Chapter 15 - Langkah Pertama

20 4 1
                                    

Jam sudah menunjukkan pukul delapan malam. Acara televisi yang sedang menayangkan sebuah acara tidak dihiraukan oleh Dinda dan Nindya. Volume televisi yang rendah membuat keduanya asik saling bercerita satu sama lain.

"Iyaa jadi gitu ceritanya," ujar Dinda setelah menceritakan tentang kencan  antara dirinya dengan Azhar.

"Jadi lo sama dia udah kencan dua kali?? Kok nggak bilang-bilang, sih, Din? Lo anggap gue apa??" ujar Nindya tak terima.

Dinda terkekeh pelan, "Maaf, deh. Habis gue juga sebenernya nggak tau itu kencan apa bukan,"

"Ya kencan, lah. Dan gue rasa Azhar udah kayak ngasih lampu hijau gitu ke lo." tukas Nindya.

"Ck! Apaan, sih. Udah ah jangan buat gue baper. Dia kan anaknya easy going ke siapa aja. Kalo misalkan bukan gue doang yang dia ajak kencan gimana?" decak Dinda.

"Iya juga, sih."

"Terus gue harus gimana, Nin?" Dinda mengambil bantal dari ranjangnya lalu menaruhnya di paha.

"Yaa kalo menurut gue sih lo perjuangin dia aja. Siapa tau dia mau sama lo," ujar Nindya.

"Lah iya kalo mau, kalo nggak?"

"Ya makanya kan dicoba dulu, Dindaa.." Dinda menghela napas panjang.

"Tapi masa gue sih yang ngejar-ngejar dia? Kan wanita hakikatnya dikejar bukan mengejar."

Nindya mengibaskan tangannya, "Alah, nggak usah lo ikutin. Kalo dalam kamus gue, kalo cinta, ya perjuangin! Nih ya, yang suka sama Azhar itu bukan lo doang. Jadi bisa aja di belakang sana mereka udah punya rencana buat ngedapetin Azhar. Ya lo nggak boleh kalah dong sama mereka." ujar Nindya dengan menggebu-gebu.

"Iya, sih. Terus langkah pertama yang harus gue lakuin apa?" tanya Dinda.

"Waktu itu lo udah pernah chat dia, 'kan? Nah, lo chat lagi, gih," jawab Nindya.

"Yaudah nanti gue coba, deh," Dinda mengambil remote dan mematikan televisi.

Setelah itu keduanya sibuk dengan kegiatannya masing-masing. Dinda yang sekarang beralih ke laptopnya, lalu Nindya yang sedang memainkan ponselnya.

"DEMI APA SONG JOONG KI MAU NIKAH SAMA SONG HYE KYO??" pekik Nindya tiba-tiba. Dinda yang sedang serius memainkan laptopnya langsung terlonjak kaget.

"Basi banget sih lo, Nin. Berita udah dari tadi pagi juga," gerutu Dinda sambil mengelus-elus dadanya.

"Yaa maklum deh kan gue baru buka instagram. Serius mereka bakalan nikah??" tanya Nindya antusias.

"Iyaa," sahut Dinda malas.

"Wahh akhirnya ya mantan gue nikah juga," Nindya kembali terpaku ke ponselnya. Dinda mengernyitkan alisnya lalu memutar bola matanya.

"Mimpi lo! Song Joong Ki mana mau sama curut comberan kayak lo."

Nindya membulatkan matanya, "APA LO BILANG? CURUT COMBERAN? KALO GUE CURUT COMBERAN LO APA, HAH? ISH, DASAR KECEBONG EMPANG!"

Dinda tertawa keras seraya tangannya memegang perutnya. Nindya yang tak terima langsung melempar Dinda dengan makanan ringan yang sedang ia makan. Bukannya berhenti, malahan Dinda semakin tertawa terbahak-bahak sampai ia terbatuk-batuk.

"Mampus lo batuk kan jadinya. Kualat, sih," ketus Nindya.

Dinda menghentikan tawanya lalu mengatur napasnya. "Udah, ah. Iya deh gue minta maaf. Tapi lo harus nginep di sini. Gimana??" Dinda mengangkat sebelah alisnya.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jul 13, 2017 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Photograph (On Going)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang