13 ¦ Persamaan Nama?

92 8 0
                                    

Di sepanjang koridor semua murid di buat kaget oleh Bintang yang tiba tiba saja bersandingan dengan seorang gadis, yang notabenya sebagai adik kelas.

Banyak tatapan tatapan iri yang mereka semua hadiahkan untuk Kejora, tetapi tidak untuk Bintang. Alhasil Kejora menjadi risih sendiri. Begitu memasuki kantin suasana yang sama langsung menyambut kedatangan keduanya. Ekspresi ekspresi kaget seketika langsung memenuhi atmosfer ruang kantin. Banyak dari mereka bahkan sampai menghentikan aktifitas makannya.

"Lo mau makan apa?" Bintang menoleh dan menatap Kejora.

Kejora memalingkan wajahnya.
"hmmm," Kejora memandang sederetan stand makanan di depannya. Selain bingung, ia juga sedang menentukan makanan apa yang bisa ia habiskan dalam waktu cepat. Tetapi rasa tak nyaman terus saja menyatu di dirinya, akibat terus menjadi fokus tatapan semua orang. Selain itu, saat ini ia juga sudah tidak merasa lapar.

"Nggak usah deh, minum aja."

"Apa?-" Bintang seperti berpikir sejenak.
"Oh! Nggak bisa. Lo harus makan," Ucap Bintang.

Kejora mengerutkan dahinya, alisnya menyatu seketika.
"Kenapa?"

"Pokoknya lo harus makan!" ucap Bintang, tidak dengan penjelasannya.
"Gue yang pesenin kalo lo lagi nggak punya pilihan."

Bintang beranjak, bergegas meninggalkan Kejora yang masih diam tidak mengerti kenapa cowok itu bisa se egois ini.
Akhirnya pilihan Bintang jatuh pada dimsum, karena hari ini ia lagi tidak mood untuk makan, dan menurutnya Kejora juga sama. Lagipula, ini cuma usaha nya untuk melampaui skors yang di peroleh oleh angga, dan untuk menjalankan perjanjian laknatnya.

Setelah memesan dua porsi dimsum, dan dua es jeruk, Bintang menggandeng tangan Kejora kesalah satu bangku makan dari 20 bangku yang ada. Dengan seenak hatinya ia menyuruh anak kelas sepuluh yang sudah menempati posisi itu untuk bergeser. Seorang cowok bahkan harus pindah ke tempat lain agar Bintang bisa duduk. Sementara menunggu pesanan mereka datang, Bintang mengingat tujuan utamanya, Kejora. Ia merogoh saku celananya, lalu mengeluarkan benda pipih dari dalam sana.

"Ini lo?" tanyanya dengan suara pelan, meskipun sibuk dengan makanan masing masing bisa dipastikan perhatian seisi kantin tetap terfokus pada dua objek itu.

Dengan berat hati Kejora menengok dan melihat apa yang tertera di layar ponsel milik Bintang.

Sedetik kemudia ia mengangguk.
"Iya,kak," ternyata itu adalah akun line miliknya.

"Itu akun gue, kok nggak lo add back?" pertanyaan Bintang seketika membuat Kejora sedikit meringis. Bukannya ia tidak mau men add back bintang, tetapi kemarin ia tidak mengetahui kalau Bintang yang mengiriminya pesan adalah Bintang biang onar sekolahnya.

Kejora diam, entah kenapa gadis itu malah diam dan sama sekali tidak menjawab pertanyaan Bintang.

"Line gue di add back dong, kok di diemin aja?" sambil menahan nahan kesabaran Kejora mengeluarkan ponselnya lalu memencet tanda addback di room chatnya dengan Bintang. Kemudian ia memasukan kembali ponselnya kedalam saku.

"Lo tau nama gue kan?" pertanyaan retoris milik Bintang memecah atmosfer hening di antara mereka.

Kejora menengok, di sela sela makannya.
"Kak Bintang."

"Cuma sepotong itu yang lo tau?" Bintang tertawa mendengus, Kejora menatapnya.

Di dalam hati Kejora ia bertanya, apa pentingnya mengetahui nama lengkap seseorang? Lagian memangnya ia harus mengetahui nama lengkap cowok biang onar ini? Memangnya dia siapa?

"Emang nama lengkap kakak siapa?" tanya Kejora, tetapi jujur sebenarnya ia sama sekali tidak perduli dengan nama panjang cowok yang satu ini.

"Ntr aja gue kasih tau. Sekarang makan dulu."

Pesanan mereka memang sudah datang Kejora makan dengan lambat. Selain perutnya yang mendadak kenyang, juga karena Kejora bisa merasakan mereka berdua tetap menjadi pusat perhatian seisi kantin.

"Nggak usah tegang gitu, lo aman sama gue," bisik Bintang santai.

Sementara Kejora sudah mengoceh di dalam hatinya.

'lo sih enak ngomong gitu! Yang ada gue nih yang bakal di cibir cibir sama fens alay lo itu'

"Lo lahir sore atau malem?" tanya Bintang sambil menyuapkan potongan dimsum ke mulutnya.

"Malam."

Bintang mengangguk ngangguk. Tidak terlalu kaget, dia sudah mengira pasti gadis yang satu ini lahir pada malam hari.

"Lo percaya nggak kalo gue bilang kita ini kayak benda dan bayangan?" ucap Bintang pelan.

"Maksud kakak?" Kejora menoleh dan menatap Bintang dengan kening berkerut.

"Gue lahirnya juga malam."

"Oh ya?" Kejora menganggkat kedua alisnya. Tapi tidak terlalu terkesan, karena siapa saja bisa lahir pada malam hari.

"Iya," Bintang mengangguk.
"Dan lo tau siapa nama lengkap gue?"

Kejora menggeleng, entah kenapa kedua mata itu seolah menguncinya. Bintang tidak langsung menjawab. ketika kemudian bibirnya terbuka suaranya terdengar seperti datang dari tempat yang sangat jauh.

"Bintang Kejora putra fidelis."

Kejora membelalakan matanya, bagaimana mungkin embel embel nama nya ada pada nama Bintang. Tetapi memang nya ini harus di permasalahkan ya?

"Nggak mungkin!"
kejora tampak berfikir, karena setaunya nama Bintang yang ia kenal di sekolah nya hanyalah. Fidelis Bintang.

Halo semua nya jadi aku mau bikin semacam QnA gitu, untuk cast BCN. Gatau sih ada yang mau nanya atau engga hehe. Jadi nanti satu atau dua part lagi, aku bakal munculin semua cast2nya dari yang antagonis sampe ke prota. Baru deh kalo semua castnya udah muncul aku bakal adain QnA. Jangan lupa tanya ya hehe.

BadCasanovaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang