DUAPULUHDUA-22

672 34 1
                                    

-Semua orang berhak berharap, semua orang berhak bermimpi. Karena harapan dan mimpi bukan sebuah dosa-

Niko berjalan memasuki mansion besar yang bernuansa hitam putih itu.

"Pagi om, " Sapa Niko kepada Keenant yang sedang menikmati sarapannya.

Keenant tersenyum," Pagi, mari bergabung Niko" Ajak Keenant.

"Amandanya mana om? "

" Biasa dikamar belum bangun, Naik gih trus bangunin aja" Keenant menunjuk tangga menggunakan dagunya.

Niko menaiki anak tangga dengan cepat lalu dibukanya pintu kamar gadisnya, eh?

Gadisnya?

"Amandaaaaa bangun" Teriak Niko menggema di kamar Amanda, sontak Amanda membuka matanya, suara bariton Niko sudah ia kenali.

Tangan Amanda menggenggam bantalnya lalu ia melempar bantal kearah Niko " Berisik, pergi sanaa, siapa yang ngijinin masuk kamar guee" Amanda geram.

'Muka bantal aja cantik' Puji Niko dalam hatinya

"AAAAUOOUOOOOOUUUAAA"

"Nikoooo, berisikk" Teriak Amanda lalu melempar barang-barang yang ada disekelilingnya ke arah Niko.

"Katanya mau ke Ancol? "

Mendengar Ancol, Amanda langsung terduduk, tiba-tiba rasa kantuknya hilang dan digantikan rasa excited-nya.

" Gak jadi yah? gue balik dulu yah" Niko berpura-pura berjalan kearah pintu.

"Tunggu, Nik jadi kok ke ancolnya,  tunggu diluar yah, gue ganti baju dulu" Amanda mengeluarkan jurus puppy eyesnya

"Mandi dulu neng, masa iya gak mandi langsung ganti baj... ,"

"Iya makanya lo keluar gue siap-siap dan setelah itu langsung berangkat. Gak ada tapi" Sergah Amanda, kini dia yang sangat bersemangat.

".. U" Lanjut Niko.

Niko mengikuti arahan Amanda, ia berjalan keluar lalu turun ditempat Keenant berada.

"Sudah bangun dia? kok bisa? "

" Sudah dong om, kan Niko yang bangunin" Niko mengeluarkan senyum kemenangannya.

"Tiap pagi aja Niko kerumah om, biar bangunin Amanda yang kebo minta ampun"

"Ekhem" Amanda datang dan berdehem.

"Yang diomongin ada loh orangnya" Sindir Amanda.

Amanda memicingkan matanya, "Kalian ngomongin buruk-buruknya aku, yaa? " Tanya Amanda menyelidiki.

Keenant dan Niko hanya mengendikkan bahunya kompak.

"Sarapan dulu baru jalan, kemarin aja khawatir banget sama Niko sampe gak makan" Keenant menyela

Deg

'Khawatir banget sama gue sampe gak makan? ' Hati Niko berpestaa.

"Ayahh, kok gitu?" Kesal Amanda.

Namun, Keenant hanya melanjutkan makannya.

Mereka menyantap makanan sambil berbincang-bincang, tepatnya Keenant dan Niko yang berbincang mengenai perkuliahan disana dan juga bisnis Niko.

"Kacang kacang kacang" Amanda mencerocos pasalnya sedari tadi keberadaannya seperti tidak dianggap.

"Kamu mau kacang? tunggu yah ayah minta pak kumang belikan" Keenant berpura-pura tak mengerti.

Amanda's StoryTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang