Sejak pertemuan terakhirku dengannya, Wendy tidak pernah memasuki sekolah lagi.
Awalnya aku pikir ia sakit atau semacamnya, tetapi tidak ada surat atau apapun darinya.
Begitu aku tanya ke Seulgi, ia juga sama.
Seulgi sudah mengunjungi rumah Wendy, tetapi sayangnya pintunya dikunci.
"Seulgi, apakah kamu sudah mendatangi rumah Wendy lagi?"
Seulgi mengangguk-ngangguk. "Sudah, tetapi masih sama. Pintunya dikunci. Aku menjadi bingung..."
"Begitu, ya..."
Bel masuk kelas berbunyi. Lalu aku menuju tempat dudukku begitu juga dengan Seulgi.
Dan saat guru masuk, muncul Wendy yang berada di belakangnya.
Aku membulatkan kedua mataku karena ada sesuatu yang aneh terhadap dirinya.
Entah mengapa ia terlihat tidak sehat.
Aku dan Seulgi lalu saling melempar pandangan, dengan tatapan 'ada-apa-dengannya?'
Selama pelajaran berlangsung, aku terus-terusan memperhatikannya. Rasa kecurigaanku menumbuh.
Aku melihatnya bergerak. Ia seperti mengambil sesuatu.
Sebuah... pil?
Ia lalu menelannya dan setelah itu meminum air mineral yang ia bawa.
Sebuah kertas yang dibuat menjadi gumpalan mendarat di mejaku. Itu adalah dari Seulgi.
Aku lihat, Wendy meminum obat penenang miliknya.
Obat penenang...? Untuk apa..?
Aku baru saja ingin membalas pesan Seulgi, tetapi guru memperhatikan kami berdua.
Jadi aku mengurungkan niatku untuk melakukannya.
🍂🍂🍂
"Wendy, we need to talk" kataku mendekatinya. Tetapi ia malah menjauh dariku.
"J-Jangan m-mendekat!" Ia sedikit membentakku. "D-Dan Seulgi jangan mengikutiku!"
Ia lalu kabur entah kemana saat aku mencoba untuk menghentikannya.
"Duh, bagaimana ini" Seulgi mengacak-acak rambutnya.
"Aku akan mencoba mencarinya" aku lalu mencari Wendy di sekitaran sekolah.
Tetapi sayangnya tidak menemukannya.
"Sial"
Dan lalu terdengar suara isak tangis dari gudang olahraga. Aku menghampirinya dan menemukan Wendy sedang mengumpat disana.
"Wendy...?"
Ia lalu mendongak dan wajahnya sangat berantakan.
"J-Jangan lihat aku! Aku sedang tidak cantik sekarang!"
Aku sedikit menahan tawa.
No matter what, you're always beautiful.
"Tidak apa-apa. Sekarang bisakah kamu bangun?" Aku mengulurkan tanganku.

KAMU SEDANG MEMBACA
regret
Fanfictiontentang Mark yang ingin mengulang waktu kembali. ;; TRIGGER WARNING / self-harm, suicide ;; READ AT YOUR OWN RISK