Chapter 11

185 36 8
                                    

-Baek Jin POV-

Aku mengikuti Ji Eun dari belakang. Dia terus melangkahkan kakinya tanpa menoleh ke arahku sampai akhirnya kami tiba di perpustakaan. Aku mengerdarkan pandanganku ke seluruh ruangan. Sejauh mataku memandang, yang ada hanyalah rak-rak kayu berisikan buku. Ada juga meja dan kursi. Tapi, tidak ada siapapun di sini. Ya...kecuali kami berdua.

Aku terus memperhatikan tiap gerak-gerik gadis itu. Dia berjalan ke arah rak buku. Sepertinya sedang mencari buku untuk dibaca. Setelah menemukan apa yang dia cari, dia berjalan ke arah salah satu kursi, melewatiku, dan duduk di sana. Ya, sekali lagi MELEWATIKU. Oho...apa dia sedang mengabaikanku? Dia pikir aku ini hantu yang tidak terlihat? Yang benar saja!!

Aku berdiri di belakangnya.

"Berhentilah mengikutiku. Sana pergi", perintahnya. Tunggu!! Dia mengusirku? Heol~

"Ikut aku!"

Aku menarik tangannya, membawanya ke dekat rak buku di sudut ruangan. Aku duduk di lantai, di antara rak buku itu. Aku lihat dia masih berdiri. Wajahnya terlihat bingung. Aku menariknya agar duduk di sebelahku.

"Mau apa?", tanyanya kesal. Aku tidak mengatakan apapun dan langsung merebahkan kepalaku di atas pangkuannya. Dia tampak sedikit terkejut. "Yak!! Apa yang kau lakukan?"

"Semalam aku tidak bisa tidur. Aku mengantuk. Biarkan aku tidur sebentar", pintaku. Dia terlihat tidak terima. Aku langsung memotong ucapan yang sepertinya sudah berada di ujung lidahnya. "Jangan menolak!! Anggap saja ini sebagai ganti rugi kencan kita yang gagal"

Ah...bicara soal kencan...sebenarnya aku kelepasan mengatakannya saat itu. Awalnya aku hanya ingin meminta Ji Eun menemaniku jalan-jalan saja karena mood-ku sedang tidak baik. Tapi, ketika melihat Eun Jo, aku jadi tersulut emosi. Maka, tercetuslah kata-kata itu. Aku hanya kesal karena Kim Eun Jo selalu saja mengganggu setiap kali aku berdekatan dengan Ji Eun. Tapi pada akhirnya...tetap saja aku kecewa.

Setelah mendengar ucapanku, akhirnya Ji Eun menyerah. Aku memintanya untuk membangunkanku saat bel berbunyi. Dia kembali menuruti permintaanku. Aku memandangi wajahnya. Dia terlihat cantik. Aku tersenyum diam-diam. Dia tidak menyadarinya karena matanya masih fokus pada buku.

'Lee Ji Eun, kita baru bertemu. Tapi, rasanya aku sudah lama mengenalmu'

Aku mulai memejamkan mataku. Tapi...

'Deg...deg...deg...'

Jantungku mulai berdetak tak karuan. Aku kembali membuka mataku. Kulihat dia masi fokus pada bukunya.

"Ji Eun-ah...", aku memanggil namanya. Entah apa yang aku lakukan ini? Aku juga bingung dengan diriku sendiri.

"Apa lagi? Kau bilang mau tidur". Dia bertanya dengan kesal.

"Aku tidak bisa tidur. Nyanyikan aku lagu". Omo! Aku tidak percaya aku mengatakan ini. Aku terdengar seperti bocah. Tapi, karena aku sudah mengatakannya, apa salahnya? Lagipula aku ingin mendengar suaranya.

"Sirheo. Bagaimana kalau ada yang datang?". Sudah aku duga dia akan menolak. Tapi aku tidak boleh menyerah. Aku memohon padanya. Aku juga ber-aegyo. Dia akhirnya menyetujui. Aku tersenyum puas dan mulai memejamkan mataku.

Dia mulai bernyanyi. Aku tidak tau lagu apa ini. Tapi...aku dapat merasakan perasaan yang ingin lagu ini sampaikan. Kerinduan. Lagu ini seolah ingin menyampaikan rasa rindu yang sangat mendalam. Aku dapat merasakan bahwa Ji Eun menyanyikan lagu ini dengan sepenuh hatinya. Dia sangat menghayati lagu ini.

'Apa dia merindukan seseorang?', tanyaku dalam hati.

Aku merasakan tangan mungil Ji Eun mulai mengelus rambutku. Omo!! Apa dia dalam keadaan sadar saat melakukan ini? Dan...jantungku?!! Apa kabar jantungku?!! Detakannya semakin tak karuan. Aku harap Ji Eun tak mendengar suara jantungku ini.

Promise and Destiny [C.O.M.P.L.E.T.E]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang