Second Chance [8]

1.4K 347 58
                                    

jangan lupa ninggalin jejak!❤

.

.

.

Yoona bernafas lega ketika ponsel Sehun berdering; dan sang lawan bicara ㅡentah apa yang dia katakan pada pria ituㅡlangsung membuat Sehun bergerak panik dengan tiba-tiba. Sehun terlihat buru-buru masuk kamar lalu keluar setelah mengganti pakaiannya dengan pakaian yang lebih rapi, membuat Yoona yang sedari tadi memperhatikannya kini mengernyit bingung.

"Ada apa?" Tanyanya. Dan sejenak Sehun berhenti, menatap wajah polos wanita itu yang juga tengah menatapnya.

Pria bermarga Oh itu menghela nafas sebelum berjalan menghampiri Yoona lalu memegang pundak wanita itu dengan lembut.

"Salah satu pasien ayahku sedang kritis," Sehun menyelipkan anak rambut Yoona di belakang telinga, tatapannya begitu lembut sehingga membuat Yoona terasa enggan mengalihkan kedua manik matanya dari tatapan Sehun. Sehun tersenyum lembut kemudian melanjutkan perkataannya, "Mereka mungkin butuh bantuanku, mengingat aku sudah cukup mempelajari banyak hal tentang alat-alat medis."

Yoona membalas senyuman lembut itu, senang mengetahui bahwa Sehun memiliki kepribadian yang baik dan juga cukup dapat di andalkan ketika orangtuanya membutuhkannya. Sangat perhatian dan mudah sekali mengkhawatirkan seseorang yang bahkan belum dikenalnya. Siapapun yang akan menjadi pendamping pria itu kelak, pasti akan sangat beruntung. Well, walaupun Yoona menyadari bahwa ada sebuah ikatanㅡentah ikatan apa ituㅡyang membuatnya percaya bahwa pertemuannya dengan Oh Sehun bukanlah sebuah ketidak sengajaan. Melainkan sudah di tuliskan dalam buku takdirnya. Bagaimanapun sulitnya kehidupan, Yoona selalu percaya akan satu kalimat yang membuat Yoona lebih memahami tentang sebuah skenario kehidupan.

Bahwa dasarnya di dunia ini tidak ada yang terjadi secara kebetulan, semua telah di atur, semua telah di rancang sedemikian rupa. Dan ada setitik harapan yang membuat Yoona sedikit saja berharap bahwa pertemuannya dengan Sehun adalah bentuk skenario dimana mereka memang di takdirkan untuk bersama.

Oh shit! Sadarlah, Yoona. Kalian berbeda.

"Hm Yoona? Apa tidak apa-apa jika aku meninggalkanmu sendirian?" Tanya Sehun memperdengarkan nada cemasnya, begitu terdengar lembut di telinga Yoona sampai sebuah perasaan hangat menjalar ke seluruh tubuh Yoona. Pria itu melangkahkan kakinya menuju ruang tengah dan mengambil sepasang sepatu pantofel-nya dari dalam rak. Persis seperti Dokter sungguhan.

Yoona mengangguk meski tak dapat di lihat oleh Sehun. Wanita itu mengekor mengikuti Sehun yang saat ini sudah berdiri tepat di pintu apartemen, melangkahkan kaki jenjangnya untuk merapikan dasi Sehun yang terpasang dengab tidak sempurna. Ck, tipikal pemuda yang belum pernah mengerti cara berpakaian perkantoran. Sedangkan Sehun hanya menatap Yoona dengan takjub. Sungguh, wanita itu terlihat dua kali lipat lebih cantik jika di lihat dalam jarak yang sangat dekat. Dan entah mengapa, sebuah bisikan batinnya membuat Sehun sukses mendaratkan bibirnya pada bibir dingin Yoona.

Awalnya hanya saling menempel, namun lama kelamaan ada sebuah dorongan yang entah berasal dari mana, membuat Sehun berani menangkup wajah Yoona dan melumat bibir bawah wanita itu pelan-pelan. Sehun sedikit menggeram ketika Yoona hanya diam walaupun mereka sudah berciuman selama berpuluh detik yang lalu. Hingga akhirnya pria bermarga Oh itu menggigit bibir Yoona dan membuat wanita itu langsung membalas ciumannya. Ck, pria memang selalu menang dalam urusan seperti ini.

"Terima kasih karena telah memperbaiki dasiku," lagi-lagi Sehun mengecup bibirnya "Dan telah memberikan morning kiss yang membuatku lebih bersemangat."

Yoona menundukan kepalanya, namun Sehun malah mengangkat dagunya dan kembali mendekatkan wajahnya walaupun Yoona langsung beringsut mundur karena jantungnya berdegub kencang jika berdekatan dengan Sehun. Terlebihnya Yoona sadar akan satu hal, bahwa ini salah.

Second Chance [Complete]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang