Kevin mengira dengan mendiamkan Olivia maka pacarnya itu akan berubah. Ternyata Olivia semakin gencar mem-bully Keysa sekalipun tidak di bantu oleh Dessy dan teman-temannya lagi.
Seperti siang ini, ketika giliran kelas Keysa yang berolahraga, Olivia sengaja menyembunyikan kostum olahraga Keysa agar gadis itu mendapat hukuman dari Pak Vence.
"Kemana pakaian olahraga kamu?" Pak Vence berdiri bersedekap sembari menatap Keysa.
"S-saya gak tau ada dimana, Pak." jawab Keysa gugup. Dia menunduk sembari memilin jari-jarinya takut. Sekalipun Pak Vence baik, dia tetap menakutkan jika lagi marah.
"Kamu lupa?"
Keysa menggeleng.
Teman-teman kelasnya sudah duduk di rerumputan menunggu Keysa selesai di adili. Pelajaran olahraga mereka harus tertunda karena Keysa dan beberapa di antaranya sudah mulai kesal. Bukan pada Keysa, namun pada orang yang sengaja membuat Keysa dalam masalah.
"Baiklah. Kamu saya kasih hukuman membersihkan halaman kelas sepuluh seluruhnya. Silahkan."
Pak Vence berbalik menghadap siswa-siswinya yang sudah menunggunya lalu mulai memberikan pengarahan. Sedangkan Keysa mulai melangkah keluar lapangan. Keysa tahu saat ini Ellen sedang menatapnya dengan iba. Yuni juga pasti tidak tega melihatnya. Namun Keysa tahu dia kuat jika hanya seperti ini. Jika dengan cara ini dia bisa bertahan di sekolahnya, maka Keysa siap menghadapi masalah selanjutnya.
Keysa menemui Pak Jono dulu untuk meminta peralatan menyapu. Setelah membawa sapu dan beberapa alat lainnya, Keysa langsung menjalankan tugasnya. Keysa membersihkan kelas X-1 terlebih dahulu. Setelah itu kelas selanjutnya. Kini tiba di kelas X-7 dan Keysa harus sabar karena halaman kelas itu sangat kotor. Seolah mereka sengaja membuang sampah di sana.
Tempat sampah yang berada di antara kelas X-7 dan X-8 sudah jelas kosong. Namun sampah di sekitar itu sangat banyak. Keysa sampai bingung sendiri. Baru ketika dia melihat Yuyun dan teman-temannya berdiri menertawakannya, dia mengerti. Mereka sengaja menumpahkan sampah di sana.
Keysa dengan sabar memungut semuanya dan memasukkan kembali ke kotak sampah. Berusaha tidak peduli pada sindiran mereka. Bahkan Keysa berpura-pura tidak mendengar ketika salah satu di antara mereka memanggilnya dengan panggilan menyakitkan.
"Eh, Miskin!"
Dengan berat hati Keysa mendongak. Sella sedang berkacak pinggang sembari berdecih.
"Bersihin bagian sana. Masih kotor tuh." dia menunjuk bagian yang sudah Keysa bersihkan tadi. Memang masih ada sampah di sana yang Keysa tahu baru saja di kotori lagi. Dengan sabar Keysa melakukan perintahnya.
Setelah selesai Keysa bersiap mengembalikan sapu pada Pak Jono ketika melihat Olivia sedang berjalan ke arahnya sembari menenteng kantong plastik berwarna hitam. Cewek itu berhenti di dekat kotak sampah tidak jauh dari Keysa lalu mengangkat plastik di tangannya, siap untuk di masukkan ke dalam kotak.
Matanya menatap Keysa dengan ekspresi meremehkan. Senyum miring terukir di bibirnya ketika tangannya memegang ujung bawah plastik dan keluarlah isinya dari sana.
Keysa membelalak ketika melihat kostum olahraganya di sana. Olivia melepaskan plastik di tangannya lalu mulai menepuk-nepuk telapaknya.
"Gue buang sampah pada tempatnya, kan?" ucapnya sebelum berbalik menaiki tangga. Dia sempat berbalik untuk menertawakan Keysa ketika dilihatnya gadis itu berlari terburu-buru untuk memungut kostumnya.
Keysa melihat kostumnya yang sudah kotor. Dan air matanya mengalir lagi. Keysa ingin terlihat kuat. Ingin menunjukkan pada siapa saja jika dia tidak selemah itu. Namun dia hanya gadis biasa yang bergerak dengan perasaan seperti gadis-gadis lainnya. Dia sama seperti cewek lain yang hanya mengandalkan air mata ketika mereka terluka.
KAMU SEDANG MEMBACA
Beloved Hero (Completed)
Novela JuvenilCerita sudah selesai Keysa Faradina Winata. Gadis yang hidup sangat sederhana. Bersekolah di SMA ternama dengan beasiswa dan harus menghidupi nenek, kedua adiknya, dan sepupunya. Namun semua berubah semenjak dia menjadi asisten Kevin Anggara Pratama...