Cerita part sebelumnya
Zivana menepikan mobilnya untuk beristirahat. Rombongan yang lain memakan jagung bakar sementara ia dan Elki melihat city light view dan akhirnya terlibat dalam percakapan yang membuat Elki marah padanya.Kurang lebih empat jam kemudian, mereka sampai di gang rumah Ryan. Saat itu jam di mobil Zivana sudah menunjukkan pukul dua pagi.
"Aku langsung pulang aja, ya? Kasian Tabita," pamit Zivana sambil melihat Tabita yang akhirnya tertidur pulas di jok belakang mobilnya.
"Zee nggak apa-apa sendirian di depan?" tanya Ryan khawatir.
"Biarin aja dia sendirian!" celetuk Elki ketus.
"ELKI! Berengsek!! Lo―"
"Lo berani ngelepasin cewek lo ke tangan cewek kayak gini? Keselamatan cewek lo nggak ditanggung, lho! Mungkin aja di tengah jalan ntar dia―"
"CUKUP!!!" teriak Zivana tegas. Semua orang langsung terdiam. Tabita pun langsung terbangun. "Sorry, Ta," ucap Zivana sambil melihat ke arah Tabita yang menggeleng sambil membalas senyumnya.
"Nggak usah sok minta maaf segala, deh! Munafik!"
Sebelum Ryan sempat bergerak ke arah Elki, Zivana sudah turun dari mobil dan mendekati laki-laki itu. PLAAKK!!! Suara sebuah tamparan keras terdengar sewaktu Zivana berada di depan Elki. Semua orang langsung terpana. Begitu juga Elki, yang kini memegangi pipi kirinya yang mulai memerah.
"Jaga kata-kata lo kalo ngomong sama gue, asshole!!" desis Zivana dingin.
Semua orang semakin tercengang karena Zivana yang mereka kenal selama ini tidak pernah berkata sedingin dan sekasar itu. Sementara semua orang itu tercengang, Zivana kembali menaiki mobilnya.
"Aku pulang dulu, ya? Tabita aman sama Zee, Yan!"
"Ryan percaya," balas Ryan sambil tersenyum. Zivana membalas senyum itu.
"Oke ... aku pulang dulu, ya! Bye!” Zivana pun melihat Elki dengan pandangan meminta maaf yang sulit diartikan sebelum akhirnya ia melaju dari hadapan kelima laki-laki itu.
"Ki, lo kenapa, sih?!" protes Ryan.
Elki tercengang. Walaupun teman-temannya tidak melihatnya, tapi Elki melihat pandangan memohon maaf itu, juga kepedihan yang tersirat jelas di matanya.
"Iya! Lo kenapa, sih?! Dia udah baik-baik mau nganterin kita, eh lo malah nyolot gitu!" timbrung Ivan.
"Sebenernya ada apa sih, Ki?" tanya Raka.
"Lo punya masalah apa sama dia?" tuntut Doni. Elki tetap terdiam.
"ELKI!!!" tuntut keempat lelaki itu.
"Gue butuh waktu buat mikir," sahut Elki sambil berjalan menuju rumah Ryan, mengambil motornya dan langsung berpamitan kepada teman-temannya yang lain.
KAMU SEDANG MEMBACA
Look At Me [✓]
Ficción GeneralMemaafkan orang lain itu sulit, tapi lebih sulit lagi untuk memaafkan diri sendiri. Itulah yang dirasakan oleh Anselma Zivana, gadis manis berusia 24 tahun yang kini berdomisili di Melbourne untuk meneruskan kuliahnya. Ia adalah gadis yang senang me...