Cerita part sebelumnya
Zivana memberitahukan alasan kepulangannya kepada Aline dan Yose ... dan mereka berdua tidak bisa memercayai itu.Pukul setengah tujuh lebih sedikit, Zivana memarkirkan mobilnya di dekat gang rumah Ryan. Zivana pun turun dari mobil dan berjalan menuju sebuah rumah yang dulu sangat sering ia datangi.
"Permisi!" sapa Zivana sambil mengetuk pintu rumah itu.
"Sebentar!" sahut sebuah suara dari dalam. Tak lama kemudian pintu itu terbuka dan keluarlah seorang wanita paruh baya. "Eh ... Neng ... Zivana?" bisik wanita itu tidak percaya.
"Iya. Apa kabar, Bu?" ujar Zivana sambil menjabat tangan wanita itu dan menciumnya.
"Baik, Neng. Ayo masuk dulu!"
"Terima kasih, Bu." Zivana pun memasuki rumah itu setelah sebelumnya melepas sepatunya.
"Mau minum apa, Neng?"
"Tidak usah repot-repot, Bu ... saya sudah sarapan di rumah, kok."
"Jadi Neng Zivana ikut pergi?"
"Iya, Bu. Yang lain sudah datang, Bu?"
"Baru Neng Tabita, sekarang ada di kamarnya Ryan. Ke atas aja atuh, Neng."
"Ah ... nggak usah lah, Bu ... di sini aja, takut ganggu," jawab Zivana sambil tersenyum jail. Wanita paruh baya itu tersenyum canggung. "Saya sudah tau kok, Bu ... Ibu nggak perlu canggung begitu," lanjut Zivana sambil tersenyum ramah.
"Eh ... Teh Ziva!" seru Disa yang baru keluar dari ruang makan.
"Hai Dis ... apa kabar?"
"Baik, Teh. Teteh kok udah nggak pernah ke sini lagi? Ke mana aja, Teh?"
"Ehm ... kebetulan sekarang aku kuliah di Melbourne dan baru sempet pulang sekarang."
"Oh gitu? Cerita dong Teh di sana kayak gimana!"
Akhirnya Zivana pun mengobrol bersama Ibunda Ryan, Disa dan juga Sarah―yang datang belakangan―sampai akhirnya Ivan, Doni, Raka dan Elki datang. Entah karena Ryan mendengar motor teman-temannya datang atau memang kebetulan ia ingin turun, tapi yang jelas Ryan dan Tabita turun ketika semua orang sudah berkumpul di ruang tengah rumah Ryan dan mendengarkan cerita Zivana.
"Hei! Happy birthday ya, Yan!" ucap Zivana sambil menyalami Ryan.
"Thank you, Zee," kata Ryan sambil menjabat dengan erat tangan Zivana itu. Teman-temannya yang lain langsung berebut menyalami Ryan sewaktu mereka melihat tatapan bertanya-tanya di mata Tabita.
KAMU SEDANG MEMBACA
Look At Me [✓]
Aktuelle LiteraturMemaafkan orang lain itu sulit, tapi lebih sulit lagi untuk memaafkan diri sendiri. Itulah yang dirasakan oleh Anselma Zivana, gadis manis berusia 24 tahun yang kini berdomisili di Melbourne untuk meneruskan kuliahnya. Ia adalah gadis yang senang me...