Kejora memperhatikan salah satu contoh soal dibuku yang terpampang jelas di hadapannya dengan serius. Namun, keseriusan itu hanya mampu berjalan beberapa detik. Detik berikutnya, otaknya kembali melayang ke pristiwa pagi tadi yang menimpanya.
"Ck!" ia menggeleng keras lalu mencoba kembali memusatkan perhatiannya pada buku di depan. Namun, lagi lagi peristiwa pagi tadi kembali menggerayang di fikirannya.
"Aduhhh, kok gue jadi nggak konsen gini sih?" ia mengetuk ngetuk dahinya dengan pesil yang berada di genggamannya, kesal sendiri.
Sekali lagi, dipaksa otaknya untuk berkonsentrasi pada soalnya matematika yang berjumlah puluhan itu, otaknya serasa sudah mau mengekuarkan isinya. Pak Mamat, guru matematika, mengatakan bahwa pr itu adalah pr perkenalan, makanya sengaja ia berikan dengan jumlah bejibun.
"Perkenalan apaan? Ini sih Pr permusuhan," dengusnya sebal.
Awalnya berhasil, hampir lime menit Kejora sanggup memusatkan perhatiannya pada deretan angka di depannya tanpa interupsi. Sampai akhirnya tanpa ia sadari, satu pikiran menyelinap perlahan dan tercetus kedalam bentuk bisikan tanpa sadar.
"Tuh cowok cakep sih, tapi sayang gue gak tau nama sama kelasnya." Kejora langsung tercengang.
"Yaampun!!" serunya sambil bangkit berdiri. Di bantingnya pensil mekanik yang berada di genggamannya.
"Kok gue jadi mikirin dia mulu sih! Hihh!! Kacau nih!!!" dengan jengkel ia memukul dahinya dengan telapak tangannya sendiri.
Kemudian Kejora memejamkan mata, berusaha menenangkan diri dan mengenyahkan bayangan cowok tadi secepat mungkin. Belum juga usaha membuahkan hasik, ponselnya bergetar. Ada line dari sahabat karibnya Caca.
Caca
Besok, w mau cari tau siapa tuh cowok, w pnsrn!Selang beberapa detik masuk lagi Line yang lainnya, dari sahabat sahabat Kejora.
Rachel
Bsk gue mau cari tau tntng ti cwk! Bnrn lo g knl Ra?Kejora jadi bingung sendiri, baru saja ia ingin membalas pesan itu tetapi sebuah notifikasi muncul lagi.
Rora
Dia gebetan lo y Ra?? Diem diem aja lo!! Cerita dong!!"Iiiihhh!!" Kejora berseru kesal. "Pada gak percaya amat sih??! Boro boro kenal, tau juga baru tadi!" Kejora mengomel sambil memelototi layar ponselnya.
....
Kejora, gadis itu baru saja sampai dan menduduki badannya di bangku tempat ia duduk. Pertanyaan pertanyaan retorik milik teman temannya mulai menyerbunya.
"Kejoraa!!! Kok line kita kita gak lo gubris sih?? Malah lo read doang, emang koran!"
Ujar Rora, mewakili yang lain.Kejora menghela nafasnya, sambil melirik teman temannya agak kesal.
"Yalagian sih, gue kan udh bilang gue gak kenal ama tuh cowok, boro boro kenal tau juga nggak," Kejor melatakkan tasnya, lalu sepasang matanya mencari cari Caca.
Ketika sepasang matanya itu menemukan yang dicari cari diangkat alisnya tinggi tinggi. "Asli, gue nggak kenal tuh cowok bukannya gak mau ngenalin ke kalian."
Caca meringis
"Iya gue tau, sori, abisnya gue penasaran banget."
"Sama. Gue juga penasaran.""Ya kalo penasaran cari tau lah!"
"Yaudah kuyy lah!" seru Rachel dan langsung mendapat sambutan antusias dari Rora dan Caca, tetapi tidak dengan Kejora.
Sejak hari itu, setiap pagi sebelum jam pelajaran pertama dan setiap jam istirahat setelah beres mengisi perutnya, Kejora dan sahabat sahabatnya berdiri di sepanjang koridor.
Mereka berusaha menemukan cowok yang menyelinap barisan saat upacara bendera waktu itu. Tapi sampai hampir satu minggu mereka melakukan pencarian, hasilnya nihil cowok itu tidak juga di temukan. Dengan lesu gerombolan pengintai gagal itu melangkah menuju bangku panjang di luar kelas mereka dan menjatuhkan diri disana.
Selang beberapa menit, Rora muncul di ujung koridor dan langsung menghampiri teman temannya dengan nafas yang memburu.
"Gue udah tau siapa tuh cowok!" ujarnya, dengan air muka yang menegang.
Seketika semuanya langsung menegakkan badan dan berseru bersamaan.
"Siapa?!""Sumpah! Lo semua pasti gak bakal nyangka! Gue aja kaget pas tau siapa tuh cowok!"
"Emang siapa tuh cowok?" sontak kalimat Rora membuat seluruh orang yang ada disana berseru bersamaan.
"Gila, pokoknya lo semua gak bakal nyangka deh. Untung aja selama ini kita nyari tau nya kayak secret admirer gitu. Gak pake nanya nanya untuk info ke orang orang. Coba aja kalo kita kelewat kepo banget, dan tuh cowok sampe tau. Abis kita." Rora menjelaskan panjang lebar, tanpa menjawab pertanyaan teman temannya.
"Yang jelasnya dia itu siapa Rora?" tanya Rachel kesal.
Rora melirik Rachel, dengan ekspresi sebalnya, sebab Rachel yang sangat tidak sabar. Tapi sesaat kemudian ekspresi nya berubah menjadi normal.
"Nih dengerin, lo semua pada pasang kuping yang bener! Jangan ada yang mendadak jadi budek, kayak pas lagu ulangan!" Rora memandang teman temannya lalu terdiam.
"Dia itu ternyata si Bintang Bintang, itu!"
"HAAHH??!" lagi lagi semuanya berseru serempak. Ekspresi ekspresi kaget seketika muncul dalam waktu bersamaan. Semua menatap Rora tidak percaya, suasana sontak menjadi hening.
Bintang, si casanova nya sevit. Biang onar sekolah, salah satu panglimaa perang saat tawuran, yang berani memimpin teman temannya sampai kejalan raya, bahkan menyerang sekolah lain yang di anggap cari gara gara. Siswa yang paling sering membuat guru guru terserang sakit kepala dan migraine apalagi darah tinggi.
Bintang juga membuat MOS jadi neraka untuk siswa siswa baru. Bintang memang terekenal dengan ketidak jelasannya. Tidak menjelaskan apa apa yang di perintahkan, belum tentu akan mendapat hukuman. Tampang cantik, bisa membuat Bintang jadi galak. Tapi cewek yang tampang nya pas pasan bisa membuat Bintang menjadi tidak tega dan baik seketika.
Setelah MOS selesai, dari info yang mereka dapatkan. Kejora baru tahu bahwa angkatan mereka sangat beruntung, pasalnya pada saat mereka MOS Bintang sedang berada di Jerman. Tapi akibatnya mereka jadi tidak mengenal tampang tuh cowok.
"Tapi waktu itu si Bintang baik banget deh, gak kayak uang lo ceritain. Lo semua juga liat kan?" pembelaan Kejora memecah keheningan.
"Ya iyalah, waktu itu kan lagi upacara, bukan MOS" balas Caca.
"Udahlah lupain aja cowo modelan gitu," balas Rachel menasehati.
Kalimat Rachel barusan membuat teman temannya sedikit meringis. Kemudian mereka berjalan masuk ke kelas karna bel masuk baru saja berbunyi. Kejora masih berdiri di tempatnya, ia sulit untuk percaya.
Caca merangkul bahu Kejora, membawanya masuk kedalam kelas."Bener tuh kata Rachel, lupain aja. Naksir cowok kayak gitu cuma bikin penyakit, tau."
KAMU SEDANG MEMBACA
BadCasanova
Teen Fiction[Slow Update] beberapa chapters di private jadi follow dulu ya sebelun baca. "Lo percaya nggak kalo gue bilang, kita ini kayak benda dan bayangan?"-FidelisBintang Bintang dan Kejora, dua remaja yang di pertemukan secara tidak sengaja. Namanya yan...