Chapter 13

175 40 17
                                    

Ji Yong baru saja berjalan keluar dari sebuah toko bunga dengan menenteng bunga lily putih di tangannya. Ketika melangkahkan kakinya menuju sepeda motornya yang terparkir tak jauh dari toko itu, dia berpapasan dengan salah satu 'anak asuh'-nya, Jae Min.

"Hyung, apa yang kau lakukan di toko bunga ini?", tanya Jae Min.

"Memangnya kenapa? Apa aku tidak boleh ke sini?", Ji Yong balik bertanya. Mata Jae Min beralih pada bunga di genggaman Ji Yong. Dia kemudian tersenyum, berusaha menggoda pelatih basketnya itu.

"Eiiiyyy...Kenapa hyung tidak bilang jika sudah punya kekasih? Itu untuk kekasihmu, kan?", Jae Min menaik turunkan alisnya.

'Pletak'

Jae Min baru saja mendapat 'hadiah' berupa 'pukulan sayang' dari Ji Yong. Pria muda itu tampak mengelus kepalanya yang masih terasa sakit. Wajahnya cemberut. Sementara Ji Yong terkekeh melihat tampang menyedihkan Jae Min.

"Hyung kejam", keluh Jae Min.

"Siapa suruh bicara sembarangan, eoh?", sahut Ji Yong.

"Lalu, kalau bukan untuk kekasihmu, itu untuk siapa?", Jae Min menatap penuh selidik.

"Ini untuk orang yang bahkan lebih spesial dari seorang kekasih. Hari ini ulang tahun adikku"

Jae Min menggerakkan kepalanya naik turun seolah mengerti maksud penuturan Ji Yong.

"Ah...begitu? Hyung pasti akan pergi ke tempat itu lagi, kan?"

Ji Yong tak menjawab. Dia hanya mengangguk sebagai ganti jawabannya. Kemudian dia berpamitan pada Jae Min.

Saat Jae Min akan memasuki toko bunga, seorang pegawai wanita tampak berlari tergesa-gesa seperti hendak mengejar seseorang.

"Ada apa?", tanya Jae Min bingung.

"Pelanggan tadi meninggalkan dompetnya"

Jae Min paham bahwa yang dimaksud oleh pegawai tadi adalah Ji Yong. Dia menawarkan diri untuk memberikan dompet itu. Dia meneriaki nama pria itu, namun sayang, pria itu tidak mendengarnya dan telah bersiap melajukan sepeda motornya. Saat itu, Baek Jin baru saja tiba dan tampak heran mendapati wajah resah sahabatnya.

"Waeyo?", tanya Baek Jin.

"Ji Yong hyung tadi membeli bunga untuk ulang tahun adiknya. Tapi dia malah meninggalkan dompetnya"

Baek Jin mencoba mencerna informasi sejenak. Kemudian seulas senyum merekah di wajahnya.

"Biar aku saja yang mengembalikannya"

Dengan cepat Baek Jin mengambil dompet itu dan melajukan motornya untuk menyusul Ji Yong. Baek Jin terus mengikuti sepeda motor Ji Yong dari belakang hingga mereka tiba di sebuah tempat yang berhasil membuat alis Baek Jin bertaut.

"Krematorium? Untuk apa Ji Yong hyung ke sini? Bukankah Jae Min bilang bahwa hari ini adiknya berulang tahun? Itu artinya hari ini ulang tahun Ji Eun", gumam Baek Jin bingung.

Dari kejauhan, dia melihat Ji Yong telah melangkahkan kakinya memasuki gedung yang ada di hadapannya itu. Baek Jin berusaha mengikutinya. Namun, niatnya itu dia urungkan karena merasa bahwa Ji Yong membutuhkan privasi saat ini. Dia memutuskan untuk menunggu.

Setelah menunggu sekitar lima menit, dia melihat Ji Eun berjalan keluar dari gedung krematorium dengan wajah sedih. Baek Jin menghampirinya. Begitu menyadari keberadaan Baek Jin, Ji Eun segera menarik pria itu menuju ke taman yang terletak di dekat gedung krematorium. Keduanya kini duduk bersebelahan di taman yang sepi itu.

Promise and Destiny [C.O.M.P.L.E.T.E]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang