Dua (b)

55 2 4
                                    

Lalu beberapa hari itu kita selalu mempunyai percakapan yang entah kenapa selalu membuatku tersenyum.

Dan kamu selalu menguatkanku dan membuatku tertawa beberapa hari itu.

Dan tibalah hari dimana kamu harus berangkat ke kota rantaumu itu.

Satu hari sebelum kamu pergi, sungguh aku tidak berani untuk membuka percakapan dahulu.

Aku takut mengganggumu yang sedang mempersiapkan segala-galanya.

Tapi entah keberanian apa malam itu aku mendahului untuk membuka percakapan.

Karena aku membutuhkanmu.

Lalu kuingat kamu tertidur, namun tidak apa bagiku karena aku tidak mau merepotkanmu di kala itu.

Kau tau?

Aku membuka story instagrammu dan kamu menyetel musik yang entah kenapa itu menunjukkan sesuatu kepadaku.

Tapi disaat itu aku tidak peka.

Dan seketika air mata itu datang lagi untuk yang keberapakalinya aku tidak tau.

Minggu.

Kau ingat ketika kau mengirimkan pesan kepadaku bahwa kau akan berangkat?

Aku menangis dengan hebatnya di kamar.

Dan menghabiskan tisu beberapa lembar.

Cengeng ya?

Tapi setelah itu kamu harus tau aku telah ikhlas untuk melepasmu pergi ke kota rantaumu 😊

Dan selamat berjuang di kota rantaumu saat ini.

Pergilah kasih.

Kejarlah keinginanmu selagi masih ada waktu.

Jangan hiraukan dirimu aku rela berpisah demi untuk dirimu
Semoga tercapai segala keinginanmu.

D'masiv
Pergilah Kasih


Your Friend.

TERUNTUK KAMUTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang