05 ¦ Tentang Bintang

137 17 2
                                    

Kemunculan Bintang di kelas, apa yang sudah dilakukannya untuk Kejora, juga sikap kurang ajarnya pada Bu Sri. Membuat keputusan Kejora dan teman temannya untuk menyingkirkan nama Bintang waktu itu di anulir.

Bukan karena cowok itu terlalu ganteng untuk cuma di anggap sebagai angin lewat. Tapi juga karena banyak hal menarik muncul kalau sudah menyebut satu nama itu.

Rora yang paling gencar mencari info tentang Bintang. Pasalnya ia memang mempunyai beberapa teman di kalangan kelas sebelas, alasan yang jelas tahu banyak tentang Bintang. Dan dengan semangat cewek itu akan menyampaikan setiap info yang ia dapatkan. Seperti siang ini, Kejora dan para sahabat sahabatnya tengah berkumpul di dalam kelas. Karena Rora mempunyai info tentang Bintang yang sangat sangat penting. Saking krusialnya info itu mereka sampai rela tidak makan di kantin, dan lebih memilih membeli satu kantung plastik jajanan ringan.

"Pasti mau gosipin Bintang lagi," celetuk Dino sambil berjalan kearah pintu.

"Tau aja. Kalo lo sekong, lo boleh ikutan,"balas Rora.

Dino menyeringai,"Mending gue sama lo aja deh Ra, biar jelek, lo cewek tulen."

"Kurang ajar!" Rora mencomot sedikit cikinya lalu melemparnya kearah Dino. Dengan sigap cowok itu berkelit. Di sambarnya ciki itu sesaat sebelum menyentuh lantai.

"Thanks" katanya sebelum menghilang dari ambang pintu.

"Kurang ajar tuh si Dino!" gerutu Rora dengan mimik wajah cemberutnya, ia tersinggung.

"Bercanda doang dia Ra," hibur Kejora.

"Iya. Tapi garing banget, gak lucu."
"Jadi begini..." Rora menarik nafasnya, memulai cermah nggak reminya itu.

"Gue nggak bisa memulai info dari yang ngak penting, karena semuanya bener bener penting!"

"Lo tau dari anak anak kelas sebelas itu Ra?" sela Caca.

"Ya iyalah, kalo gue cari tau infonya dari anak kelas dua belas mah, mati konyok gue Ca," Rora menatap Caca, seolah olah ia adalah manusia paling lemot di seluruh dunia.

"Iya iya, sori," Caca meringis.

"Jadi begini..." Rora menatap kesekeliling dengan mimik muka yang berubah menjadi sangat serius.

"Bintan itu ternyata pas baru baru masuk, udah menunjukkan gejala bakal jadi tukang rusuh. Waktu MOS dia tuh kayak anak anak baru yang lain, nurut disuruh apa aja. Begitu MOS kelar baru deh keliatan kalo dia suka ngebantah. Kalo dimintain duit seribu duaribu dia masih mau ngasih. lebih dari itu, dia pilih ribut." Rora menghentikan cerita nya untuk minum.

"Anak anak kelas sebelas mulai nggak srek tuh sama Bintang. Terus mereka bikin rencana buat gencet dia. Tapi dari situ jadi ketauan, Bintang tuh kalo marah banget, bisa kalap. Pertama kali ketauan waktu dia di keroyok anak anak kelas sebelas di belakang, pas pulang sekolah. Dia di jemput di kelas terus di bawa kebelakang sekolah. Disana dia di hajar. Dan lo harus tau, si Bintang emang babak belur parah sampe masuk rumah sakit. Tapi anak anak yang ngeroyok dia babak belurnya juga sama. Kayaknya dia ngelawan mati matian sebelum akhirnya pingsan." Rora berhenti sejenak untuk kembali minum.

"Nah abis itu namanya mulai ngetop tuh, anak anak kelas sebelas mulai mikir tuh kalo mau ngapa ngapain dia. Soalnya pernah sekali lagi Bintang di keroyok, tapi di luar sekolah. Dia di jebak di jalan gitu dihajar sampe babak belur lagi. Tau nggak? Begitu dia sembuh anak anak kelas sebelas yang ngeroyok dia, dia datengin satu satu. Satu anak dia hajar di toilet sekolah. Satu dia datengin kerumahnya pas lagi kosong. Tiga anak di jegat di jalan, truss-" Rora berhenti untuk mengingat ngingat. Sementara teman temannya menatap dengan wajah penasaran.

BadCasanovaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang