3. Masalah Pertama

2.8K 218 34
                                    

Koridor kelas sepuluh yang biasanya sepi jika Keysa lewat, kini sudah penuh sesak. Anak-anak tampak berjejal-jejal di depan mading. Dan setiap siswa yang selesai melihat apa yang di tempel di sana, akan memandang Keysa sambil berdecih.

Keysa sendiri tidak mengerti kenapa. Jadi dia hanya mengikuti arus dengan berusaha melihat ada apa di mading sana. Namun belum sempat dia membaca tulisan di sana, dorongan sengaja oleh salah satu siswa membuatnya kehilangan keseimbangan dan berakhir di lantai.

Bukan hanya itu, mereka dengan sengaja menginjak kaki Keysa sampai gadis itu menjerit meminta ampun.

"Oh jadi ini yang namanya Keysa? Ya ampun berani banget dia ngedekatin Kak Kevin."

"Tau, tuh. Gak tahu malu!"

"Emang kalau orang susah sih gitu, giliran liat orang kaya langsung nempel."

Keysa menunduk dalam sembari menyeka air matanya. Bahkan dia saja tidak tahu kenapa. Siswa-siswi itu mulai mendorong-dorong Keysa sambil mengeluarkan sumpah serapah mereka.

"Harusnya lo malu, Miskin!" teriakkan itu kembali terdengar. Kali ini dari ujung koridor, tepatnya tangga menuju lantai dua. Dan Keysa tidak pernah merasa setakut ini. Karena di sana, berdiri Olivia sembari bersedekap dan di belakangnya, seperti biasa, Dessy dan teman-temannya berdiri.

Setiap langkah mereka yang semakin dekat seolah menghitung waktu kematian Keysa. Semakin dekat jarak mereka, semakin dekat juga Keysa di ambang pintu kematian. Berhadapan dengan Olivia memang mencari mati. Bahkan siswa yang mengerumuninya tadi pun sudah bergeser menjauh. Memberi akses lebih pada Olivia, si Ratu Bully di sekolah mereka.

"Heh!" dan tarikkan kencang di rambutnya kembali Keysa rasakan. "Masih mau nyari gara-gara sama gue lo?!"

Keysa memegang tangan Olivia di belakang kepalanya sambil meringis. "Sakit, Kak."

"Ini belum seberapa. Sakit hati gue lebih besar dari ini, Bitch!" Olivia mendorong Keysa menjauh lalu menarik stiker yang tertempel di mading.

"Nih. Baca!"

Kontan mata Keysa membulat melihat fotonya di sana. Ada 4 foto dalam selembar kertas. Foto pertama di mana Kevin membantu Keysa mengenakan bajunya. Kedua, ketika Kevin menggendong Keysa keluar dari gudang. Ketiga, ketika Kevin dan Keysa yang berada di ruang UKS. Keempat, Keysa dan Kevin yang berada di dalam mobil Kevin.

Dalam foto itu terlihat jelas bahwa mereka sengaja menempatkan Keysa dan Kevin dalam masalah. Seolah-olah hanya ada Keysa dan Kevin di beberapa tempat itu.

"Ngapain lo sama pacar gue, hah?!" Olivia menampar Keysa menggunakan stiker di tangannya. Bunyi 'plak' yang cukup keras membuat seseorang yang hendak melangkah menaiki tangga mengurungkan niatnya.

"M-maaf, Kak. Saya gak tau kalau Kak Kevin akan kesana." Keysa bersimpuh di kaki Olivia sambil menangis. Ellen yang berdiri tidak jauh darinya hanya bisa menangis dalam diam. Berulang kali dia meyakinkan dirinya sendiri bahwa melawan Olivia sekali saja tidak masalah. Namun melihat betapa kejamnya Olivia membuat siapa saja menciut takut.

"Menjauh dari gue. Jijik gue!" Olivia mendorong Keysa menjauh namun gadis itu masih setia menempel di kakinya. Akhirnya Olivia menggunakan cara terkahir. Tangannya sudah terangkat lagi hendak menampar ulang pipi Keysa, namun ternyata berakhir dalam tangan seseorang. Kevin Anggara Pratama.

"K-Kevin?"

Kevin melepaskan tangan Olivia lalu menunduk untuk memungut stiker yang sudah jatuh di lantai. Sejenak tatapannya beradu dengan Keysa, dan gadis itu langsung memalingkan wajahnya.

Kevin melihat foto yang tercetak di sana dan rahangnya mengeras. Di remasnya kertas itu sampai tak berbentuk lalu berbalik menatap Dessy.

"Siapa yang ngelakuin ini?!"

Beloved Hero (Completed)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang