Mohon partisipasinya untuk memberi vote atau komentar 💗
***
Seperti dalam ekspektasi Sehun, kalau dirinya akan menjadi mahasiswa paling di gandrungi di kampus tempat ia menuntut ilmu. Banyak wanita yang tersenyum dengan lebar padanya, banyak wanita yang memberi lambaian tangan padanya, dan tidak sedikit pula wanita yang secara terang-terangan mengatainya tampan. Sehun akui, dirinya memang tampan, jadi sebutan tampan itu tidak salah jika ditujukan padanya.
"Apa yang kau lakukan dude? Kenapa kau tersenyum sepanjang jalan? Kau membuatku merinding!" Ujar pria disebelahnya yang tidak lain adalah Park Chanyeol, si pria yang memiliki tinggi badan kelebihan. Well, pantas saja jika ia di juluki si tiang.
Sehun menarik ujung bibirnya seketika. Ia menatap sebal ke arah temannya yang sedang menuntun pada kantin tempat Kai dan Taehyung menongkrong. "Aku hanya sedang menikmati kebebasanku, caplang! Memangnya dirimu yang tidak pernah bersyukur dan menikmati hidup?!" Balas Sehun tak kalah sengit.
Yang Sehun tahu tentang persahabatan, intinya ya saling melengkapi untuk sebuah perubahan. Dengan adanya teman atau sahabat, mereka bisa menghidupkan suasana. Meski terbilang menyenangkan, namun bukannya tidak mempunyai keluhan. Jujur saja, dalam dua hari Sehun kembali tinggal di Korea dan bertemu mereka, Sehun sudah mengeluh dua kali dalam sehari. Entah mengeluh karena Kim Taehyung yang berisik, Kim Jongin yang menyebalkan, atau karena Park Chanyeol yang lebay, mereka semua bertingkah konyol.
Sejak ia tinggal dengan kakek dan neneknya di negara lain, Sehun merasa dunianya terlalu monoton dan terkekang. Setiap pagi ia akan bangun, mandi, sarapan bersama, pergi ke sekolah, pulang, makan malam, dan tidur. Selalu berputar seperti itu, tidak pernah ada kata bermain, pulang telat, mencoba hal baru, atau yang lainnya. Jadi, Sehun sangat bersyukur karena Sehun merasa ia baru saja terlepas dari sangkar indah yang memikat namun menjerat.
Sehun tersadar dan memandang ke sekeliling ketika Chanyeol menepuk bahu kanannya. Iris coklatnya menilai setiap sudut suasana kantin di kampus barunya yang begitu ramai seolah tidak pernah sunyi. Semua orang tampak nyaman dengan kegiatannya masing-masing.
"Pesan apapun yang kau mau, Sehun. Kampus ini mempunyai banyak makanan dan minuman yang lezat, aku banyak rekomendasi makanan dan minuman jika kau ingin tahu. Karena aku sudah mencoba setiap menu di kantin ini." Taehyung tersenyum bangga sembari menepuk dadanya.
Bukannya membalas Sehun malah merotasikan bola matanya karena Taehyung terlalu cerewet. Ia menarik sandaran kursi dan menduduki kursi besi berwarna biru tersebut.
"Aku pikir kau harus mencoba nasi goreng disini dan hot mint chocolate. Karena rasanya begitu unik ketika kau makan dan minum secara bersamaan." Taehyung kembali berkata dengan segudang makanan yang dipikirnya patut untuk dicoba Sehun.
Karena Taehyung pikir, Sehun pasti lapar setelah belajar. Berpikir kan membuat perut cepat lapar. Maka dari itu, Sehun harus makan dan mencoba betapa enaknya perpaduan menu yang Taehyung sebutkan.
Alih-alih mendengarkan, Kai dan Chanyeol malah sibuk mengedipkan matanya ke arah beberapa wanita yang mencuri pandang ke arah meja empat pria tampan tersebut. Sementara Sehun? Tahu sendiri kalau Sehun malas meladeni orang yang tidak bisa berhenti berbicara hal tidak penting. Jadi, Sehun hanya diam, namun ia menulikan pendengarannya, matanya berkeliaran mencari objek yang lebih bermanarik daripada melihat Chanyeol dan Kai yang tebar pesona. Hingga matanya berhenti pada satu obyek yang membuatnya diam tak berkutik.
Wanita itu.
Seseorang yang masuk dalam pengelihatannya adalah wanita yang Sehun lihat tadi malam ketika ia sedang memasak. Sehun lebih memilih diam di tempatnya sambil menilai tampilan wanita itu. Seorang wanita dengan rambut cokelat gelap yang sedikit berantakan, kulit yang putih namun terlihat sedikit kusam, menggunakan dress putih dengan ikatan bunga yang melingkar dipinggang tampak sudah lusuh dan kotor. Pandangan terakhirnya tertuju pada kaki ramping wanita itu yang tidak memakai alas kaki, Sehun pikir kakinya bisa melepuh jika dia tidak memakai alas kaki di siang bolong seperti ini. Astaga, di zaman seperti ini masih adakah manusia seperti itu?
KAMU SEDANG MEMBACA
Second Chance [Complete]
FanfictionKetika cinta tumbuh dengan siapa saja. Kita tidak bisa memilih siapa yang akan kita cintai, sekalipun mereka berbeda. Mereka sama. Mereka adalah makhluk yang diciptakan tuhan. Hanya saja dipertemukan dalam cerita yang berbeda dari biasanya. Hubungan...