Jimin..
Jim jawab aku..
Baiklah dengar..aku mencintaimu
Cahaya senja mentari menyentuh wajah Jimin dengan lembut. Suara samar-samar didalam kepalanya membuatnya semakin sadar dan membuka kedua kelopak matanya. Mempertemukan manik dengan cahaya jingga surya yang mengucap pamit untuk tenggelam. Dia mengerjapkan matanya keatas langit-langit yang setengah roboh didalam ruangan yang dimana debu-debu berterbangan. Menggerakan tubuhnya yang dirasa nyeri dibeberapa bagian, memebuatnya mendesis pelan.
Jimin bangkit perlahan, bersusah payah, menahan rasa sakit pada tubuhnya. Setelah menegakkan tubuhnya, betapa terkejutnya dia melihat keadaan akademi yang berantakan. Dinding yang roboh, kaca yang pecah, tubuh-tubuh yang berserakkan, juga bercak darah dimana-mana. Begitupun darah yang menetes dari lengannya. "Sial."
Jimin langsung menutupi lukanya agar tidak semakin banyak darah yang keluar. Seketika dia terdiam, mengingat apa yang baru saja terjadi. Tepatnya siang tadi setelah Yugyeom memanggil Jungkook dan yang lainnya untuk sidang. Semua beranjak dari tempat duduk mereka, V, Suga, Jhope dan tentu dirinya. Keluar dari ruang penuh kenangan itu. Mereka berjalan menyusuri lorong untuk menuju ruang sidang akademi.
Tentu disana Karin sudah menunggu, berdiri ditengah ruang, didepan para guru juga kepala akademi yang tengah duduk rapih ditempatnya. Karin terdiam diantara deretan kursi kayu tiga tingkat, sisi kanan dan kiri. Terlihat Joe terduduk disisi kanan bersama Kevin yang mendampingi Suga, Kai yang mendampingi Jimin, Luhan yang mendampingi Jungkook dan Baekhyun yang mendampingi V. Anne yang berada disisi kiri, menatap lekat Karin sebelum derap kaki itu membuat tatapannya berpindah. Wajahnya sedikit ditekuk saat maniknya mendapati Suga.
Jimin, Jungkook, V, dan Suga menjajarkan kakinya disamping Karin. "Kau gugup?" Suga yang berdiri tepat disamping Karin bertanya tanpa menoleh. "Sedikit."
"Hi An. Kau baik?" Jhope memilih duduk disamping Anne dan membuatnya mengangguk. "Mana Lourine?"
"Entahlah, dia tiba-tiba menghilang. Dhampirmu juga tak ada. Kemana Sehun?"
"Terakhir kulihat dia pergi bersama Suho dan Lay."
Anne terdiam berpikir sejenak. "Suho kehilangan vampirenya dan Lay kewalahan dengan vampirenya yang keras kepala itu. Kasihan mereka."
"Baiklah kita mulai saja persidangan hari in—"
BRAK!, pintu yang dibuka secara kasar itu memotong pembukaan Prof. Adam. Semua yang duduk berdiri, kelima orang yang berjajar ditengah membalikan tubuhnya. Mereka menatap dengan terkejut.
"LAY!" Joe langsung berlari diikuti Kai, Kevin dan Baekhyun kearah Lay yang tengah dirangkul oleh Suho dan Sehun dalam kondisinya yang terluka.
"Ada apa ini?" tanya Prof. Adam membuat semua orang berwajah serius.
"K-kota.." Suho mengatur nafasnya. "Kota diserang."
"Kami mendengar Kota berangsur mati. Ablu Lake menghitam. Penyerangan terjadi. Kami bergegas pergi membantu bersama sebagian dhampir lainnya namun ditengah perjalanan. Kawanan strigoi dengan striwolf menghadang dan menyerang kami." Jelas Sehun membuat semua vampire merasa tidak aman, ditambah.. "Mereka menuju kesini."
Tak lama sebuah dentuman besar dan jeritan terdengar dari luar. "Sir Dominic, kerahkan semua dhampir, kita semua harus bergegas ke stasiun kota, Luminous kita akan hancur." Prof. Adam bergegas pergi bersama jajarannya. Membantu, melindungi, dan menyelamatkan. Tiga kata itu yang harus digenggam kuat, satu lagi, menyerang.
"Kids, ayo ambil perlengkapan dan paku perak diruang peralatan." Sir Dominic membuat para dhampir mengangguk. "Dan kalian para vampire, berusaha untuk tetap terlihat oleh dhampir kalian."
"Izinkan kami membantu." Jimin membuat Sir Dominic menoleh padanya.
"Kamilah yang harus menjaga kalian." Jawab Sir Dominic tegas.
"Kita menjaga satu sama lain." Ucap Suga membuat Sir Dominic menatap dengan tatapan antara setuju dan tidak. Namun bagi para vampire itu adalah sebuah persetujuan yang tersirat.
Jhope meminta agar Sehun membawa Lay ke UKS terlebih dahulu, untuk sedikit memperingan rasa sakitnya dengan obat.
Mereka semua berlari keluar ruang sidang. Disambut dengan segerombolan striwolf dan strigoi yang berlari dan menyerang sana sini. Para vampire kalang kabut, berlari tanpa arah. Para dhampir berusaha melawan. Sir Dominic memimpin mereka, berlari menuju ruang peralatan. Suga menggenggam erat tangan Karin. Jungkook, Jimin, V dan Jhope beserta dhampir mereka mengikuti.
"S-suga.." Karin syok melihat keadaan yang mengerikan. Pembantaian para vampire.
"Dimana Bianca? Dimana dhampirmu?" tanya Suga mengalihkan pembicaraan, berusaha sedikit menenangkan.
Mereka terus bergerak dan menyelinap. Kaki cepat mereka membuat mereka sampai ke ruang peralatan yang pintunya telah rusak, dalamnya sangat berantakan. Sir Dominic memerintahkan mereka untuk bergegas. Mengambil senjata dan apapun untuk menjadi perlindungan. Beruntungnya selain paku perak, disanapun terdapat samurai, pedang, dan panahan. Front dhampir memang diajarkan banyak mengenai penggunaan senjata selain bela diri.
"SIR!" seorang dhampir berseru dan berlari masuk.
"Bianca!" Karin senang menemukan dhampirnya. Dia merasa lebih aman saat ini.
Bianca dengan penampilannya yang cukup berantakan mengatur nafasnya sebelum menjelaskan apa yang dia lihat. "Mereka membunuh dhampir, dan menggigit para vampire. Para dhampir kewalahan, vampire-vampire kami berubah dan..dan jumlah mereka bertambah..kita tidak bisa berhasil Sir! Kita..kita hiks.." Bianca menunduk dan menangis. "..aku gagal menjadi dhampir..hiks.."
Karin mendekati Bianca dan memeluknya. "Walaupun nantinya kita akan kalah, buatlah kekalahan itu berarti. Kau dhampir, kau kuat. Kita kuat, kita bersama." ujar Sir Dominic mengoptimiskan murid-muridnya.
Rrrrr. Tiba-tiba suara geraman itu membuat semuanya terpaku. Striwolf. Tidak hanya satu, namun tiga. Mereka seperti hidangan istimewa dimata binatang lebih dari buas itu. Mereka semua memegang senjata dan tak lupa paku perak. Jungkook, V, Suga, Jimin, dan Karin dicoveri dengan dhampir-dhampir mereka. Membuat suatu lingkarang ketika ketiga striwolf berjalan memutari mereka.
Salah satu striwolf yang berdiri didepan Luhan, menyerang dengan mendorong mereka. Pedang yang ia ayunkan meleset. Mereka berdua belas pun terdorong jauh dan tergeletak dilantai dengan ringisan. Sir Dominic bangkit berlari dan melompat menaiki salah satu striwolf dan menusuknya dengan paku perak tepat di atas kepalanya. Luhan dan Kai mengikuti apa yang gurunya itu lakukkan.
"Kids sekarang!" Sir Dominic menginginkan mereka berlari pergi meninggalkan ruangan ini. Bianca menggenggam Karin, berlari keluar dari ruangan. Kevin berlari dibelakang Suga. Luhan dan Jungkook, V dan Baekhyun. Jimin dan Kai. Jhope yang terakhir, disusul Sir Dominic.
Sir Dominic berusaha membawa mereka keluar dari akademi dengan menaiki salah satu bis. Semua bergegas namun Jhope tertahan. Dia meminta semua melanjutkan langkahnya, namun dia akan berbalik menuju UKS. Dia akan pergi bersama Sehun, Lay dan Suho. "Aku ikut." Ucap Jimin yang berarti Kai juga ikut.
Darisitulah mereka terpisah. Kai, Jimin dan Jhope berlari dengan menyerang sebisa mungkin yang menghadang mereka. Menancapkan beberapa leher strigoi dengan paku perak yang dibawa dan saat ruang UKS sudah tak jauh lagi, seekor striwolf berlari menabrak mereka bertiga, dengan menubruk tembok hingga retak dan rubuh.
Itulah yang membuat pandangan Jimin menggelap dan terbangun meringis dengan tangannya yang terluka.
![](https://img.wattpad.com/cover/74393319-288-k828489.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Luminous (Sequel of Red Hair)
FanfictionAda, namun tak nampak. Tak ada yang tau pasti dimana kota itu berada. Perwujudan miniatur dunia didalamnya. Ada yang bilang terletak disekitar Benua Eropa. Ada yang bilang dekat dengan Negara Yunani. Ada yang bilang terletak ditengah pusat dunia. S...