Beberapa menit berjalan di koridor. Akhirnya Bintang sampai di kelas yang ia tuju. Begitu ia muncul di depan pintu kelas Kejora, semua tatapan langsung terfokus kearahnya. Seakan bertanya tanya. Ada apa ia kesini? Sesaat Bintang berdiri di ambang pintu. Mata nya menelusuri setiap ruas yang ada di salam ruang kelas itu.
Akhirnya ia menemukan gadis yang ia cari, sedang asyik mengobrol bersama beberapa temannya. Tidak ada dari mereka semua yang menyadari kehadiran Bintang. Sampai Bintang meraih sebuah bangku lalu menriknya tepat di samping Kejora dan menjatuhkan diri disana. Seketika mereka semua terperangah. Terlebih Kejora. Bintang menyambut tatapan tatapan kaget yang tertuju untuknya dengan senyum.
"Bisa tolong keluar sebentar? Gue mau ngomong sama Kejora," ucapnya dengan nada otoritas seorang kakak kelas. Seketika semua nya bangkit ketempat duduknya masing masing.
Bintang memajukan tubuhnya. Di letakkan kedua lengannya di atas muka meja, kesepuluh jarinya saling bertautan. Bintang menatapnya gadis yang berada di sebelah kanannya itu. Air mukanya seketika berubah jadi menegangkan, bukan hanya terlihat dari wajahnya. Tetapi juga kedua sorot matanya.
"Lo nggak buka mulut kan?" tanyanya dengan suara pelan.
Kejora menggeleng.
"Nggak kak.""Nebula nganterin lo sampe rumah?"
Kejora mengangguk.
"Iya," sedikit heran bagaimana ia bisa tau?"Ngomong apa aja sama dia?"
"Cuma ngobrol-" belum selesai Kejora berbicara, Bintang sudah memotong ucapannya dengan satu kalimat miliknya.
"Majuin duduk lo," cowok itu menggerakan dagunya kedepan. Kejora menatap nya bingung.
"Gue udah suruh lo buat gak cerita apa apa kan?" tanyanya dengan suara yang memelan. "Kalo cara nya kayak gini mah sama aja boong."
"Oh!" sedetik kemudian Kejora langsung paham, apa maksud Bintang tadi ketika menyuruhnya untuk mendekat. Tanpa sadar arahnya menyerong, agak menjauh dari Bintang.
"Ck," Bintang berdecak, tidak sabaran.
"Deketan sini, malah makin jauh lagi. Tenang aja gue gak gigit. Lagian kalo gue gigit, gue juga gak bakal gigit lo disini kali."Kalimatnya sontok membuat wajah Kejora memerah. Segera di geser tubuhnya agar semakin berdekatan dengan Bintang.
"Sip!"
"Sekarang cerita jangan ada yang di tutup tutupin."Tanpa berani menatap Bintang Kejora nenceritakan seluruh kejadian yang menimpanya kemarin. Selama gadia itu bercerita suasan kelas menjadi semakin hening. Baik Bintang maupun Kejora keduanya menyadari itu, membuat Bintang menggeser tubuhnya menjadi semakin dekat. Ketika cerita nya sampai pada bagian dimana Nebula mengajaknya untuk mampir di salah satu cafe, reaksi Bintang seperti tidak menyangka.
"Makan?!" Tanya Bintang, kedua matanya yang sedari tadu ia gunakan untuk menatap Kejora, seketika menyipit tajam.
"iya," Kejora mengangguk sedikit melebarkan bola matanya dan menaikkan kedua alisnya secara berbarengan.
"Deket dari rumah sih.""Terus lo mau gitu?"
Kejora menggigiti kukunya yang tidak panjang. Kedua matanya berputar, sekaan berpikir. Hingga satu pikiran tercetus di otaknya. Entah kenapa otaknya memperingati agar gadis itu tidak memihak kepada Nebula dalam skala terkecil pun, di depan Bintang.
"Katanya, dia dari pagi belom makan. Gara gara itu..." Kejora terdiam, diliriknya Bintang dari ekor matanya takut takut.
"Itu... Sibuk bikin rencana buat nyerang sekolah kita." suara kejora menjadi semakin pelan, tetapi masih bisa terdengar oleh kedua telinga milik Bintang.
KAMU SEDANG MEMBACA
BadCasanova
Teen Fiction[Slow Update] beberapa chapters di private jadi follow dulu ya sebelun baca. "Lo percaya nggak kalo gue bilang, kita ini kayak benda dan bayangan?"-FidelisBintang Bintang dan Kejora, dua remaja yang di pertemukan secara tidak sengaja. Namanya yan...