unedit:(
Yeri berjalan menuju kelas diiringi seluruh pasang mata yang menatapnya. Yeri tidak suka.
"Pagi, Kim Yerim." Yeri terkejut setengah mati saat seseorang merangkul bahunya. Siapa lagi pelakunya kalau bukan Jeon Jungkook?
"Lepasin, Kak. Aku nggak suka diliatin kayak gini." bisik Yeri, bohong kalau Yeri tidak gugup saat Jungkook merangkul bahunya. Yang namanya Jeon Jungkook pasti keras kepala, "Nggakpapa kali, kamu kan pacar aku."
Blush. Pipi Yeri memerah.
Jungkook yang sadar akan rona Yeri langsung tertawa pelan, "Tuhkan, melting juga aku bilang gitu." ujar Jungkook sambil mencubit pipi Yeri yang sudah memerah. Yeri langsung menepis tangan Jungkook, "Ih, apaan, sih."
Jungkook tertawa saat melihat Yeri yang berlari menuju kelasnya.
***
Jungkook sama sekali tidak mendengarkan penjelasan Bu Son—Guru Sastra Korea—di depan. Dirinya terfokus dengan wajah serius Yeri yang sedang belajar, laki-laki itu sudah jatuh terlalu dalam. Jungkook sepertinya harus berterima kasih kepada Jimin dan Taehyung yang sudah memberikan hukuman seperti ini. Karena mereka berdualah Jungkook bisa dekat dengan Kim Yerim, kekasihnya.
Jungkook menghentikan kegiatannya memandangi Yeri saat teman-teman sekelasnya mengucapkan salam pertanda kelas berakhir. Laki-laki itu lupa waktu.
"Woy, ikut ke kantin? Tadi pagi gue belum sarapan." ujar Jimin sambil menepuk bahu Jungkook. Jungkook menggeleng, "Nggak ikut. Kalian berdua aja, gue udah sarapan tadi." balas Jungkook. Jimin dan Taehyun pun melangkahkan kaki mereka keluar dari kelas bersamaan dengan teman-teman yang lain.
Jungkook baru ingat, hari ini dia belum melaksanakan hukumannya—memberikan origami burung bangau dan sticky note kepada Yeri. Cepat-cepat dirinya membuka tas dan mangambil benda-benda pusaka miliknya.
Seperti biasa Jungkook akan membuat origami burung bangau. Setelah selesai melipat origami, dengan cekatan Jungkook menuliskan rangkaian kalimat di atas sticky note.
Setelah selesai, Jungkook berdiri dan melangkahkan kakinya menuju Yeri yang sedang belajar, laki-laki bermarga Jeon itu membuat Yeri terkejut dengan kehadirannya yang tiba-tiba. "Nih, buat kamu." ujar Jungkook sambil menyerahkan hukuman-nya.
Yeri mengambil benda-benda yang diberikan laki-laki di hadapannya, "Ma-makasih." balas Yeri. Kemudian, Yeri langsung memfokuskan dirinya dengan rumus-rumus di hadapannya. Abaikan Jungkook, pikir Yeri.
Jungkook yang sadar akan tingkah Yeri langsung tersenyum. Sebersit ide terlintas di kepala Jungkook, dengan nakal tangan laki-laki itu mendarat di puncak kepala Yeri dan mengelusnya dengan lembut. "Jangan belajar terus, nanti kamu sakit. Aku khawatir." ujar Jungkook.
Jungkook tidak bohong saat mengatakan kalimat itu, dirinya benar-benar khawatir. Jungkook tahu kalau Yeri selalu belajar dan melupakan kesehatannya. "Besok libur, mau ikut aku jalan-jalan?" ujar Jungkook kepada Yeri.
Yeri berpikir sejenak, "Kayaknya nggak bisa, Kak." jawabnya.
"Kenapa? Belajar?" Jungkook mengusap wajahnya, "Yer, kamu jangan belajar terus. Kamu juga butuh hiburan. Kamu manusia, bukan robot."
Yeri tertunduk. Kalimat yang diucapkan Jungkook sangat-sangat tepat sasaran. "Aku nggak berani izin sama Ayah."
"Biar aku yang besok langsung minta izin sama ayah kamu."
***
Yeri masih belum terbiasa dengan Jungkook di tempat hagwon. Oh, astaga, kenapa laki-laki mengikuti hagwon yang sama dengannya?
Sekarang Yeri dan Jungkook berjalan berdampingan keluar dari tempat hagwon. Walaupun sekarang sudah larut malam, kata mati tidak akan terjadi di Seoul. "Yer, aku lapar. Kita makan dulu, yuk." ujar Jungkook.
"A-anu, Kak..."
"Ah, udah, makan aja dulu. Nanti aku yang ngantarin sampai rumah." Jungkook dengan santainya merangkum jemari lentik Yeri tanpa menghiraukan jantung Yeri yang berdetak dengan cepat.
***
"Makasih Kak udah ngantarin sampai rumah." ujar Yeri sambil malu-malu. Jungkook tertawa, "Iya, sama-sama. Nggak baik juga ngebiarin cewek jalan sendirian malam-malam gini." ujar Jungkook sambil mengelus puncak kepala Yeri.
Oh, astaga! Sudah berapa kali Jungkook membuat jantung Yeri tak karuan hari ini? Ugh.
"Hehe, iya, Kak." balas Yeri sambil menyembunyikan wajahnya yang memerah.
"Duh, pacarnya Jungkook salah tingkah, yaaa?"
"Ih, apaan sih, Kak."
"Hahaha, udah-udah, sana masuk. Jangan lupa besok aku ajak jalan-jalan."
Yeri mengangguk, "Iya, Kak. Aku masuk dulu, Kakak hati-hati di jalan." ujar Yeri kemudian melangkahkan kakinya. "Yer!" langkah Yeri terhenti saat laki-laki bermarga Jeon itu memanggilnya,Yeri membalikkan tubuhnya. Lagi-lagi jantung Yeri berdetak dengan cepat.
"Jangan lupa baca yang aku kasih tadi siang. I love you, Kim Yerim." ujar Jungkook sambil melakukan heart sign.
Yeri cepat-cepat masuk ke dalam rumah, meninggalkan Jungkook di depan rumah guna menutupi rona merah di pipinya. Gadis itu teringat dengan kata-kata Jungkook yang menyuruhnya membaca tulisan yang ada di sticky note beri-an laki-laki itu. Dengan gerakan secepat kilat, Yeri menghamburkan isi tasnya di ruang tamu agar mempercepat dirinya menemukan sticky note itu. Gadis bermarga Kim itu mendapati sticky note merah terselip di salah satu buku cetaknya.
Yeri membaca tulisan itu dengan seksama. Jantung, bertahanlah, pikir Yeri sesaat membaca tulisan yang tertera.
Bagi dunia kau hanyalah seseorang. Tetapi, bagi seseorang kau adalah dunianya. Dan, seseorang itu adalah aku. Ily.
-jjk
-TBC...
Haii, saya kembaliiii... Semoga sukaaaaaa{}
xoxo,
piscesablue
KAMU SEDANG MEMBACA
31 DAYS; Jungri
Hayran KurguSemua berasal dari taruhan saat ulangan Fisika! Jungkook yang kalah dari kedua temannya--Taehyung dan Jimin--harus merelakan 31 harinya untuk gadis yang bernama Kim Yerim. *** [ide ngebuat cerita ini muncul setelah gue selesai ngebaca cerita kar...