Cerita part sebelumnya
Buku terakhir Zivana sudah terbit. Film pertama Zivana juga sudah tayang. Tabita, Ryan dan Elki akhirnya mengetahui keadaan Zivana sebenarnya. Zivana juga menitipkan hadiah ulang tahun untuk Ryan.Ryan terduduk di kamarnya dan membuka bingkisan yang dibawa oleh Elki malam itu. Sebuah amplop putih terjatuh saat ia membuka bingkisan itu. Ryan membuka dan membaca surat yang dibungkus oleh amplop putih itu.
Ryan, saat kau baca surat ini, berarti ini adalah hari ulang tahunmu. Aku mewakili Zee mengucapkan "Happy birthday" untukmu. Saat kau baca surat ini juga, berarti Zee sudah tidak ada di dunia ini, karena aku lah yang mengirim surat dan buku ini untukmu, bukan Zee sendiri.
Untuk jaga-jaga kalau saja kau tidak tahu, Zee sudah meninggal tanggal 21 Juni kemarin karena kanker otak yang dideritanya sejak awal tahun kemarin. Ia memang sudah didiagnosa oleh dokter tidak akan bertahan hidup lebih dari satu tahun, maka dari itu tahun kemarin ia pulang ke Indonesia dan pergi bersama kalian semua. Semua itu ia lakukan untuk membuat kenangan terakhir bersama kalian, kenangan terakhir bersamamu, kenangan yang akan ia bawa selama sisa hidupnya.
Ryan mengerjap-ngerjapkan matanya dan menghela napas panjang sebelum melanjutkan membaca surat itu.
Ryan, saat ini di tanah air kita tercinta ini muncul dua hal yang Zee buat untuk hadiah ulang tahunmu. Yang pertama adalah buku yang kukirim bersama surat ini dan yang kedua adalah film pertama Zee yang ditayangkan perdana hari ini. Zee sengaja meluncurkan dua hal itu bersamaan di hari ulang tahunmu sebagai hadiah ulang tahun untukmu.
Aku pernah bertanya kenapa harus sewaktu kau ulang tahun, padahal di antara kalian sudah tidak ada hubungan apa-apa lagi, sehingga dia tidak punya kewajiban untuk memberi hadiah kepadamu. Dan kau tahu apa jawabannya? Dia bilang, "Aku tetap ingin memberinya hadiah, Al ... hadiahku yang pertama dan terakhir, untuk dia ... yang lebih bahagia jika aku tidak ada di sampingnya."
Maka dari itu, Yan ... walaupun mungkin kau membencinya karena apa yang pernah dia lakukan padamu, tolong ... terimalah hadiah darinya ini. Hadiahnya yang ia tujukan padamu, hadiahnya yang pertama dan terakhir untukmu, yang lebih bahagia jika dia tidak ada di sampingmu.
- Alma -
※※※
Ryan menghela napas panjang untuk mengusir rasa sesak di dadanya. Ia pun mengerjap-ngerjapkan matanya untuk menghilangkan kabut yang mulai muncul di indra penglihatannya. Setelah beberapa saat berlalu, Ryan mengambil buku yang dikirimkan bersama dengan surat itu dan mulai membuka halaman pertama.
:: What I Want to Say ::
Seharusnya bukan aku yang menulis di sini, seharusnya bukan aku yang mengucapkan terima kasih saat ini, tapi ia ... sahabatku yang berada nun jauh di sana ... sahabatku yang tidak bisa lagi kutemui. Mewakili ia lah aku sekarang menulis, aku sekarang berucap, aku sekarang berterima kasih .....
KAMU SEDANG MEMBACA
Look At Me [✓]
General FictionMemaafkan orang lain itu sulit, tapi lebih sulit lagi untuk memaafkan diri sendiri. Itulah yang dirasakan oleh Anselma Zivana, gadis manis berusia 24 tahun yang kini berdomisili di Melbourne untuk meneruskan kuliahnya. Ia adalah gadis yang senang me...