02 ¦ Pertempuraan Tak Terduga

184 45 34
                                    

Kejora berjalan santai menyusuri trotoar menuju sekolahnya trotoar itu sepi, karena sekarang jam pelajaran sedang berlangsung. Ia terpaksa mabal jam pelajaran pertama dan kedua karena harus menemui zero di rumahnya. Zero bilang ada hal penting yang harus dibicarakan, jadilan Kejora terpaksa mabal dua jam pelajaran.

Kejora melihat arlojinya, masih beberapa menit lagi untuk menunggu bel ketiga berbunyi. Enaknya nongkrong dimana ya?
Batinnya.

Tiba tiba terdengar suara gemuruh orang orang berlari. Kejora balik badan dan membeku. Segerombolan besar cowok cowok SMA Seekang, musuh bebuyutan sekolah Kejora, bermunculan dari arah tikungan. Beberapa orang dengan tongkat kayu tergenggam di tangan, dan beberapa orang membawa kantung plastik hitam. Yang sangat di pastikan isinya adalah, sekumpulan batu.

Refleks, kejora bersembunyi di balik sebatang pohon peneduh jalan yang tidak jauh darinya. Ia mengedarkan pandangannya kesegala arah, dengan tatapam panik. Ia harus mencari tempat bersembunyi yang aman secepatnya. Pasalnya sempat beredar gosip bahwa anak Seekang juga menyerang perempuan, untuk menjadi pancingan anak anak Sevit. Kejora menangkap tempat yang bisa ia jadikan tempat persembunyian, tapi sayangnya hanya ada bak sampah kosong yang terletak tidak jauh dari arahnya. Tidak ada pilihan, mumpung mereka masih lumayang jauh, kejora berlari menghampiri bak sampah itu lalu meringkuk di sampingnya dalam dalam.

Kejora semakin menundukkan kepalanya dalam dalam, ketika segerombolan cowok cowok tadi berlarian melewatinya. Tapi sial,cowok yang berlari paling belakang, memergokinya. Cowok itu tidak sengaja menoleh dan sontak menghentikan larinya. Keduanya sama sama tertegun. Kejora bersikap waspada, cowok itu melirik cepat nametag yang berada di atas saku seragam Kejora. Nama SMA musuh yang tertera disana membuat cowok itu berdecak, dengan langkah lebar dan tergesa di ia menghampiri Kejora. Tubuhnya kemudian membungkuk seiring tangan kirinya yang terulur.

"Lo cepet per-"
Kalimatnya terpotong, Kejora mendadak berdiri. Ia melepaskan gendongan tasnya, lalu memukul cowok itu keras keras. Cowok itu tersentak kaget dan tidak sempat mengelak. Tubuhnya terhuyung. Dengan cepat ia menyambar bibir bak sampah dan mencengkramnya erat erat karena Kejora yang memukulinya bertubi tubi.

"Sttt! Denger!" cowok itu berseru tertahan sambil berusaha mengelak setiap serangan dari Kejora. Tapi Kejora yang sedang ketakutan jelas tidak menghiraukan kata kata itu. Serangannya semakin membabi buta, cowok itu jadi gusar. Direbutnya tas iti dari tangan Kejora lalu langsung ia lempar ketanah. Kejora tertegun, serangannya sontak terhenti. Tapi detik berikutnya ia membuka mulutnya lebar, siap berteriak dengan keras. Cowok itu langsung merengkuhnya, di peluknya tari dengan tangan kiri, sementara tangan kanannya membekap mulut Kejora kuat kuat.

"Tolol! Diem! Lo mau ketauan terus temen temen gue kesini?!" bisiknya. Tapi kalimatnya justru membuat Kejora semakin panik dan ketakutan.

"DIEM!" bentak cowok itu, ia mengeratkan pelukannya.

"Hmffhm, hmmfffhmm!" Kejora berontak mati matian.

Dengan paksa ditariknya kejora kesisi lain bak sampah. Sementara matanya menatap ruas jalan di depan SMA Seevit yang sudah menjadi arena pertempuran. Cowok itu terlihat lega saat menyadari tidak satupun mata yang melihat kearahnya. Namun akibatnya ia jadi lengah, pelukannya sedikit mengendur. Kejora langsung memanfaatkan keadaan itu, tanpa buang waktu, digigitnya tangan cowok tadi, lalu ia segera berlari kesisi lain bak sampah, sementara cowok tadi mengerang kesakitan. Ia meraih tasnya yang tegeletak sempurna di tanah, kembali ketempat semula, lalu memukuli cowok itu tanpa ampun. Sekuat tenaga dan membabi buta, cowok itu sampai kewalahan menghindari setiap serangan dari Kejora hingga akhirnya jatuh terjerembab ketanah.

"Cukup!!" tiba tiba dua buah tangan terulur dari arah belakang dan mencengkaram kedua tangan Kejora.

BadCasanovaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang