Shocked

1.3K 33 1
                                    

James POV

Apa yang gue bilang bakal terjadi itu beneran. Kevin mutusin Kelly. Dan alesan mutusin adalah masi sayang mantan. Dan yang gue baru tau kalo mantan dia itu adalah Floren. Mantan asisten skaligus pacar boongan gue. Pantes aja Floren kaget banget pas ketemu dia. Dasar cowo brengsek.

"Dia mutusin gue gara-gara masi sayang sama Floren, bang" ujar Kelly sambil terisak.

Kata-kata itu terngiang-ngiang di pikiran gue. Oh, Geez. Gue pengen ngehajar cowo itu sekarang. Sekarang. Brani banget bikin adek gue jadi nangis seharian. Nangisin cowo brengsek macem Kevin.

Tapi entahlah, gue masi bingung. Bingung karena Floren yang terbilang cukup pendiam itu, bisa pacaran dengan cowo brengsek kayak Kevin. Dunia uda kebalik memang. Gue gak habis pikir.

Akhirnya gue mutusin buat ngechat Floren. Sempet bingung harus ngomong apa ke dia. Mau ngetik 'Hai' tapi terlalu mainstream, akhirnya gue ganti dengan 'Kebo'

Send.

Tak butuh waktu yang lama, Floren dengan cepat membalas, 'Aya naon'. Mau sok sunda rupanya. Tapi gue gabisa sunda..... Sayang sekali.

Gue pun membalas lagi, 'Sok-sok an sunda lu'

Dia menjawab, 'Ada perlu apasih?'

Dan tangan gue pun dengan bebas mengetik, 'Lo nganggur gak? Temenin gue telfonan yuk'

'Jones sih lu. Gada yang mau nelfonin wakakak' Gue tersenyum kecil.

Dan gue membalas, 'Kebo brisik deh. Yauda gue telfon sekarang. Jangan tidur lo!!!!!!'

Akhirnya jari gue menyusuri contact hape dan menemukan contact Floren. Gue pun langsung menggeser gambar telepon berwarna hijau.

"Halo?"

Okay. Ilmu sok tau gue mengatakan bahwa, mungkin dia gak sebrapa ngantuk. Okelah

"Kebo" balas gue singkat

Dan dari hembusan nafasnya, gue tau kalo dia jengkel gue panggil gitu. Tapi faktanya begitu kan?

"Brisik lu" jawab dia akhirnya.

"Jutek amat. Pms?" tanya gue dengan cengiran

"Jomblo diem deh"

Oh ternyata bener. Gue mau ketawa, lucu aja gitu. Eh tunggu. Apa yang lucu?

Dan feeling gue mengatakan, dia heran kenapa gue ketawa. Okay.

"Jangan mikirin gue gitu, kebo" kata gue kemudian

Hahaha. Salting lo

"Siapa juga yang mikirin lo. Pede banget"

Sok jutek padahal salah tingkah. Mau gamau, bikin senyum merekah di bibir gue. Dasar Floren.

"Whatever lah. Gak tidur lu?" tanya gue setelah gue uda slese ngebatin anak ini

"Kan lo telepon, mana bisa gue tidur"

Oh, Geez. Dia mau ngelawak rupanya. Udah aneh, kebo, sok-sok ngelawak pula. Pea dasar

"Terserah" jawab gue datar

Eh tunggu. Kok tiba-tiba gue keinget ucapan Kelly tadi. Floren mantan Kevin. Apa gue tanya sekarang aja? Gue pengen tau kebenaran dari mulut dia langsung. Bukannya gue gak percaya adik gue sendiri, tapi.......entahlah. Seperti susah memahami bahawa Floren pernah pacaran dengan cowo brengsek macem Kevin. Tetapi pertemuan di restoran membuktikan......

"Floren" ujar gue akhirnya.

"Um, James?"

Sepertinya, dia pengen bilang sesuatu. Okelah, gue ngalah dulu.

"Ya?" jawab gue sambil alis gue terangkat satu

"Apa-"

Geez. Batre gue habis. Sh*t. Kenapa batre gue habis disaat yang gak tepat? Menyedihkan. Padahal gue uda kepo dia mau ngomongin apa. Geez. Gue pun mengacak rambut gue frustasi.

000

Floren POV

Dan disinilah gue. Cafe Mediterania bersama Kevin, mantan brengsek. Oke, apa kata yang pas untuknya? gue gatau.

Gue masi bingung kenapa dia ngajakin ketemuan. Kan udah gue bilangin di telpon kemaren kalo gue gasuka dan gamau barang-barang gak penting itu. Jadi, kenapa dia ngajakin ketemuan?

"Ren" ujarnya pelan

"Apa? ngomong buru" balasku cuek

"Gue mau minta maaf" katanya lagi

"Buat?"

"Semua. Semua yang pernah gue lakuin ke elo" lanjutnya

"Tenang. Gue uda maafin kok. Lagian gue uda lupa kejadian itu." jawabku tetap cuek

"Um.... Gue mau bilang informasi sama lo" ujarnya ragu

"Apa?"

"Gue.... gue uda putus sama Kelly" katanya pelan

"Kelly? Adeknya James bukan?" tanyaku heran

"Ya. Adeknya James. Dan tau kenapa gue putus?

Oh, gue baru tau. Oke, pacar adeknya James. Maksud gue, pacar menjadi mantan. Iya

"Gak. Emang apa?" jawabku

"Gue masi sayang sama lo"

Deg. Tuhan, bilang kalo ini cuma mimpi. Ini boong kan? Ini pasti cuma bercanda.

Gue pun ngetes dengan mencubit tangan gue sendiri. Dan emang sakit. Gue gak mimpi berarti.

"Gue gak boong. Dan gue tau, barusan lo abis ngecek apa lo mimpi apa enggak" ujarnya seraya tersenyum

Kelebihan dia yang gak pernah gue lupain. Dia bisa tau apa yang gue lakuin, padahal gue lakuin diem-diem alias gaada orang yang tau. Tapi dia sendiri yang tau.

"Bisa lo pergi sekarang?" ujarku dengan nada rendah

"Ta...tapi?"

"Please. Kalo emang omongan lo bener, please lo pergi sekarang. Gue mau sendiri" lanjutku.

"Okay. Gue bakal telpon lo nanti" balasnya sambil berjalan meninggalkan gue disini.

000

Gue menangkupkan tangan ke arah wajah sambil berpikir,

"Gue masi sayang sama lu"

Kata-kata itu terngiang-ngiang dipikiran gue. Gabisa ilang. Dan jujur aja, otak gue masi belom bisa mencerna kata-kata itu dengan baik. Gue masi shock dengan apa yang dia katakan tadi. Dia masih suka gue? Impossible. Gak mungkin. Gue liat dengan mata kepala gue sendiri kalo dia bermesraan dengan cewek lain. Bukan hanya bermesraan, tetapi melakukan hubungan yang tidak sewajarnya. Dan dia mengatakan bahwa gue adalah gak berguna. Dan sekarang dia bilang kalo dia masih sayang sama gue. Dengan segala kelakuannya yang dulu, apa gue harus percaya?

Gue pun akhirnya keluar dari cafe dengan langkah gontai. Berjalan dengan ekspresi yang sulit diartikan.

Tiba-tiba gue merasa mendengar suara bel mobil. Dan gue merasa dihantam sesuatu yang membuat gue terpental. Kepala gue mengenai sesuatu. Gue gak inget lagi. Semua jadi gelap......

You're My SaviorTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang