Kemunculan Bintang dan kerendahan hatinya untuk berlutut, bahkan di kaki salah satu temannya untuk keselamatan Kejora, akhirnya meyakinkan Shawn bahwa Kejora memang memiliki arti yang penting untuk Bintang.
"Ayo, Kejora. Gue anter lo balik. Caca lo dianter Alvi ya," ucapnya sambil turun dari meja yang sedari tadi ia duduki. Kejora dan Caca menatap Shawn dengan tatapan yang sulit untuk dijelaskan.
"Kenapa?" Shawn menyatukan kedua alisnya. Lalu sedetik kemudian ia mengangguk paham. "Ohh, jadi lo berdua masih ngira kalo gue bakal jahatin kalian?"
Kejora melirik Caca, keduanya saling menatap dengan cemas. Shawn tersenyum geli, sementara Alvi hanya tersenyum samar.
"Lo bedua tuh emang lucu ya. Ngapain juga gue mau jahatin kalian, lagian kalo mau jahatin juga udah dari tadi kali." Shawn terkekeh sejenak. "Yuk, udah sore nih."
Shawn terduduk di atas motor sport yang sudah ia nyalakan mesinnya. Kejora meneguk salivanya susah, ia memandang cemas kearah motor Shawn yang sulit untuk ia gapai.
Shawn menatap kearah Kejora dengan raut wajah bingungnya.
"Ayo kejora, kenapa lagi?"Mendengar suara berat milik Shawn sontak Kejora menaikkan kedua alisnya, ia menggeleng. Lalu ia berusaha untuk naik ke jok belakang motor Shawn.
'Aduh susah banget sih! Ni cowok juga gak niat bantuin ya?!'
Seakan tau apa yang baru saja batin Kejora ucapkan, Shawn dengan kekehan khasnya membantu gadis itu untuk naik ke jok belakangnya.
"Kalo, gak bisa itu bilang, jangan cuma senyum, kejora."
Kejora mendengus, kemudian ia tersenyum singkat. Segera Shawn melajukan motornya, meninggalkan pekarangan sekolahnya yang sudah sangat sepi. Tetapi di tengah tengah perjalanan ia menepikan motornya, membuat Kejora lagi lagi kebingungan akan sikapnya.
"Kalo motornya Alvi ada pegangan di belakangnya, jadi bisa buat pegangan. Kalo motor gue gak ada, jadi kurang aman. Dari pada ntr lo jatoh, mending pegang gue aja deh. Nggak usah takut gue apa apain, lagian juga mungkin lo yang bisa apa apain gue."
Perkataan Shawn membuat Kejora menggaruk kepalanya bingung.
"Hmmm.""Udah gitu lo pake acara duduknya nyamping lagi, kayak emak emak aja. Gue tuh paling males kalo boncengin orang yang duduknya naymping. Soalnya keseimbangan motornya jadi gak bagus."
"Biarin sih! Gue duduknya gini aja." kekeuh Kejora.
"Tapi gue yang kenapa napa, bawa motornya jadi gak enak, gak nyaman. Takut lo jatoh juga, mending lo duduk biasa aja deh, ya?" Shawn memohon. "Serius, gue cuma takut lo jatoh."
Kejora mengalah. Sebenarnya ia juga merasa was was dari tadi. Pasalnya ia tidak pernah duduk dalam posisi seperti itu jika sedang berada di atas motor.
"Good girl," Shawn tersenyum senang saat Kejora akhirnya menuruti permintaannya.
"Pegangan ya Ra. Pegang jaket gue aja kalo lo gak mau pegang pinggang gue."Dengan cekatan Kejora memegang jaket milik Shawn. Beberapa menit perjalanan lagi lagi ia di bingungkan oleh Shawn.
'Ini kan bukan jalan kerunah gue?'
Seakan menjawab pertanyaan Kejora, tiba tiba saja Shawn menghentikan motornya di depan sebuah cafe.
"Mampir dulu ya? Gue laper, haus juga," Ujat Shawn sambil mematikan mesin motornya.
"Nggak deh," kali ini Kejora menolak, bahkan batinnya mulai mencibir cowok di hadapannya. "Gue pulang aja deh, kalo lo mau makan, makan aja. Gue bisa pesen ojek online."
"Yaampun, lo kejam banget si Kejora. Masa gue disuru makan sendiri. Gue cuma minta di temenin aja kok, biar gak keliatan jomblo jomblo amat. Lagian masa gue sendirian, udah kayak orang kesasar."
Kejora memutar otaknya, mencari alasan yang pas untuk menghindari ajakan makan dari Shawn. "Gue bisa diomelin nyokap nih, pulangnya telat banget," alibinya. Padahal otaknya menolak seratuspersen alasan yang baru saja keluar dari mulutnya.
"Ntr gue yang ngomong ke nyokap lo. Tenang aja, itu masalah gampang. Lagian gue bukan modelan cowok yang gak bertanggung jawab."
"Nggak ah, gue mau pulang aja!" Kejora tetap kekeh dengan pilihannya.
"Yaudah kalo gitu, Nih kuncinya. Lo bawain motor gue sampe kerumah lo ya? Ntr gue ambil. Lagian deket kan?" Shawn mengulurkan kuci motornya, dengan tatapan polosnya.
"Soalnya gue laper banget. Sumpah, dari pagi belom makan. Dan pingsan pas lagi bawa motor itu bahaya banget, tau. Bisa menyebabkan kecelakaan beruntun."
'Ihhhh, apaansi dasar cowok pemaksa!!'
Tanpa Kejora sadari, ia menepuk punggung Shawn lalu segera turun dari motornya.
"Yaa, oke oke. Tapi jangan lama lama, ya?"
"Oke!" cowok itu menyeringai. Sepertinya ia tau persis bagaimana caranya membuat Kejora menyerah akan keputusannya.
"Tapi gue gak makan loh, cuma nemenin aja," ujar Kejora sambil mengekor langkah Shawn untuk memasuki Cafe tersebut.
Sementara Shawn yang mendengar kepdan Kejora barusan terkekeh, begitu mereka sampai di bangku.
"Lagian, siapa yang nyuruh lo makan hmm?"Kejora membelalakan matanya, sangat sebal dengan cowok yang ada di hadapannya sekarang.
'Dasar nyebelin!'
"just kidding, Kejora."
Kejora tampak acuh, ia hanya mengedikkan bahunya sebagai jawaban.
Haloo👋
Terimakasih untuk kalian para readers yang masih setia membaca cerita ini.
Maaf kalo cerita ini semakin membosankan dan sedikit tidak jelas.
Karena saya pun masih belajat untuk menjadi penulis yang lebih baik lagi.
Tapi terimakasih untuk semua yang sudah baca💗
Apalagi atas yang sudah memberikan apresiasinya untuk memberikan vote. Terimaksih, itu menjadi salah satu semangat baru bagi saya.
Thank u my beloved Readers💗💗
KAMU SEDANG MEMBACA
BadCasanova
Teen Fiction[Slow Update] beberapa chapters di private jadi follow dulu ya sebelun baca. "Lo percaya nggak kalo gue bilang, kita ini kayak benda dan bayangan?"-FidelisBintang Bintang dan Kejora, dua remaja yang di pertemukan secara tidak sengaja. Namanya yan...