-Ji Eun POV-
Eun Jo oppa sudah berangkat ke Jepang kemarin. Aku benar-benar merasa kesepian sekarang karena hanya dia satu-satunya teman yang aku miliki di sini. Dia satu-satunya orang yang mengerti keadaanku.
Karena cuaca pagi ini sangat bagus, aku memutuskan untuk pergi ke taman sekolah yang masih sepi. Aku duduk di salah satu bangku taman yang terletak di bawah pohon. Jika sedang sendirian seperti ini, aku jadi kembali ingat padanya.
=FLASHBACK=
Sore itu, sehari sebelum Eun Jo oppa berangkat, dia mengajakku bertemu. Kami duduk di bangku di dekat danau belakang sekolah.
"Aku akan berangkat besok", ucapnya tiba-tiba. Aku hanya diam dan tak menanggapi. "Ji Eun-ah apa kau marah padaku?". Aku masih diam. "Aku akan meminta kepala sekolah mencari siswa lain untuk menggantikanku mengikuti pertukaran pelajar kalau itu yang kau inginkan. Tapi jangan marah padaku. Jebal...". Aku tertawa mendengar ucapannya.
"Aku tidak marah padamu, oppa. Aku hanya sedih", jawabku. Dapat aku lihat dia bernafas lega. Sebegitu takutkah dia melihatku marah? Haha...dia sangat lucu. Kami kembali terhanyut dalam kesunyian. Mata kami hanya fokus pada pemandangan danau di hadapan kami.
"Oppa..."
"Hmmm..."
"Boleh aku tanya sesuatu padamu?"
"Apa itu?", Eun Jo oppa menoleh ke arahku. Aku menatap wajahnya yang terlihat penasaran.
"Kenapa kau mau berteman denganku? Maksudku...kau selalu bersikap dingin pada orang lain di sekitarmu. Tapi...kau selalu bersikap baik padaku. Padahal kau tau sendiri bahwa aku ini..."
"Karena aku nyaman di dekatmu", potongnya. Dia tersenyum. "Kau berbeda dari temanku yang lainnya. Kebanyakan orang ingin berteman denganku hanya untuk memanfaatkanku. Tapi, kau tidak. Aku bisa melihat ketulusan dari matamu"
"Tapi...kau tau sendiri bahwa kita seperti bumi dan langit"
"Meskipun begitu, aku merasa bahwa kita memiliki kesamaan. Kesepian. Oleh karena itu kita bisa saling mengerti satu sama lain dan itu juga yang membeuatku merasa nyaman berteman denganmu"
Dia tersenyum tulus. Aku ikut tersenyum mendengar penjelasannya.
=FLASHBACK END=
Aku membuka buku bersampul biru muda kesayanganku. Buku ini sangat berharga bahkan melebihi nyawaku. Aku mengedarkan pandangan ke sekeliling mencoba mencari pemandangan yang dapat menarik perhatianku. Aku menemukannya. Aku melihat sepasang burung kecil yang sedang bertengger di dekat air mancur. Tanganku mulai menggoreskan pensil di atas bukuku dan mulai melukisnya. Ya, ini merupakan salah satu keahlianku. Aku sangat menyukai seni. Selain melukis, aku juga sangat senang bernyanyi.
Aku begitu asyik bergelut dengan buku dan juga pensil. Tapi, aku merasa bahwa seseorang sedang memperhatikanku. Aku menoleh dan mendapati seorang pria berseragam yang sama sepertiku sedang melihat ke arahku sebelum akhirnya siswa lain menabraknya.
'Apa mungkin dia tadi memlihat ke arahku?Aishh...apa yang aku pikirkan? Itu tidak mungkin. Memangnya aku ini siapa?'
Aku memutuskan untuk beranjak dari bangku taman.
---**---
-Baek Jin POV-
'krriiingggg', bel istirahat berbunyi. Para siswa berbondong-bondong berjalan menuju kantin sekolah. Tapi tidak denganku. Aku merasa sangat lelah karena perjalanan kemarin.

KAMU SEDANG MEMBACA
Promise and Destiny [C.O.M.P.L.E.T.E]
Fanfiction"Terakhir kali seseorang berjanji padaku, aku berakhir kesepian di tempat ini"-Lee Ji Eun "Meskipun kau berbeda, kau membuatku merasa nyaman di dekatmu"-Kim Eun Jo "Kita baru bertemu, tapi rasanya seperti aku sudah lama mengenalmu"-Go Baek Jin Sebua...