Second Chance [13]

1.8K 324 59
                                    


Present by: perfecttstranger

hit the playlist.

Setiap manusia memiliki sebuah situasi yang berbeda pada tiap detik kehidupan-nya. Ini bukan soal keberuntungan, tapi ini tentang ia yang merasa gundah karna kehilangan cahayanya.

Lelaki itu yakin bahwa dunia itu gelap dan penuh akan dosa serta hal kotor lain-nya. Tapi itu tak pernah disangka ketika malam itu datang.

Ya, malam yang merubah semuanya secara seratus delapan puluh derajat pada kehidupan-nya.

Ia manusia, dan pada umumnya setiap manusia hanya akan melakukan sebuah dugaan. Tapi lelaki itu bersumpah bahwa sebelumnya ia belum pernah menduga akan hal ini.

Menurutnya, dugaan itu hanyalah sebuah presepsi yang tidak disertakan atas bukti kebenaran. Tapi, malam itu datang dan merubah segalanya.

Cahaya itu datang dan membawa warna pada kehidupan-nya. Ia bahagia karna pada akhirnya, ia tidak buta. Tentu saja, ia senang karna bisa melihat jutaan warna didunianya.

Tapi sekarang, dunianya mulai gelap dan cahaya kegelapan tampak kembali berjalan tepat dibekalangnya seolah berbisik seraya menjemputnya untuk kembali ketempat ia yang seharusnya.

Tidak, hatinya gundah dan pikiran-nya tidak tenang. Benar, lelaki itu tidak mau naif dan bersikap munafik seperti manusia pada umumnya.

Ia membutuhkan cahayanya.

Dan ketika ia melangkahkan kakinya ditengah gelapnya malam, pada saat itu juga ia merasa benar. Ia merasa yakin, dan begitu benar dengan pilihan-nya kali ini.

"Dimana kau, Im Yoona?"

Itu benar, ketika lelaki itu merasakan detak jantung yang menggila disertai dengan langkah kaki yang melangkah dalam tempo yang begitu cepat dan tak berirama.

Pikiran lelaki itu kosong dan hatinya menjerit meminta kembalinya si pemilik hati. Tapi belum lagi si denyut nadi, yang menari meminta cahaya-nya kembali dengan segenap pemenuhan tujuan hidupnya.

Dan itu seperti berada diantara hidup dan mati ketika langkah kakinya berhenti dan menemukan cahayanya disana.

Ia disana, berdiri dipinggir atap gedung dengan posisi berdiri yang membelakanginya. Dan itu nyaman, itu terasa bahagia.

Tapi tampaknya takdir terlihat sedikit jahat karna dengan mudahnya merebut semua kehidupan itu darinya. Ya, dan sialnya semua itu terasa mudah seperti membalikan telapak tangan.

Well, kalian bisa mengatakan bahwa ia sedikit berlebihan ketika ia membawa takdir didalam situasi yang seperti ini.

Tapi jika boleh mengadu dan berbicara, yang kemudian berteriak, memangnya kepada siapa ia harus menyalahkan?

Sehun hampir ingin bersikap tolol dengan menyalahkan hasil kerja indra penglihatan-nya barusan. Ya, lelaki itu terlalu nyaman berada di dunia berwarnanya sehingga ingin bersikap egois dengan menyalahkan dirinya sendiri.

Tapi ia tak cukup kuat ketika kenyataan menamparnya dengan begitu keras yang memberikan sebuah fakta akan cahayanya yang melayang.

Sepasang iris hazel itu membulat dengan sempurna ketika menyaksikan-nya. Itu benar, ketika ia merasa kaget sekaligus kecewa disaat yang bersamaan.

"You must think that I'm stupid"

Kepala lelaki itu terlihat terangkat dan menatap bagian atas tubuh ramping yang tengah berdiri sekitar lima langkah dihadapan-nya, dengan tatapan yang bahkan terlihat begitu sulit untuk dijelaskan.

Second Chance [Complete]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang