26. Rahasia Kekasih

1.3K 222 33
                                    


Salju tumpah dari langit Seoul, siluman putih mulai membekukan tulang jika keluar rumah tanpa mengenakan setelan baju hangat, lengkap dengan syal, topi wol dan sarung tangan. Pohon sansuyu seperti diselimuti kapas, tertunduk-tunduk, penghangat ruangan bekerja seharian. Kara berdiri di tepi jendela kamar, uap putih menguar ketika dia bernapas. Tangan pucatnya bergerak di atas kaca yang berembun, pikirannya sudah melesat cepat, menembus kaca, lalu hilang di ujung jalan yang putih, di satu tempat sedingin hari ini. Delapan belas tahun lalu salju telah membawa ibunya pergi, delapan belas tahun lalu salju pulalah yang mempertemukannya dengan Suho dan Chanyeol.

Jari telunjuk Kara berhenti bergerak, dia terperanjat, menemukan nama Suho sudah tertulis di atas kaca. Pandangan Kara beralih pada cincin safir biru yang hingga kini masih tersemat di jarinya, seharusnya dia melepaskan cincin itu saat memilih Chanyeol. Kenyataan Kara tidak pernah bisa melakukannya.

"Sudah siap?" Chanyeol muncul di muka pintu.

Kara berpaling lalu mengangguk, seraya mengeratkan mantel tebal yang dikenakannya. Dia meraih syal biru di atas ranjang, melilitkannya ke sekeliling leher, lalu menyelempangkan tas ungu muda di kedua bahunya.

"Saljunya lumayan, jadi kita naik bus saja ya. Kado untuk Jungkook?"

"Sudah aku bungkus rapi." Kara menunjuk tas ungunya, lalu membiarkan Chanyeol menggiringnya keluar kamar.

Sesuai rencana mereka naik bus untuk sampai ke rumah Jungkook, hari ini Jungkook genap enam belas tahun. Kara merangkul lengan Chanyeol ketika sampai di pelataran rumah Jungkook, dia sempat melirik ke atas, ke rumah lamanya. Senyum tak bisa Kara sembunyikan, tempat itu sudah lama sekali dia tinggalkan.

"Saengil chukae, Jeon Jungkook." Chanyeol dan Kara berteriak bersamaan, ketika pintu baru saja dibuka. Jungkook tersenyum lebar sambil menerima hadiahnya, lalu memeluk Kara dan Chanyeol bergantian.

"Noona, mana Suho hyung? Dia tidak datang bersama kalian?" Jungkook menjinjitkan kakinya, melonggok keluar dari balik bahu Kara.

"Suho?" tanya Kara tanpa sadar, seraya membersihkan serpihan salju di mantelnya. Chanyeol menutup pintu, lalu membantu Kara melepas mantel dan syal.

"Noona, kau tidak berpikir aku lupa mengundangnya kan?" Jungkook berdecak kesal. "Suho calon kakak iparku, masa tidak aku undang sih," tukas Jungkook. Chanyeol dan Kara sama-sama memaku.

"Hyung bilang mau datang bersamamu." Jungkook menggantungkan mantel Kara dan Chanyeol di gantungan belakang pintu. "Eunbin Noona tidak bisa datang, hari ini dia tidak bisa bolos kerja. Noona, duduk di sebelah sini," tambahnya, lalu menempatkan Kara di sebelah kanan dari meja kecil dengan kue ulang tahun.

Ruang tamu sederhana itu sudah dihias dengan banyak balon helium, menutupi langit-langit, sebagian lagi dibiarkan berdiri tertunduk-tunduk di dekat kursi panjang yang membingkai kedua sisi meja utama. Kara dan Chanyeol duduk terpisah, Donghyuk sibuk mengatur volume dari DVD di belakang meja ulang tahun. Kara menyapa teman-teman Jungkook, mereka ada lima orang, duduk berdesakan di dekat Chanyeol. Jimin dan Taehyung memeluk Kara lalu menanyakan kabar, mereka duduk di sofa paling kanan, lalu minum soju dari gelas-gelas kecil yang dibawa Shinyoung. Wanita cantik setengah baya yang dari tadi sibuk menyajikan berbagai makanan pembuka, sebelum acara potong kue Jungkook dimulai.

"Baiklah, karena semua sudah berkumpul, kita mulai saja acaranya." Donghyuk mengambil alih acara. Dia tambun, hidung besar, mata sipit nyaris tidak terlihat, berdiri di antara para tamu dan Jungkook yang gelisah.

"Sebentar Ayah, Suho hyung belum datang."

Donghyuk terpaksa mengatubkan kembali mulutnya yang sudah setengah terbuka, wajah carut marutnya berkedut, lalu menghela napas seraya menatap pintu dan Kara bergantian.

Secret of The SwainTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang