Ada, namun tak nampak. Tak ada yang tau pasti dimana kota itu berada. Perwujudan miniatur dunia didalamnya. Ada yang bilang terletak disekitar Benua Eropa. Ada yang bilang dekat dengan Negara Yunani. Ada yang bilang terletak ditengah pusat dunia. S...
Jimin hanya menatap keluar jendela selama divination classnya berlangusng.
“Kau..siapa?”
Dua kata yang terus mengiang ditelinga Jimin. Lihat saja dia langsung mengambrukkan kepalanya diatas meja. Tak peduli dengan penghuni kelas yang terkejut akibat suara yang ia timbulkan.
“Jimin? Apa ada masalah?” ucap Miss Chloe padanya. Dan itu tetap membuat Jimin tak bergerak sedikit pun. Melihat muridnya yang seperti itu, Miss Chloe melangkahkan kakinya menuju meja Jimin, dan mengetuk pada mejanya hingga muridnya itu menegakkan punggungnya dengan wajah kebingungan. “Apa setelah meninggalkan akademi kau lupa dengan peraturan kelasku?”
“Maaf Miss..saya tidak fokus.”
“Maju kedepan. Kau akan menjadi contoh untuk teman-temanmu.” Miss Chloe kembali menuju ke depan diikuti dengan Jimin dibelakangnya. Miss Chloe membuka kain hitam penutup bola krystal bening dimejanya itu. Semua anak-anak terkhusus perempuan mengagumi bola berkilau itu.
“Bola ini bisa dijadikan media untuk meramal. Bola ini akan berubah warna sesuai yang diramalkannya. Bagian itu tentu kalian harus menghafalnya kids. Cara kerjanya, dengan hanya tempelkan kedua telapak tangan kalian pada bola ini. Jimin.”
Jimin mengangguk dan menempelkan kedua tangannya. Murid-murid lainnya mulai memperhatikan sembari menganalisa penjelasan warna pada buku mereka. Perlahan bola krystal itu berwarna merah darah, lalu menggelap. Hingga warnanya menjadi marun.
“Apa ada yang bisa menjawab apa yang di—“ getaran bola krystal memotong kalimat Miss Chloe. Getaran itu membuat mejanya tak diam lagi. Buku-buku mulai berjatuhan. Dan dia menatap warna bolanya itu. Merah pekat hingga hampir menjadi hitam.
Semua anak-anak tercengang dengan itu. Mereka mulai beranjak dari bangkunya untuk sedikit menghindar. Jimin berusaha melepas tangannya namun itu sungguh sulit. Hingga terdengar sebuah retakan dari bola itu. Dan— BRAK! PRANG!
“AAAA!” beberapa perempuan berteriak nyaring.
Jimin tersungkur akibat Jhope yang mendorongnya dengan sangat kuat. “Apa ada yang terluka?” tanya Miss Chloe dengan nada yang sangat khawatir dan syok. “Kelas berakhir kids.”
Semua anak-anak keluar dengan melirik kearah Jimin. Jhope bangkit dan menyuruh Jimin untuk segera keluar bersamanya, V, dan Jungkook. Namun Jimin seperti enggan.
“Miss Chloe apa yang—“
“Kelas berakhir Jimin. Tolong keluar.” Nada yang tegas itu membuat Jimin menahan apa yang dia inginkan dan keluar begitu saja melewati ketiga temannya itu.
“Jimin!” Jungkook dan V mengejarnya keluar.
“Apa arti warna itu Miss?” tanya Jhope dengan sedikit nada desakkan.
“Apa kau tak mendengar apa yang aku suruh? Keluar.” Miss Chloe menatap Jhope dengan serius.
“Bila itu buruk. Kumohon beritau sebelum semuanya terlambat. Jangan melanggar aturan Miss.” Jhope melangkahkan kakinya keluar. Dan pada saat itu dia berpapasan dengan Kim di ambang pintu. Kim tersenyum sinis padanya sebelum masuk kembali ke kelas dan menutup pintunya dengan rapat. Percayalah hal itu membuat Jhope penasaran. Dia berniat menguping bila tidak ingat dengan Jimin.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.