Second Chance [11]

1K 337 46
                                    

Dear para pembaca gelap, tidakkah kalian respect sama orang yang udah cape-cape mikir tapi gak dihargain sama sekali sama kalian? Diharap tinggalkan VOTE dan KOMEN. Jadilah tau diri, karena menulis itu bukan sekedar mengeluarkan pikiran saja atau sekedar kata-kata, bukan;)

Present by Mo-chan21 xoroxanne

***

Dua puluh menit berlalu, namun Sehun belum juga menemukan sosok Yoona. Berkali-kali Sehun membuka ponselnya, berharap Yoona mengirimi pesan kalau wanita itu membutuhkan bantuannya. Sehun sedikit resah, pasalnya rumah sakit ini luas dan mempunyai banyak lantai, mungkin saja Yoona salah lantai dan tersesat bagaimana? Ia tidak ingin berpikir terlalu jauh kalaupun Yoona tersesat, wanita itu pasti akan menghubungi ponselnya, sudah seharusnya seperti itu. Lebih baik Sehun berpikir kalau Yoona memang sembelit karena wanita itu jarang mengkonsumsi buah-buahan.

Lima meter dari Sehun berdiri, Chanyeol melambaikan tangannya ke arah Sehun dengan sunggingan senyum. Laki-laki berperawakan jangkung dengan rambut sedikit keriting itu berlari kecil untuk segera sampai, ia kembali mengumbar senyum lebar dan menepuk punggung bahu kiri sahabatnya itu. "Kau sudah bertemu dengan ayahmu?" Tanya Chanyeol.

Sehun mengangguk sebagai jawaban, "aku sudah bertemu, tapi belum mengobrol." Jawab Sehun. Ia kembali melirik ke jam tangan yang melingkar, lima menit terlewat. Totalnya sudah dua puluh lima menit Yoona belum kembali.

"Aku hampir lupa. Aku tadi bertemu Yoona dan dia tadi mengatakan kalau ia akan pergi mengurus sesuatu dan kau diminta untuk tidak mencarinya," Chanyeol menjeda ucapannya. Ia berpikir sejenak untuk mendeskripsikan Yoona beberapa menit yang lalu. "Yoona tidak mengatakan ingin mengurus apa, namun dia tampak seperti terburu-buru mengejar seseorang." Lanjutnya sembari menerawang jauh.

"Siapa yang Yoona kejar?" Dalam benaknya, Sehun bertanya-tanya. Siapa yang Yoona cari? Laki-laki atau seorang perempuan? Wanita itu tidak pernah bercerita tentang keluarganya ataupun seseorang yang dikenalnya.

Chanyeol hanya mengangkat bahu mengatakan tidak tahu dengan bahasa tubuhnya. Ia melirik ke arah kotak bekal berwarna biru yang berada dalam genggamannya, kemudian berganti menatap Sehun. "Aku akan mengantarkan kotak makan pada ayah sebelum dingin."

Sehun terkekeh kecil lalu menepuk pelan punggung sahabatnya itu. "Anak baik. Cepat antarkan sebelum ayahmu kelaparan! Aku juga akan menemui ayahku."

"Bagaimana kalau seusai ini kita pergi ke rumah Taehyung?" Tanya Chanyeol.

Sehun mengangguk singkat dan Chanyeol ikut mengangguk. "Aku menunggu di tempat parkir."

Percakapan itu selesai ketika keduanya sudah harus berpisah karena ruangan kerja ayahnya berbeda. Chanyeol masih harus berbelok ke arah kiri sedangkan Sehun hanya tinggal sepuluh langkah untuk ke ruang kerja ayahnya. Laki-laki yang sudah berteman lama itu saling melambaikan tangan sebelum benar-benar berpisah.

***

Yoona memanfaatkan keadaanya untuk menyelinap dan duduk di kursi belakang. Melihat setiap gerak gerik Key yang sedang menyetir. Entah pria itu akan kemana, namun kata 'eksekusi' yang tadi Yoona dengar pasti menjurus ke arah pembunuhan. Entah siapa manusia malang yang akan bernasib sama seperti dirinya.

Jika Key menginginkan ia mati beberapa bulan yang lalu. Kenapa saat pria itu sudah menemukan tubuhnya yang terbujur kaku di rumah sakit tidak sekalian menghentikan tabung oksigen atau memutus kabel penunjang ia hidup? Yoona menatap jari manis sebelah kiri yang dilingkari sebuah cincin, dalam sekelebat bayangan yang Yoona dapat ia sudah membuangnya. Lalu kenapa cincin ini masih berada di jari manisnya?

Second Chance [Complete]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang