Chapter 3

256 53 11
                                    


-Author POV-

Waktu sudah menunjukkan pukul 10 malam. Baek Jin berjalan mondar-mandir di dalam kamar megahnya. Otaknya sedang dipenuhi dengan berbagai macam pertanyaan.

'Ada apa dengan gadis itu? Kenapa dia berlari setelah mendengar namaku? Apa aku membuatnya takut?'

Baek Jin menghentikan aktifitasnya dan merebahkan diri di atas ranjang king size miliknya. Dia memejamkan mata, namun bayangan tentang wajah Ji Eun kembali muncul dalam benaknya. Matanya kembali terbuka. Baek Jin mengacak rambutnya frustasi.

"ARRRGGGGHH!!! Ini membuatku gila!!!", Baek Jin berteriak tanpa sadar.

Tak lama, pintu kamarnya diketuk. Terdengar suara Ny.Kang, pelayang keluarga Go, dari balik pintu.

"Tuan muda...anda baik-baik saja?"

Dengan cepat Baek Jin melangkah ke arah pintu dan membukanya.

"K-kang ahjumma? K-kenapa kau kemari?", tanya Baek Jin gugup.

"Tadi saya mendengar teriakan tuan muda. Apa terjadi sesuatu?", tanya wanita paruh baya itu penuh kekhawatiran.

"Ah...i-itu...", Baek Jin berusaha mencari jawaban. Dia menggaruk tengkuknya. "A-aku...hanya sedang kesal karena soal matematika. Itu saja", Baek Jin tersenyum lebar berusaha menutupi kebohongannya. Tentu saja bohong. Karena bukan soal matematika yang membuatnya uring-uringan saat ini, melainkan Ji Eun, gadis berwajah manis yang baru saja ditemuinya hari ini.

"Anda yakin, tuan muda?"

"Ye... ahjumma tenang saja. Aku hanya frustasi karena tidak bisa menyelesaikan soal matematika yang diberikan oleh guruku"

"Baiklah...kalau begitu saya permisi"

Baek Jin menutup pintu kamarnya dan bernafas dengan lega.

'huffttt...untung saja ahjumma percaya. Lee Ji Eun...kau harus membayar semua ini', Batin Baek Jin.

Tiba-tiba dia teringat sesuatu. Dia membuka tas sekolahnya dan mencari-cari sesuatu. Dia mengeluarkan buku milik Ji Eun yang sempat dipungutnya setelah ditinggal lari oleh sang pemilik. Baek Jin memperhatikan buku itu dengan seksama. Buku itu bersampul biru muda. Terdapat gambar pohon berwarna emas di sampul bagian depannya.

'Aku sepertinya pernah melihat buku ini...Tapi di mana?', pikir Baek Jin. Dia mencoba mengingat-ingat. Dia terus berpikir dan berpikir sampai akhirnya...

"Ah molla! Aku mengantuk"

---**---

Sinar mentari masuk melalui celah jendela kamar Baek Jin. Pria itu masih terlelap pulas dalam alam mimpinya hingga suara dering ponselnya membangunkannya. Mata Baek Jin perlahan terbuka. Dia mencoba mengumpulkan kesadarannya. Diambilnya benda berbentuk persegi panjang itu dari nakas di samping tempat tidurnya. Tertera nama Oh Jae Min di sana.

"Kenapa dia menelponku sepagi ini?"

Baek Jin mengarahkan pandangannya pada jam dinding kamarnya. Matanya membulat.

"Jam 7.45?! Oh tidak!! Aku bisa terlambat ke sekolah!!"

Dengan cepat Baek Jin bangkit dari tempat tidur. Pintu kamar terbuka dan menampilkan sosok sang kepala pelayan, Kang ahjumma.

"Tuan muda, sarapannya..."

"Kenapa ahjumma tidak membangunkanku?", tanya Baek Jin cepat dengan wajah panik. Dia berlari mengambil handuknya.

Promise and Destiny [C.O.M.P.L.E.T.E]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang