【Empat Belas】

172 8 4
                                    

Cerita part sebelumnya
Rombongan itu menempuh perjalanan pulang via Puncak. Di tengah perjalanan, Zivana mendapat telepon dari Alma. Setelah beberapa saat, UFO menyerang Zivana dan ia terpaksa memutuskan sambungan telepon dan menepikan mobilnya.

"Kok nggak makan jagung bakar, Zee?" tanya Elki sewaktu ia mendekati Zivana yang sedang berdiri sendirian sambil melihat city light view yang terhampar di bawahnya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Kok nggak makan jagung bakar, Zee?" tanya Elki sewaktu ia mendekati Zivana yang sedang berdiri sendirian sambil melihat city light view yang terhampar di bawahnya. Zivana menoleh ke arah Elki dan tersenyum kecil.

"Dari dulu aku nggak pernah bisa suka sama yang namanya jagung bakar."

"Lho? Terus kenapa setuju sama usul Tabita buat berhenti?" tanya Elki bingung.

"I need a little rest …," jawab Zivana pelan. Sesaat mereka berdua terdiam. Elki memicingkan matanya saat melihat ke arah Zivana secara diam-diam.

"City lightnya bagus, ya?" ucap Zivana pelan, setengah merenung. Elki langsung mengikuti arah pandang Zivana.

"Emang kenapa sih kamu pengen banget liat city light?"

"Pengen aja … because I don’t know when I can see this city light view again ...," jawab Zivana pelasambil tetap melihat ke hamparan lampu di depannya.

"Haa??"

"Kayak ngeliat harapan di tengah keputusasaan, lanjut Zivana pelan tanpa mengindahkan interupsi yang datang dari mulut Elki.

"Maksudnya?"

"Kita cuma bisa ngeliat city light di tengah gelapnya malam, kan? Aku pribadi ngerasa kalo hal itu nunjukin bahwa di dalam setiap kegelapan pasti ada cahaya walaupun cuma setitik, di balik setiap keputusasaan pasti ada setitik harapan .... Walaupun aku udah nggak punya harapan itu lagi ...." Zivana mengucapkan kalimat terakhir dengan sangat pelan, sehingga hanya bisa didengar sebagai bisikan samar oleh Elki. Elki menatap Zivana dengan pandangan menyelidik.

"Zee, aku boleh tanya sesuatu nggak?"

"Tanya apa?"

"Ehm ... tapi kamu jangan tersinggung, ya?" ujar Elki waswas.

"Kenapa harus tersinggung? Ada apa sih, Ki?" tanya Zivana bingung.

"Ehm ... kamu ... kamu make?" tanya Elki pelan.

"Make? Make apa?" tanya Zivana semakin bingung. "Make baju?" lanjut gadis itu jenaka.

"Obat," jawab Elki tanpa basa-basi dan tidak terpengaruh oleh lelucon yang sempat dilontarkan oleh Zivana beberapa saat sebelumnya. Senyum yang tersungging di bibir Zivana lenyap, ia terdiam dengan mimik terkejut dan panik.

"Jadi bener kamu sekarang jadi pemakai? Jangan diterusin, Zee! Itu semua bakal ngerusak diri kamu sendiri!" kata Elki prihatin. Zivana tetap terdiam sambil menatap Elki.

Look At Me [✓]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang