Sebulan bekerja, Sena mulai mengeluh betapa melelahkannya bekerja. Jadwal Taehyung panjang, membuat otomatis Sena menjadi kurang tidur.
Belum lagi Taehyung yang selalu menggodanya. Sena tahu dia luar biasa cantik -yang-benar-saja- tapi jika Taehyung mengganggunya saat dia benar benar lelah, sungguh menjengkelkan.
Terkadang Sena bahkan memukul kepala Taehyung, setelah itu Sena meminta maaf. Bagaimanapun juga Taehyung adalah atasannya, Sena masih mencintai pekerjaannya, -atau-gaji- lebih tepatnya.
Taehyung sedang berpose sesuai arahan didepan fotografer.
Itu berarti jam istirahat bagi Sena. Jadi Sena memutuskan menelpon sahabatnya yang bahkan Sena sendiri lupa kapan terakhir mereka bersapa.
"Soraaa-yaaa"
Sena dapat mendengar suara umpatan diseberang sana, "Sialan, kenapa kau menelpon malam malam seperti ini?"
Suaranya terdengar serak, mungkin baru saja terbangun. Dan ini baru jam 9 malam, "Dasar pemalas. Pantas tidak ada yang menerimamu bekerja"
"Brisik"
Sena terkekeh ringan, tangannya mencomot kentang goreng milik Taehyung. "Sekitar satu jam lagi aku akan ke Paris. Kau mau kubelikan apa?"
Taehyung memang memiliki jadwal pemotretan di Paris, dan terpaksa Sena harus mengikutinya.
Dalam hati Sena mulai mengeluh lagi, dia menginginkan hari libur.
Sora bergumam lama, seolah berpikir. "Cukup bawakan aku pria kaya"
Decakan keluar dari bibir Sena, "dasar wanita ular"
Sora terkekeh, seolah bangga dengan sebutan wanita ular yang Sena paparkan. "Omong omong bagaimana dengan Day6?"
Sena hampir berteriak frustasi, "Kacau, sangat kacau. Aku meningggalkan beberapa fanmeet."
"Wonpil oppa" Sena melanjutkan berkata dengan nada putus asa.
"Ya Tuhan" Sora terkekeh ringan, "Berhentilah menjadi fangirl, kau sudah 22 tahun."
Baru saja Sena akan menjawab ucapan Sora. Sebuah tangan memeluknya dari belakang, dia hapal betul aroma ini.
Sialan, jantungnya bereaksi berlebihan .
"Kau memakan milikku?" Taehyung mengatakan dengan nada kesal.
Miliknya?
Ambigu sekali.Jadi jangan salahkan Sena pada detik selanjutnya dia bertanya dengan nada ragu, "milikmu?"
Suara diujung sana mulai mengomel, "wanita sinting, suara siapa itu? Apa kau sudah memiliki kekas----" Sena memutuskan telepon sepihak. sama sekali tidak peduli dengan rasa penasaran setengah mati yang Sora rasakan.
Taehyung meletakkan dagunya dibahu Sena, membuat hembusan nafas Taehyung mengenai lehernya.
Ya Tuhan, Sena merinding setengah mati.
"Kau mesum sekali." Taehyung menggerakkan dagunya dibahu Sena, "maksudku kentang goreng milikku"
Mengabaikan perkataan dari Taehyung, dia mencari topik lainnya, "Kenapa kau terus memelukku seperti anak anjing?"
Taehyung menghela nafas, "aku lapar"
"Kalau begitu makanlah, kenapa memelukku?"
"Kentang gorengku kau ha----"
Perkataan Taehyung terputus karena suara, "Apa kalian berpacaran?"
Kompak Sena dan Taehyung menoleh bersamaan, mendapati Jinwoo dengan tangan bersedekap didepan dada.
"Tidak, aku tidak berpacaran dengannya" Sena berucap dengan nada cepat.
"Lalu Taehyung, kapan kau berencana melepaskan tanganmu dari tubuh Sena?"
Dengan cepat Taehyung melepas pelukannya. Tangan Taehyung menggaruk belakang kepalanya yang bahkan tidak terasa gatal. "Aku harus menelpon ibuku"
Taehyung berlalu pergi dengan canggung, begitu juga Sena, "Jinwo-ssi, sepertinya aku juga harus menelpon ayahku. Aku permisi"
Jinwoo memiringkan kepalanya, mencoba berpikir "sebenarnya situasi macam apa sekarang ini?"
-
-
-Tidak, Sena tidak tertegun dengan pesawat kelas satu yang ditumpanginya. Sena terlahir di keluarga sangat berkecukupan, bahkan dia sering berlibur ke luar negeri bersama keluarganya semasa Sena sekolah.
Yang membuat jantungnya berdebar adalah pemandangan yang sedang dia lihat.
Kim Taehyung yang tertidur.
Tadi Taehyung yang meminta agar Sena duduk disebelahnya menggantikan Jinwoo. Sena tentu saja patuh, Taehyung masih atasannya.
Lupakan tentang kursi disebelah Taehyung yang terlihat nyaman, Sena memilih duduk berlutut didepan Taehyung. Mengamati wajah luar biasa tampan milik Taehyung.
Tangan nakal Sena mulai menyentuh wajah Taehyung. Jari jarinya menari didahi Taehyung, menurun kehidung mancungnya. Sena sempat berpikir bahwa lalat akan tergelincir jika berada disana. Konyol sekali.
Semua sedang terlelap, jadi dipastikan tidak akan ada yang melihat adegan stylist yang sedang mengaggumi wajah sempurna atasannya.
Jarinya terhenti dibibir tebal Taehyung, "bagaimana bisa seseorang bisa terlihat manis dan seksi dalam waktu bersamaan?"gumamnya pelan.
Sena mendekatkan wajahnya.
Jaraknya begitu dekat dengan wajah Taehyung. Mata Sena menatap bibir tebal Taehyung.
Dia menginginkannya, Sena sanggup menampung dosa karena telah mengambil ciuman atasannya dengan diam diam.
Sebentar lagi bibir Sena akan menabrak bibir tebal Taehyung. Sialan, dia tidak mampu melakukannya.
Baru saja Sena akan kembali ke tempat duduknya. Sebuah tangan menarik tangannya, membuat tubuh Sena terjatuh diatas Taehyung. membiarkan bibir mereka saling bertabrakan.
Taehyung meraih tekuk Sena, Sena membuka sedikit mulutnya, seolah memberi izin pada Taehyung. lidah Taehyung mulai melesat masuk kemulut Sena.
Sialan.
Sena mulai luluh dengan lumatan lumatan manis yang Taehyung berikan.
-
-
-Hiiii (づ ̄ ³ ̄)づ
Ada yang nunggu ff ini tida ? ( ͡° ͜ʖ ͡°)( ͡° ͜ʖ ͡°)Jadilah readers yang baik, voment dgn sukarela ( ͡° ͜ʖ ͡°)( ͡° ͜ʖ ͡°)
Bingung komen apa? Komen saja kalo authornya canci 😳😳 h3h3.g
Siders? (҂‾ -‾)︻デ═一 \(˚▽˚'!)/
H3h3.Siyuuu sayanq 💕
KAMU SEDANG MEMBACA
SWEET TALKER
Fanfiction[COMPLETED] [already private] 99% wanita korea akan bertekuk lutut pada Kim Taehyung. Si model dengan popularitas bak diatas awan. Semua memujanya. Termasuk Park Sena, gadis muda yang dengan mudah terbuai oleh tutur kata manis dari bibir Kim Taeh...