Prolog

5.9K 521 172
                                    

- Second Chance -

.
Present by : fathlee * Mo-chan21 * amelianrfdl * Ivoanash * seyoon195 * perfecttstranger * xohorat * xohunie * xoroxanne * ChanAngel27 * yayvkim
.

"Malam ini aku sendiri disini, aku kelaparan karena sedari tadi sibuk dengan koper-koper sialan milikku, dan sekarang kau juga membiarkanku untuk memasak sendiri? Sendirian? Oh yang benar saja!"

"Ayolah anak manja, kau hanya perlu mencari bahan makanan yang mudah untuk kau olah sendiri, jangan berlebihan!" ucap Taehyung diseberang telepon.

Sehun berdecak tidak suka. "Ah, baiklah!" balas lelaki itu pasrah.

Dengan berat hati Sehun melangkahkan kakinya menuju dapur, dan benar saja sahabat nya itu sudah menyiapkan segalanya.  Lemari pendinginnya penuh dengan bahan makanan yang memang sangat mempermudah Sehun untuk memasaknya sendiri.

Secara keseluruhan Sehun sangat menyukai apartemen barunya ini, interior elegan dengan suasana yang nyaman juga hangat bisa Sehun rasakan. Mungkin karena pemilik sebelumnya adalah wanita, jadi jelas saja tempat ini sangat terawat dengan baik.

Ketika Sehun mulai berkutik dengan masakannya, Sehun merasakan ada seseorang masuk ke dalam apartemennya. Sehun berpikir bahwa Taehyung-lah yang datang, oleh sebab itu Sehun cukup dapat mengabaikannya dengan kedua tangan masih bergelung di atas bar dapur.

Tetapi yang Sehun herankan, Taehyung sama sekali tidak berbicara. Sehun mengenal sekali sahabatnya itu yang memiliki mulut nyaris sama seperti petasan, sekali bicara maka akan terus-terusan bicara. Mengoceh tidak jelas tentang sesuatu yang sangat tidak penting.

Sehun memutuskan untuk mendongakkan kepalanya, dan ketika itu kedua matanya langsung menusuk dalam indera penglihatan seseorang di hadapannya. Sehun bergeming.

"Siapa kau?"

Tetapi belum sempat Sehun mendapatkan jawaban dari orang di hadapannya, orang itu tiba-tiba berlalu meninggalkan apartemennya.

"Apa dia pemilik apartemen ini yang dulu? Shh, Sepertinya aku harus merubah password apartemen ini," gumam Sehun pelan lalu kembali pada masakannya.

Benar, ini tentang hidup. Tentang definisi hidup yang selama ini menjadi sebuah teka-teki misterius bagi dirinya. Oh, mungkin bukan hanya bagi dirinya. Tapi lebih tepatnya bagi seluruh umat manusia.

Satu kali lagi biarkan ia mengingat, ketika seseorang pernah berkata padanya bahwa hidup itu sederhana dan terlalu pendek untuk sekedar di perumit. Tetapi pertanyaannya disini, benarkah hidup itu pendek dan sederhana?

Satu hari itu, terdiri atas dua puluh empat jam. Dan satu jam itu terdiri atas enam puluh menit. Dan satu menit itu, terdiri atas enam puluh detik. Dan maaf, ia tak sanggup untuk itu semua.

"Sudah aku katakan bukan? Aku sama sekali tidak percaya dengan hal-hal seperti itu, Tae."

Entah sudah keberapa kali Taehyung dengan mulut petasannya itu bertanya pada Sehun, dan entah sudah berapa kali pula Sehun menjelaskan padanya bahwa di dunia ini tidak ada hal yang seperti itu.

Second Chance [Complete]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang