9. Memilih Menjauh

2.1K 155 9
                                    

"Vin, pacar kakak mau balik bulan depan."

Kevin yang sedang asyik dengan ponselnya lantas menoleh.

"Serius? Udah selesai kuliahnya?"

"Belum, sih. Tahun depan. Ham balik mau ngurus pertunangan kita." jelas Ashila di sertai senyuman lebar.

"Bagus, dong. Berarti nikahnya dipercepat nih."

Ternyata godaan Kevin malah membuat raut wajah Ashila berubah. Namun kakak perempuannya itu cepat-cepat merubah air mukanya lagi. Tetapi Kevin terlalu cepat menangkap sehingga Ashila tidak bisa menyembunyikan apa-apa.

"Ada masalah?" tanya Kevin.

"Gak, kok. Kata dia nanti kita bicarain soal itu pas dia udah pulang." jawab Ashila pura-pura ceria. Mungkin Ashila bisa membohongi Mama. Tapi tidak untuk Kevin. Karena setelah Ashila memamerkan rancangan gaun untuk pertunangannya, Kevin tahu bahwa kakaknya itu tidak sebahagia yang dia lihat.

Kevin masih ingat pertengkaran Ashila dan Ham dia teras rumah mereka. Bagaimana cara Ashila melarang Ham melanjutkan studinya ke luar negeri dan bagaimana Ham memaksa Ashila mengikutinya ke Jepang.

Terpaksa, karena cintanya pada Ham, Ashila memilih melanjutkan studi-nya ke Jepang. Ham selesai lebih dulu, sedangkan Ashila mesti setahun lagi.

"Kamu mau minta oleh-oleh apa dari Ham? Dia nanya."

Kevin terlihat berpikir sesaat sebelum melirik kakaknya tanpa selera. "Intinya dia datang aja dulu. Soal oleh-oleh bisa kapan aja."

Ashila tahu bahwa Kevin marah. Jadi dia hanya mengangguk lalu mulai membawa barang-barangnya ke dalam kamar. Berdebat dengan Kevin hanya akan membuang waktu. Apalagi ketika Kevin sudah tidak menyukai seseorang maka dia akan mencari segala macam kesalahan orang itu sampai Ashila menyerah karena kalah.

Sama seperti Kevin, Ashila juga tidak menyukai Olivia. Perdebatan mereka setiap hari hanya sebatas Ham dan Olivia. Bagaimana Ashila tidak bisa menerima Olivia dan bagaimana Kevin tidak menyukai Ham. Mama dan Papa sampai tidak bisa melerai mereka.

Baru kali ini Ashila tidak menanggapinya. Justru hal yang tidak biasa ini yang membuat Kevin khawatir. Jadi Kevin buru-buru menyusul Ashila ke kamarnya dan meminta maaf.

"Kevin janji bakalan belajar nerima Kak Ham kali ini. Intinya dia jangan pernah nyakitin Kakak lagi." janji Kevin malam itu. Di saat Ashila menangis di pelukannya. Kevin tahu bagaimana rasanya mencintai terlalu dalam. Terlalu sakit sampai rasanya ingin meledak.

Kevin tidak ingin Ashila terluka. Tidak hanya karena seorang laki-laki. Sama seperti Olivia. Kevin juga tidak ingin menyakiti cewek itu. Dia terlalu baik untuk di sakiti oleh Kevin. Namun dia sudah berjanji bahwa dia akan melupakan Keysa, cinta sesaatnya yang bahkan tidak memikirkannya sedikit saja.

Masih bisa Kevin ingat bagaimana jawaban Keysa ketika dia mencoba memancing gadis itu. Ternyata lebih sakit dari yang dia bayangkan. Keysa melontarkan kata-kata pedas yang bahkan tidak pernah Kevin duga. Keysa yang memiliki sifat baik bisa melontarkan kata-kata sekejam itu hanya untuk menolak seseorang?

Ataukah dia hanya ingin mengelabui hatinya?

Kevin menggeleng sembari menyesap kopinya. Sudah kesekian kalinya dia meyakinkan dirinya sendiri bahwa Keysa tidak memiliki perasaan yang lebih terhadapnya. Namun di sisi lain hatinya dia justru yakin bahwa perasaannya berbalas.

Kevin bahkan meragukan perasaannya pada Olivia. Dia menyayangi Olivia, demikian juga sebaliknya. Namun perasaan yang tumbuh pada Keysa benar-benar berbeda. Kevin hanya ingin melihatnya, meskipun dari jarak yang jauh.

Beloved Hero (Completed)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang