DAY 9

1.1K 213 17
                                    



"Jeon Jungkook! Kamu memperhatikan saya di depan tidak?!" Jungkook langsung tersadar saat mendengar Pak Choi meneriaki dirinya, "Maafkan saya, Pak." ujarnya. Pak Choi hanya menggelengkan kepalanya dan langsung melanjutkan pelajaran.

Jungkook mendengus, dirinya masih memikirkan kejadian kemarin—kejadian di mana Taehyung mengetahui kalau Yeri alergi udang. Taehyung yang berada di sebelah Jungkook hanya tertawa, "Kenapa lagi lo, Kook?" tanya Taehyung. Jungkook mencoba tersenyum, "Gue nggakpapa, kok." jawabnya.

"JEON JUNGKOOK, KIM TAEHYUNG! KELUAR DARI KELAS, SEKARANG!"

***

Sejak kejadian Pak Choi yang mengeluarkan Jungkook dan Taehyung beberapa menit yang lalu, Jimin juga ikut-ikutan membuat masalah di kelas. "Sahabat lebih penting." kata Jimin saat ditanya. Mereka bertiga pergi ke taman belakang. Sepi.

Ketiga lelaki belasan tahun itu merebahkan diri mereka di bawah pohon. "Ah enaknyaaaa..." kata Jimin saat merebahkan dirinya. Jungkook dan Taehyung tertawa. Taehyung membenarkan letak tangannya yang dijadikannya bantal, "Di sini lebih enak, males gue di kelas. Gue nggak paham sama kata-kata Pak Choi." ujarnya.

Jungkook mengangguk setuju. "Bener banget. Gue nggak paham sama sekali. Gue bingung sama anak-anak di kelas, kok mereka bisa tahan dengerin Pak Choi ngomong di depan." ujarnya sambil menutup mata. kedua temannya tertawa. Kemudian, suasana menjadi hening, mereka bertiga menikmati waktu istirahat tambahan.

***

Yeri terkejut saat mendengar teriakan Pak Choi yang mengusir Jungkook dan Taehyung keluar dari kelas. Teriakan Pak Choi sangat keras. Taklama, Jimin juga ikut-ikutan membuat masalah dan langsung dikeluarkan oleh Pak Choi. Persahabatan mereka erat banget, kapan gue punya sahabat? pikir Yeri.

"Baiklah, pelajaran sampai di sini dulu, jangan lupa lusa kita akan mengadakan test. Selamat siang." Pak Choi langsung keluar dari kelas, membuat para siswa yang berada di kelas 12-3 berhambur keluar. Yeri berjalan ke arah loker, dirinya ingin menaruh buku-buku cetak di sana.

Yeri mengharapkan dua benda itu seperti hari-hari sebelumnya. Benar saja, dua benda itu ada di dalam lokernya seperti biasa. Senyum takbisa Yeri sembunyikan, cepat-cepat dirinya mengambil dua benda itu dan menutup pintu loker, kemudian berjalan kembali ke tempat duduk.

Tunggu sebentar lagi. Akan ada saatnya aku menyatakan cinta ke kamu secara langsung. :)

-jjk

Senyum Yeri semakin lebar, sungguh. Senyum Yeri tergantikan dengan ringisan saat dirinya merasakan sakit di perut, perutnya minta diisi. Setelah menyimpan dua benda itu ke dalam tas, Yeri mengeluarkan kotak bekalnya, "Syukur aja gue bawa bekal hari ini." ujarnya dan langsung membuka kotak bekal. Yeri yang baru saja ingin menyuapkan nasi ke dalam mulutnya harus terhenti karena Jungkook yang tiba-tiba datang.

***

Jungkook berlari menuju kelas mengakibatkan dirinya menabrak badan teman-temannya yang berada di koridor. Jelas saja ramai, ini sudah waktu makan siang. Dirinya harus makan siang bersama Yeri hari ini.

Jungkook melihat teman-temannya baru keluar dari kelas, pasti masih ada waktu untuk makan siang bersama Yeri, begitu pikirnya.

Benar saja, di kelas hanya ada Yeri yang sedang membuka kotak bekalnya. "Kim Yerim, kita makan siang bareng." ujar Jungkook. Jungkook dapat menangkap kalau Yeri terkejut atas kedatangannya yang tiba-tiba.

Jungkook berjalan ke arah Yeri, "Akhirnya, aku makan bekal kamu lagi, Yer." Jungkook dengan santainya langsung mengambil sendok dari tangan Yeri dan memasukkannya ke dalam mulut.

"Kak Jungkook! Yeri cuman bawa satu sendok, terus Yeri makannya gimana?" Jungkook menatap wajah Yeri yang sedang kesal, tetap cantik, pikir Jungkook. "Ya udah, makan aja. Nih,"ujar Jungkook sambil memberi suapan kepada Yeri.

Yeri tak berani memakan makanan yang disodorkan Jungkook kepadanya, "dimakan dong, Yer, pegel ini tangan Kakak." ujar Jungkook. Yeri dengan terpaksa membuka mulutnya. Jungkook tersenyum, "Nah, gitu dong... nanti kalau udah resmi kan enak."

Percayalah, perkataan Jungkook membuat Yeri kobam.

***

Jungkook lagi-lagi bersembunyi di dalam lemari perabotan. Berterima kasihlah kepada Yeri yang selalu ke perpustakaan sekolah sehabis pelajaran, jadi Jungkook bisa bersembunyi. Setelah dirasa Yeri sudah keluar dari kelas, laki-laki bermarga Jeon itu langsung melompat keluar dari tempat persembunyiannya. Jungkook berjalan menuju loker Yeri, seperti biasa dirinya melihat balasan dari gadis itu.

Baiklah, aku akan bersabar. Kuharap penantianku akan berbuah manis, kekeke.

-kyr

"Aku pastiin kamu bakalan bahagia sama aku, Yer." Jungkook mengambil spidol, sticky note merah dan origami dari dalam tasnya. Seperti biasa, Jungkook akan melipat kertas origami menjadi bentuk burung bangau baru kemudian menulis balasan untuk Yeri.

Tunggulah sebentar lagi, oke? Semangat untuk hari, Kim Yerim.

-jjk

Jungkook menaruh sticky note merah dan origami yang sudah dilipatnya ke dalam loker Yeri.

***

Selama hagwon berlangsung Yeri sama sekali tidak fokus. Bahkan, saat ini Yeri sedang berjalan menuju rumahnya masih saja terpikir perkataan Jungkook saat mereka makan siang bersama. Karena terlalu larut dengan pikirannya, Yeri tidak menyadari kalau dirinya sudah di depan gerbang rumahnya.

Salah satu pekerja di rumah Yeri membukakan gerbang untuk anak bungsu pasangan Kim, "Selamat datang, Nyonya Muda."

"Terima kasih, Bi." Yeri tersenyum ke arah Bibi Noh. Kemudian Bibi Noh berjalan agak cepat di depan Yeri, "Aku bisa membuka pintu sendiri, Bi, tapi terima kasih." ujar Yeri.

Bibi Noh tersenyum, "Sudah menjadi tugas saya, Nyonya Muda." jawabnya, Yeri hanya tersenyum sebagai balasan.

Yeri baru saja hendak mengganti sepatu sekolahnya dengan sendal rumah harus terhenti karena ucapan laki-laki yang sangat di kenalnya. "Kim Yerim, jangan langsung tidur, kau harus belajar." Kim Minhyun mengatakan itu kepada anak bungsunya.

Yeri ingin sekali berontak. Dirinya lelah belajar terus. "Iya, Ayah." jawabnya tanpa memandang ayahnya.

Yeri menaiki tangga yang akan mengantarkannya ke lantai dua. Saat berjalan menuju kamarnya, Yeri melewati kamar salah satu orang yang sangat disayanginya. Gadis bermarga Kim itu berdiam di depan pintu kamar tersebut.

"Abang kapan pulang? Adek kangen sama Abang. Semenjak Abang pergi, Adek semakin dikekang sama Ayah dan Ibu."

-TBC...

Maaf baru update, hehe.. Gimana gimana gimana chap ini? :)

xoxo,

piscesablue

31 DAYS; JungriTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang