22. End

4.1K 152 9
                                    

Ini sudah sebulan berlalu semenjak kecelakaan itu. Kevin sudah sembuh dari seminggu yang lalu dan kembali menjalankan aktivitasnya seperti biasa. Sebulan lagi mereka akan mengadakan ujian akhir dan tinggal menunggu ujian nasional pada bulan April. Kevin yang terlalu sibuk dengan belajarnya sampai tidak punya waktu untuk berdua dengan Keysa.

Dia baru punya waktu ketika berangkat ke sekolah atau pulang bersama. Itu pun jika kelas Kevin sedang tidak ada jadwal tambahan. Keysa paham untuk tidak mengganggu. Seperti pagi ini, ketika Kevin tidak menjemputnya dan mengatakan mungkin tidak akan mengantarnya pulang juga, Keysa hanya mengiyakan.

Papa yang mengantarnya dan Ellen menunggunya di depan gerbang.

"Sama bokap ya, Sa?" Ellen langsung menggandengnya menuju kelas. Mobil-mobil tampak berjejer di parkiran dan Keysa menemukan mobil Kevin di sana.

"Iya."

"Hari ini Bu Elis gak masuk, katanya. Dia masih ngurusin try out kelas XII besok."

"Ada tugas?"

Ellen mendengus, "Lo kenal Bu Elis kan? Kalau gak ada tugas berarti kemarin Tian sama gengnya udah ngejar ayam buat dia."

Keysa tertawa mendengarnya.

"Pagi, Keysa."

Keysa membalas sapaan Anjelo dengan senyuman karena belum sempat dia menjawab, cowok itu sudah berlari menaiki anak tangga dengan tergesa-gesa. Keysa dan Ellen akhirnya berbelok di ujung koridor menuju kelas mereka.

Keysa berhenti di depan pintu kelasnya ketika melihat Kevin di ujung koridor. Disuruhnya Ellen lebih dulu ke kelas, sementara dia menemui Kevin sebentar. Cowok itu sepertinya belum menyadari kehadirannya sehingga dia masih sibuk membolak-balikkan kertas di tangannya.

"Kevin?"

Kevin langsung berbalik dengan cepat dan tersenyum lebar.

"Kamu ngapain di sini? Obrak-abrik lemari itu."

Kevin memang sedang berdiri di depan lemari besar dan sibuk mengeluarkan kertas-kertas dari sana. Lemari itu sebenarnya di letakan di perpustakaan kelas sepuluh di sebelah gedung ini. Hanya saja kemarin di tambahkan satu lemari lagi sehingga tidak ada tempat untuk lemari itu.

"Oh, nyari soal-soal kelas sepuluh. Buat bahan belajar," Kevin menunjuk kertas-kertas di tangannya, "kamu kesini pake apa?"

"Diantar Papa."

"Siangnya dijemput lagi?" kali ini Kevin bergerak ke arahnya.

"Mungkin." sahut Keysa sambil mengangkat bahunya.

"Kalau enggak bilang ya. Biar aku yang ngantar."

"Eh gak usah." sergah Keysa cepat. "Kamu kan ada kelas tambahan. Gak pa-pa, aku bisa pulang sama Ellen atau Yuni."

Keysa mencoba menampilkan senyum terbaiknya agar Kevin percaya bahwa dia baik-baik saja meski bukan dirinya yang mengantar.

Kevin tersenyum sebelum bergerak untuk mencubit pipinya, "Ya udah. Aku ke kelas ya. Kamu juga udah mau bel ni."

Keysa mengangguk lalu lebih dulu masuk ke kelasnya, sementara Kevin masih menata kertas-kertas di tangannya lalu naik ke kelasnya juga.

***

Two months later

Keysa berdiri di depan aula SMA Budi Luhur dengan perasaan was-was. Ellen juga bersikap sama sepertinya. Dari arah kanan, tampak Yuni yang berlari-lari ke arah mereka. Ekspresinya tidak jauh berbeda.

Beloved Hero (Completed)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang