diri sendiri, menenangkan, agar nanti penjelasan gue gak terbelit-belit dan membuat julian bingung.
Ketika Handle pintu sudah gue pegang, seseorang dari dalam kelas juga mencoba membuka pintu ini
Krieett
"Ju.. julian, gue pengen ngomong sama lo" Ucap gue terbata-bata karna kegugupan.
"Apa lagi? belum puas memperalat gue? " Jawab Julian datar, tbtb hati gue sangat sakit, mata gue memanas, ini adalah kesekian kalinya gue menangis ketika hati gue terasa sesakit ini, its hurt, mom.
" Tapi gue bisa jelasin, Ju" Gue mencoba membantah apa yang dikatakan Julian, meski memang benar gue mengatakan hal itu, dasar mulut bodoh.
Selang beberapa menit, Cindy keluar dari kelas dengan wajah memelasnya.
"Sayangg, kenapa lama-lama disin.. -
Oh, hay Amanda, kenalin gue Cindy, pacar baru Julian" Cindy mengulurkan tangannya, mata gue semakin memanas, dasar wanita gila. Gue benci sama lo Cind."Boleh minta waktu berduanya sebentar, 30 menit saja, Ju. Gue mohon" Kini sudah saatnya Julian tahu yang sebenarnya, meski gue gak suka sama Julian, namun setiap mengingat kenangan bahagia gue bersama Julian, seolah mencoba menghapus ingatan gue tentang Julio
dan Julian berhasil mengukir rasa nyaman dalam kehidupan gue."Oke" Singkat, padat, jelas. Itu jawaban Julian yang gue dengar dan merupakan sebuah penyetujuan, dia setuju.
Tujuan gue satu-satunya adalah hanya untuk meluruskan semuanya, gue cuma mau minta maaf, itu saja.
Amanda pov END
***
"jadi? kalo waktu 30 menit yang gue kasih hanya untuk di diemin ajah, gue pergi"Julian beranjak dari duduknya namun tangannya dicekal oleh Amanda."Gue minta maaf, Ju" Kalimat yg sedari tadi ingin di ucapkan Amanda kini berhasil melompat keluar dari mulutnya, yah dia berhasil.
"Kalo maaf bisa buat gue lupa ingatan, gue bakal minta semua kata maaf dari lo Val, tapi ini gak bisa. Lo adalah orang yang gue sayang sekaligus gue benci, Val. satu lagi, Gue bukan Boneka yang bisa lo lampiaskan rasa kangen lo ke Julio, gue bukan itu Val" Julian kini mengatakan semua isi hatinya, hatinya sangat sakit saat ia tahu bahwa Amanda hanya menganggapnya boneka yang gampang diperalat.
"Namanya Julio Antonio, orang yang berhasil merubah hidup gelap gue menjadi pelangi, ada merah, dan juga hijau dalam seper sekian detiknya. Dia tampan dan berwibawa, sangat kaku dan tidak romantis. Seorang CEO muda yang begitu di segani. Hari itu hujan turun dengan lebatnya, gue gak bisa pulang kerumah karna Ayah sedang keluar kota bersama
para pengawal Ayah, dirumah hanya tinggal ibu, pembantu dan seorang sopir, semuanya lupa ngejemput gue karna mereka semua sedang sibuk dengan kesibukan masing-masing. Hari semakin gelap, gue menangis karna ketakutan seorang diri, lalu sebuah mobil berhenti dihadapan gue, dia ngajak gue untuk pulang bersama karna hari yang semakin gelap banyak tindak kriminal dijalanan itu yang dia bilang dan gue pun naik ke mobilnya, itulah kali pertama gue ketemu dengan Julio dan langsung jatuh cinta kepadanya" Amanda menjelaskan pertemuan pertamanya dengan Julio, tak sadar air matanya telah terkumpul dipeluk mata indahnya."Lalu, didalam mobil sedan putih itu ada anak sebaya lo yang duduk di kursi belakang mobil itu, namanya Revan" Lanjut Julian yang membuat amanda menatapnya heran.
"Lo lupa sama gue, karna yang selalu lo ingat adalah Kak Julio, bukan Orang-orang disekelilingnya"Julian semakin membuat Amanda kebingungan, kini gilirannya menjelaskan.
"Gue adalah Revan, orang yang Julio kenalin sebagai, Adiknya. Saat menatap manik mata lo, gue yakin bahwa gue udah suka sama lo dari detik itu. Gue adik kak Julio, dan jantung gue milik dia, saking baiknya dia, bahkan dia ngorbanin nyawanya buat gue, Valley, Kak julio sudah meninggal dan lo adalah orang terakhir yang ia sebutkan sebelum ia pergi, Papah yang bilang itu semua. Setelah detik kita ketemu di mobil, Kak Julio juga suka sama lo, dan dia selalu menceritakan semua itu sama gue, dari hubungan lo sama dia sampe apa yang lo suka, dia selalu bilang, 'Andai gue mati van, lo harus ngelanjutin cinta gue sama Valley, jadi cinta gue gak mati sama dia' .Gue terlambat menyadari itu semua, hati gue sudah tertutup rapat - rapat dengan rasa iri."
"Adik?Julio? jadi lo Revan itu? Lo berubah 100 persen, gue gak bisa percaya ini, bukan cuma gue yang mendam rahasia sendiri, lo juga ternyata" Ucap Amanda sinis, ia tak menyangka Julian menyimpan rahasia besar ini sendiri.
"Kita putus yah, Valley " Duarr, kata-kata ini berhasil menghancurkan seluruh hidup Amanda.
Namun, Amanda tidak membalas, ia hanya diam terpaku.
" Gue janji, di detik lo udah cinta sama gue, gue akan datang kembali ke sisi lo dengan perasaan yang sama dan tempat yang sama, gue tunggu lo di kafe itu saat lo udah bisa sayang dan cinta sama gue, nenangin diri dulu ajah, relakan Julio, datang dikafe itu saat lo udah siap buat terima cinta gue tanpa dihantui rasa cinta Julio lagi Val. Karna gue suka sama lo tulus gak sama kaya yang lo lakuin ke gue, makasih untuk waktu indah yang pernah lo kasih selama 5 bulan ini, terakhir, Happy 5 Bad Months Anniversary, Val. Good Bye"
Amanda sontak kaget mendengar penuturan Julian, namun ia tak punya Alasan untuk menghentikannya, Cinta? ia buta akan itu sekarang, kini ia gagu, tak dapat mengatakan apapun ia hanya terdiam menatap kepergian lelaki tampan dan baik hati itu, butiran air mengalir dengan deras di pipinya, air ini panas sepanas hati dan jiwanya.
Isakan tangis Amanda terus mengencang, tetapi tidak ada yang mendengarkannya karena kini isakan itu berlomba dengan gemercik hujan. Amanda bahkan tak mampu menghentikan isakan itu, Hatinya terasa sesak, ia tak tahu kenapa, Amanda selalu mengatakan ia tak menyukai Julian tapi hatinya selalu bertolak belakang dengan sang mulut.
"Julian, kayanya gue mulai suka sama lo, bego" Amanda berteriak, berharap teriakannya dapat didengar oleh tuhan dan tuhan dapat mengirim rasa ini kepada Julian.
"Amanda, manda, nanti lo sakit. Masuk kelas ajah" Teriak seseorang dibalik punggung Amanda, dia Kana.
"Kana, gue jahat yah sama Julian. Gue ngehianatin dia naa. Dan sekarang gue merasa kehilangan banget naa, Kanaa gimana inii? " Wajah Amanda semakin memucat, akhirnya Kana memutuskan untuk melawan hujan, Kana menarik tubuh Amanda dalam dekapannya lalu membawanya ke kelas.
Baju Amanda sangat basah, oleh karena itu Kana memberikan sebuah Sweater berwarna hitam untuk dipakai Amanda. Sedangkan baju Kana hanya sedikit basah karena ia sempat membawa payung tadi.
Next..
***
HAI BUDDIES❤
Yang salah siapa sih? yang jahat siapa sih?
Author juga gak tahuu, HihihiHUGLOVE,
P-
KAMU SEDANG MEMBACA
Amanda's Story
RomanceCOMPLETED. Jika tidak ingin jatuh, maka jangan mencintai. Dia bukan gadis luar biasa yang memiliki segalanya. Setiap orang menganggapnya sempurna, hampir seperti semua tokoh dalam cerita dongeng. Namun, tidakkah ada yang mengerti bahwa dirinya begit...