"Siapa yang hilang?" Pak Romanus mondar-mandir di hadapan mereka dengan tangan bersedekap. Sudah sejak tadi guru mereka itu menceramahi mereka satu persatu. Keysa, Kevin dan Bondan hanya bisa menunduk di tempatnya. Sebelum itu, mereka semua berkumpul di depan tenda utama dan mendapat omelan dari Pak Romanus.
Namun sadar bahwa kesalahan sebenarnya berpusat pada ketiga orang itu, Pak Romanus akhirnya membawa mereka ke dalam tenda. Hukuman apa saja yang akan di berikan sudah siap Keysa terima. Namun sepertinya tidak dengan Bondan. Dia lantas memprotes ketika Pak Romanus menyuruh ketiganya untuk berlari keliling lapangan sebanyak 10 putaran.
"Saya gak terima, Pak!" elaknya. "Ini bukan sepenuhnya salah saya. Dia yang salah!" Bondan menunjuk ke arah Kevin yang berdiri di ujung kanannya, sebelah Keysa. Tatapan Pak Romanus ikut teralihkan dan dia malah nampak tertarik untuk mendengarkan pembelaan lebih jauh.
"Saya tidak bertanggung jawab atas menghilangnya Olivia. Salahkan saja Kevin! Dia kan pacarnya!"
Kevin menggeram di tempatnya. "Saya bisa cari Olivia sendiri, Pak," ucap Kevin akhirnya, "setelah ini."
"Saya tidak memerlukan kalian untuk membantu pencarian ini. Tim saya sudah bergerak sejak sejam yang lalu. Mereka tidak mungkin kembali tanpa membawa Olivia. Yang saya butuhkan di sini adalah pertanggungjawaban kalian atas kejadian kemarin."
Pak Romanus melangkah ke dekat Bondan, "Dan kamu Bondan. Apa alasan kamu kesini namun tidak memakai seragam pramuka sama sekali?"
"Itu.." Bondan melirik ke arah Keysa yang justru sedang menatap ke arahnya juga. "Saya.."
"Dia anterin saya, Pak. Gara-gara saya terlambat dan ketinggalan bis." bela Keysa. Pak Romanus memalingkan tatapannya ke arah Keysa lagi dan mengangkat sebelah alisnya. Menarik!
"Lalu?"
"Saya berniat untuk mengikuti kegiatan. Saya ingin mencoba."
"Lalu ada apa di antara kalian bertiga? Sampai Olivia harus menghilang?"
"Gak ada apa-apa, Pak!" jawab Keysa langsung. Terlalu bersemangat sampai dua cowok di sampingnya menoleh dengan cepat. Keduanya sama-sama mengerutkan kening heran. Untuk beberapa hari yang lalu ini Keysa menganggap tidak ada apa-apanya? Sepertinya Bondan membutuhkan palu kemarin untuk kepala cewek ini. Mungkin agak bergeser.
"Maksud lo?" tanya Kevin heran.
"Ya, itu."
Kevin dan Bondan sama-sama menghela napas.
"Maksud lo apa bilang gak ada apa-apanya?" tanya Kevin lagi.
Pak Romanus masih menunggu dengan sabar. Pria paruh baya itu melipat tangannya di depan dada dan duduk bersandar di salah satu batang kayu yang sengaja di taruh di pojok. Alisnya bertaut, menatap Kevin dan Bondan yang saling melempar tatapan tidak suka.
"Emang gak ada apa-apanya, kan?" Keysa masih bersikeras. Dia mengatakan yang sebenarnya. Apa karena Bondan mengantarnya kesini mereka memiliki hubungan spesial? Atau ketika Kevin menolongnya kemarin mereka juga memiliki hubungan spesial? Lalu apa kabar dengan perlakuan Anjelo semalam? Apa cowok itu harus di panggil menghadap juga?
Keysa merasa Bondan dan Kevin terlalu berlebihan menanggapinya. Mereka menganggap bahwa apa yang terjadi belakangan ini adalah sesuatu yang luar biasa yang justru menurut Keysa hanyalah kejadian yang biasa-biasa saja. Tidak ada yang spesial.
"Up to you," Kevin mengangkat kedua tangannya. Dia menatap Pak Romanus yang masih setia duduk di tempatnya tadi. "Maaf, Pak. Saya pamit mau nyari Olivia."
Setelah berkata begitu, Kevin segera pergi. Dia kecewa. Perlakuan spesialnya untuk cewek itu malah di anggap bukan apa-apa. Sebenarnya Kevin sedikit bersyukur karena Keysa juga tidak memilih Bondan. Tapi tetap saja dia marah. Bondan baru-baru ini dekat dengan Keysa. Sedangkan dia sudah sejak lama, bahkan cewek itu tahu bahwa dia mencintainya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Beloved Hero (Completed)
Novela JuvenilCerita sudah selesai Keysa Faradina Winata. Gadis yang hidup sangat sederhana. Bersekolah di SMA ternama dengan beasiswa dan harus menghidupi nenek, kedua adiknya, dan sepupunya. Namun semua berubah semenjak dia menjadi asisten Kevin Anggara Pratama...