【Enam Belas】

169 7 2
                                    

Cerita part sebelumnya
Tabita menginap di rumah Zivana sepulangnya mereka dari Dufan. Di sana lah Tabita mendapat kejelasan bahwa Zivana memang mantan pacar dari Ryan.

"Kamu kapan pergi ke Jepang, Zee?" tanya Ivy di telepon sore hari setelah Zivana mengantar Tabita pulang

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Kamu kapan pergi ke Jepang, Zee?" tanya Ivy di telepon sore hari setelah Zivana mengantar Tabita pulang.

"Besok aku pergi ke Jakarta dengan kereta paling pagi, udah gitu naik pesawat dengan penerbangan kedua dari Jakarta. Memangnya ada apa, Vy?" tanya Zivana sambil membuka laci meja kerjanya untuk memeriksa tiket kereta dan juga tiket pesawatnya.

Ivy terdiam sejenak. "Kapan kita bisa ketemu lagi, Zee?" tanyanya pelan.

Zivana terpaku menatap tiket-tiketnya dan juga sebuah berkas tebal yang menunjukkan berbagai grafik, diagram dan juga tabel yang ada di hadapannya sebelum akhirnya menjawab,

"Maybe tomorrow, the day after tomorrow, next week, next month, next year .… I don’t know, only heaven know."

Ivy kembali terdiam. "Aku akan selalu berharap yang terbaik untukmu, Zee," ujarnya pelan.

Zivana terdiam cukup lama sebelum akhirnya menghela napas panjang dan berkata dengan suara bergetar, "Terima kasih ... doa dan kasih sayang kalian sangat berarti untukku ...."

※※※

Subuh itu, Yose menemani Zivana menunggu kereta di stasiun.

"Beneran udah nggak ada yang ketinggalan, Kak?" tanya Yose sambil melihat barang bawaan Zivana yang banyaknya tidak jauh berbeda ketika ia datang. Zivana terdiam sejenak untuk mengingat-ingat sebelum akhirnya mengangguk. Mereka pun terdiam lagi.

"Apa yang pengen kamu omongin, Yos?" tanya Zivana lembut sambil menyentuh lengan adik sepupunya itu. Yose terdiam sejenak sebelum akhirnya menggeleng.

"Banyak banget yang pengen aku omongin, tapi aku nggak tau harus ngomong dari mana. Semuanya terlalu berarti untuk aku simpan sendiri, tapi aku juga nggak tau apa yang harus aku omongin duluan." Yose terdiam sambil menundukkan kepalanya dan memainkan jemari tangannya. Zivana menggenggam jemari adik sepupunya itu.

"Mulailah dari apa yang kamu rasain sekarang ini," katanya lembut sambil menatap adik sepupu yang duduk di sebelahnya itu.

"Aku nggak mau kakak pergi," ucap Yose pasti. Zivana menarik kembali tangannya dan secara perlahan mengalihkan pandangannya dari Yose ke orang-orang yang lalu lalang di depannya.

"Kamu tau itu nggak mungkin terjadi, Yos ...," respon Zivana pelan. Yose mengangguk kecil.

"Aku tau, Kak … tapi … hhh …." Yose terdiam sejenak.

Look At Me [✓]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang