12

630 108 3
                                    

hnggg aku memaksa kalian untuk komen.g

Aku langsung cepat-cepat menuju rumah Wendy. Keringat dingin bercucuran dari kepalaku. Jantungku berdebar tidak karuan.

Ini tidak benar kan?

Apa yang baru saja Seulgi katakan barusan...

Karena aku berlari, aku cepat sampai di rumah Wendy.

Aku membuka pintu dan mendapati Seulgi sedang menangis-nangis.

"M-Mark..." Seulgi menyebutkan namaku dengan suaranya yang parau.

Aku langsung mendekatinya dan melihatnya secara langsung.

Aku membulatkan kedua mataku. Aku tidak bisa mempercayainya dan ini bukan mimpi.

"W-Wendy...?" Aku terjatuh ke lantai.

Firasatku menjadi kenyataan.

Wendy terkapar di lantai dengan obat tidur yang berserakan di sekitarnya dan bajunya yang berlumuran dengan darahnya sendiri.

Ia baru saja melakukan bunuh diri dengan mengiris pergelangan tangannya sendiri.

"WENDY!!!" Air mataku langsung jatuh. Padahal aku baru saja berbicara dengannya.

Aku mengguncang-guncangkan tubuhnya lalu memeluk dirinya.

Mengapa dia melakukan ini?

Seulgi yang disampingku menenangiku.

Aku masih tidak bisa mempercayai ini. Mengapa...

"Padahal aku baru saja berbicara dengannya di telepon.." kataku terisak.

"Tadi aku mendengarnya..., setelah itu, a-aku bilang kepadanya akan mandi.. dan setelah itu.., a-aku menemukannya s-sudah seperti ini..." kata Seulgi mencoba menahan tangisnya.

Aku menghapus air mataku. "Apakah kamu sudah menghubungi ambulans?"

Seulgi mengangguk. "Ya, dan aku juga memanggil polisi.."

Dan tak lama kemudian, datanglah ambulans. Ambulans tersebut mengangku jasad Wendy. Aku terus melihatinya. Tangannya tersungkur ke bawah.

"Permisi..." aku lalu menaruh tangannya ke atas. Dan aku sedikit menggenggam tangannya dengan erat. Tetapi aku tidak bisa melakukannya lama-lama.

Kemudian, Wendy dibawa menuju rumah sakit. Dan tak lama kemudian, muncul polisi.

"Selamat malam, apakah ini adalah rumah Son Seungwan?"

Seulgi mengangguk. Dan polisi meminta keterangan dari Seulgi. Seulgi lalu menjelaskan semuanya dan polisi mencatat apa yang ia sampaikan.

"Hm.., berarti kesimpulannya ini adalah kasus bunuh diri ya.. dan penyebabnya karena depresi?" Tanya polisi untuk memastikan.

Seulgi mengangguk.

"Kalau begitu, kami akan menyelediki rumah ini. Siapa tahu ditemukan faktor-faktor yang menyebabkan bunuh diri. Dan akan ada tim penyelidik yang melakukannya."

Kami berdua mengangguk lalu keluar dari rumah Wendy.

Aku bisa melihat wajah Seulgi sangat muram. Ia terlihat sangat sedih. Dan lesu.

"Apakah kamu tidak apa-apa?" Tanyaku. Aku takut jika ia tiba-tiba melakukan sesuatu yang aneh.

"Aku baik-baik saja..." Seulgi memeluk dirinya sendiri. Aku lalu mencoba menenangkannya.

"Andai saja aku tidak mandi, aku pasti bisa mencegahnya..." Ia kemudian mulai menangis lagi.

Aku mencoba menenangkannya kembali.

regretTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang