Chapter 15

224 40 7
                                    

Matahari pagi di musim panas menembus melewati kaca jendela kamar Eun Jo. Pria bermarga Kim itu tampak menggeliat di atas kasurnya. Perlahan matanya terbuka. Dia bangkit dari tempat tidur dan berjalan ke arah balkon. Dibukanya pintu balkon dan berjalan keluar. Eun Jo meregangkan sedikit otot-ototnya. Matanya terpejam. Kupingnya menangkap suara merdu kicauan burung yang saling bersahut-sahutan. Dihirupnya oksigen sebanyak-banyaknya kemudian dihembuskannya perlahan. Seulas senyum mengembang di wajahnya.

"Welcome summer", gumamnya.

Setelah puas menikmati udara pagi, Eun Jo melangkahkan kakinya ke dalam kamar mandi yang ada di kamarnya. Setelah 15 menit, dia keluar dengan handuk yang melilit di pinggangnya. Dia melangkah ke arah lemari, mencoba memilih pakaian yang pas dia kenakan saat ini. Pilihannya jatuh pada sebuah hoodie berwarna navy dan celana selutut berwarna hitam. Tidak lupa dia mengenakan sebuah topi baseball dan membawa bola basket kesayangannya.

Eun Jo berjalan menuju ruang makan. Dengan cepat dia menyantap sarapan yang sudah disiapkan oleh sang asisten rumah tangga. Seperti biasa, dia hanya menyantap makanannya sendirian di meja makan yang berkapasitas sepuluh orang itu. Setelah menyantap makanannya, Eun Jo segera melangkah pergi dari rumahnya.

Dengan berjalan kaki, Eun Jo pergi menuju lapangan basket yang letaknya memang tak terlalu jauh dari kawasan perumahannya. Di sana, seorang gadis sudah menunggunya. Gadis itu duduk di salah satu bangku di tepi lapangan. Eun Jo tersenyum senang dan berjalan menuju gadis itu.

"Hello little princess", sapanya. Eun Jo duduk di samping gadis itu. Gadis itu menoleh, tapi wajahnya cemberut. "Waeyo? Kenapa cemberut, Ji Eun-ah?"

"Oppa, jangan panggil aku seperti itu lagi. Aku malu", ujar Ji Eun polos. Eun Jo tertawa. "Kenapa kau malah tertawa?"

"Aigoo...Kau lucu sekali. Aku pikir kau kesal karena menunggu terlalu lama"

"Aniyo. Aku baru sampai". Keduanya tersenyum.

---**---

Baek Jin sedang berlari di sekitar kompleks perumahannya. Ini merupakan kebiasaan yang sering dilakukan Baek Jin di hari libur. Ketika melewati lapangan basket, dia menangkap dua sosok yang sangat familiar di matanya. Dia adalah Eun Jo dan Ji Eun. Keduanya kini sedang duduk bersebelahan. Sesekali mereka tertawa. Baek Jin tampak tidak suka dengan pemandangan di depannya.

"Enak saja dia mau berduaan dengan Ji Eun-ku. Tidak boleh dibiarkan"

Sebuah smirk terukir di wajahnya. Baek Jin berjalan menghampiri mereka dan duduk tepat di tengah-tengah.

"Annyeong Ji Eun-ah...", sapa Baek Jin dengan dengan senyum ceria terpampang di wajah. Kemudian dia beralih menatap Eun Jo. Kali ini dia memasang wajah datar. "Annyeong Kim Eun Jo". Dia memberikan penekanan pada kata 'Kim Eun Jo'. Eun Jo mengalihkan pandangannya. Rasanya dia tidak tahan kalau harus memandang wajah Baek Jin lebih lama lagi.

"Ck, pengganggu sudah datang". Eun Jo berdecak sebal. Baek Jin hanya tersenyum mengejek ke arah Eun Jo yang dibalas dengan tatapan tajam Eun Jo. Melihat kedua anak manusia itu mulai tidak akur, Ji Eun memilih untuk berpindah posisi untuk duduk di tengah, di antara Eun Jo dan Baek Jin dengan harapan tidak akan terjadi hal-hal yang tidak diinginkan.

"Yak!! Go Baek Jin!! Kau seharusnya memanggil Eun Jo oppa dengan sebutan sunbae atau hyung. Dia itu lebih tua darimu". Ji Eun mulai menceramahi Baek Jin. Eun Jo tersenyum puas mendengar penuturan Ji Eun. Sementara Baek Jin hanya mengangguk patuh dan menatap Eun Jo dengan sebal.

Promise and Destiny [C.O.M.P.L.E.T.E]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang