10. Masih tentang dia

2K 155 10
                                    

"Sa, lo mau ngikut kemah gak?"

"Kemah apa?" tanya Keysa malas. Jika perkemahan yang di adakan sekolah, maka dia akan ikut. Tapi jika camping biasa maka Keysa tidak berniat. Dia tidak memiliki waktu untuk itu. Waktunya terlalu mahal untuk sekedar bersenang-senang. Dia bahkan masih membutuhkan banyak waktu untuk kesehariannya.

24 jam terasa terlalu singkat buat Keysa. Jika bisa meminjam waktu pada Tuhan, mungkin Keysa akan meminta itu setiap hari. Dia bahkan tidak sempat lagi mengurus kedua adiknya karena sekolah mereka yang sudah full time. Meskipun hari sabtu adalah fakultatif, Keysa tetap tidak bisa karena harus bekerja full time di warung depan gang kompleks mereka.

Belum lagi cucian yang menumpuk minta di cuci. Setiap pagi, sekitar pukul 4, Keysa sudah siap dengan peralatan mencucinya. Dia bisa menyelesaikan 3 bak besar sekaligus lalu melanjutkan beberapa bak lagi di sore hari.

"Ini loh perkemahan pramuka. Seru banget, anjir. Jambore kampret, jambore."

"Jambore nasional?"

"Kagak. Pra jambore. Yang bagus di perkemahan ini yang bakalan ngikut jambore nasional." sahut Fanti dari belakang.

Ellen menoleh dengan senyum lebar, "Makasih Mama Suster, infonya."

Keysa juga menoleh. Tersenyum sedikit karena saat ini Fanti sudah sibuk dengan bukunya lagi.

"Ikut, ya. Itung-itung kita refreshing. Selama ini kan gue udah bosan belajar mulu. Capek gue. Jadi gue butuh suasana baru biar semangat."

Keysa melirik dengan geli, "Kamu belajar? Bukannya gak pernah tu?"

Ellen memang tidak suka belajar. Hanya jika ada ulangan barulah dia sibuk dengan bukunya. Sama seperti siswa kebanyakan, sistem kebut semalam memang bukan hal baru lagi bagi mereka.

"Ish, ngomong suka bener deh," celetuk Ellen sembari mencubit pipi Keysa.

"Jadi gimana? Mau ikut gak?" tanya Ellen lagi.

"Iya deh."

"Pas banget. Udah gue daftarin." ketika Keysa menoleh, Ellen sudah nyengir lebar di sampingnya.

"Kapan? Lo berdua ikut?" sebuah suara menyahut dari belakang. Yuni yang baru saja melepaskan headphone-nya menatap Keysa dan Ellen penasaran.

"Katanya sih minggu depan. Gue sama Keysa ikut."

"Pas banget deh. Gue juga udah daftar kemarin."

Ellen dan Yuni lantas bertos ria dan cekikikan bersama. Tanpa menunggu waktu lama mereka sudah berpindah ke bangku belakang. Tanpa menoleh juga Keysa tahu bahwa sudah ada gerombolan yang di ketuai Tati di sana.

Kelas kali ini lebih tenteram dari biasanya. Karena sebagian anak cowok di kelas mereka memilih tidur daripada membuat keributan. Entah karena apa, Keysa sendiri tidak ingin tahu. Setidaknya dia bersyukur karena bisa belajar dengan tenang tanpa perlu mengungsi ke perpustakaan.

Hanya suara-suara Ellen dan lainnya yang masih bisa Keysa dengar. Namun itu tidak terlalu menggangu. Karena Ellen paham betul jika Keysa tidak suka keributan di saat dia sedang belajar. Jadi dia bisa meminimalisir suara teman-temannya agar tidak menggangu Keysa.

Beloved Hero (Completed)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang